Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Stasiun Purwokerto Pasca Lebaran: Ada Cinta di Balik Keheningan dan Perjalanan
10 April 2025 9:34 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Siti Nurohmah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di Stasiun Purwokerto, suasana pasca Lebaran memancarkan ketenangan yang penuh makna. Dari luar, tampak bagaian luar stasiun yang modern dengan desain yang lebih tertata, menyambut setiap penumpang dan pengunjung dengan hangat. Gerbang utama yang megah menjadi simbol perjalanan baru bagi banyak orang, sebuah pintu menuju cerita dan cinta.

Memasuki area parkir, suasana lengang terasa menenangkan. Deretan kendaraan terparkir rapi, menjadi saksi bisu pertemuan dan perpisahan yang terjadi di Stasiun Purwokerto, suasana pasca Lebaran terasa tenang namun tetap hidup.
ADVERTISEMENT
Meski tak ramai, tempat parkir ini menyimpan cerita cinta dan rindu yang terbayar setelah perjalanan panjang. Setiap kendaraan yang terparkir menyimpan kisahnya sendiri, dari perjalanan panjang hingga momen-momen berharga yang akan dikenang selamanya. Di balik suasana tenang ini, ada harapan baru yang mengalir, menanti untuk diceritakan dalam perjalanan selanjutnya.
Di Pos Kedatangan, keheningan terasa lebih mendalam. Meskipun tidak seramai hari-hari puncak arus mudik, stasiun ini tetap hidup dengan cerita, cinta, dan harapan dari para pemudik yang baru tiba. Seorang bapak taksi yang dengan sigap menawarkan jasanya, keluarga yang siap memberikan pelukan hangat dan senyuman penuh kebahagiaan.
Beranjak ke pintu keberangkatan, suasana berubah menjadi dinamis. Penumpang bersiap untuk melanjutkan perjalanannya, sementara jadwal kereta terpampang jelas di papan informasi. Di sini, momen perpisahan mulai terasa lebih nyata. Salah satu keluarga kecil terlihat berdiri di dekat pintu keberangkatan ayah, ibu, dan dua anaknya. Sang ayah bersiap untuk merantau ke Jakarta demi masa depan keluarga yang lebih baik.
Sebuah keluarga kecil berdiri di dekat pintu keberangkatan. Ayah, seorang pria sederhana dengan tas di pundaknya, bersiap untuk merantau ke Jakarta. Di sampingnya, seorang ibu berdiri tegar sambil tersenyum bahagia. Ayah menunduk, menatap anak-anaknya dengan senyum yang penuh kasih. "Ayah pergi untuk bekerja, supaya kita bisa hidup lebih baik," katanya dengan suara lembut. Sang ibu, meski berusaha kuat, tak mampu menyembunyikan rasa harunya. Ia tahu bahwa perjalanan ini bukanlah hal yang mudah, tetapi cinta dan tanggung jawab ayah untuk keluarga adalah alasan terbesarnya.
ADVERTISEMENT
Sebelum melangkah menuju kereta, ayah memeluk dan mencium tangannya satu per satu. Pelukan itu terasa hangat dan lama, seolah ingin menyampaikan semua rasa cinta yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ketika kereta akhirnya tiba dengan suara deru mesin dan bunyi peluitnya yang khas, semua orang bergegas menuju peron. Ayah melangkah perlahan menjauh dari keluarganya, langkahnya perlahan menjauh meninggalkan keluarga kecil itu yang tetap berdiri di tempat, melambaikan tangan hingga sosoknya tak lagi terlihat.
Di balik keheningan stasiun ini, ada cinta yang begitu besar. Keheningan ini bukanlah kekosongan ia menyimpan harapan dan doa-doa tulus yang mengiringi setiap langkah menuju perjalanan panjangnya. Ada cinta di balik keheningan Stasiun Purwokerto pasca Lebaran, sebuah cinta yang menjadi kekuatan untuk terus melangkah meski jarak akan memisahkan sementara waktu.
ADVERTISEMENT