Kritik Sosial dalam Drama karya Wisran Hadi

Siti Ummul Khoir saifullah
Halo, saya adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra di UIN Jakarta.
Konten dari Pengguna
11 Desember 2020 5:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Ummul Khoir saifullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Wisran Hadi. Sumber Google.
zoom-in-whitePerbesar
Foto Wisran Hadi. Sumber Google.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peran naskah drama tidak dapat dilepaskan dari kritik sosial. Naskah drama merupakan merupakan salah satu bentuk dari karya sastra. Hadirnya karya sastra tidak hanya menyajikan keindahan saja tetapi juga menyajikan makna kehidupan. Sastra, termasuk naskah drama menjadi sarana yang dipakai untuk menggambarkan kehidupan yang ditangkap oleh sang pengarang (Melani:2002). Dari potret kehidupan yang digambarkan oleh pengarang itulah kemudian hadir sebuah kritik sosial. Naskah drama dapat dijadikan pengarang sebagai sarana untuk menyampaikan kritik sosial. Salah satu naskah drama yang mengandung kritik sosial yakni naskah drama “Nyonya-Nyonya” karya Wisran Hadi.
ADVERTISEMENT
Sebelum masuk ke sana, mari kita kenalan terlebih dahulu dengan Wisran Hadi.
Siapakah Wisran Hadi?
Wisran Hadi, seorang dramawan, novelis, penyair, dan cerpenis yang lahir di Lapai, Padang, pada tanggal 27 Juli 1945. Nama Hadi yang disematkan di akhir namanya adalah singkatan dari nama orang tuanya, Haji Darwas Idris. Lahir di tanah Minangkabau membuat masa kecil Wisran banyak dipengaruhi oleh kesenian Minangkabau tradisional.
Wisran Hadi yang sempat mengenyam pendidikan di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta tidak hanya bergelut pada dunia lukis saja, tetapi juga aktif di berbagai kegiatan kesenian. Ia bahkan pernah mengikuti International Writing Program di Lowa University dan kegiatan observasi teater ke berbagai negara.
ADVERTISEMENT
Kegigihannya dalam menulis membuat ia banyak menerima penghargaan dari DKJ. Ia juga sangat produktif. Dari tangannya, telah banyak sekali melahirkan karya cerpen, puisi, novel, dan drama. Wisran Hadi telah melahirkan sebanyak 50 karya naskah drama. Salah satu naskahnya yang terkenal yakni naskah drama Nyonya-Nyonya. Naskah tersebut ditulis pada tahun 1982.
Bercerita Tentang Apa Naskah Drama "Nyonya-Nyonya"?
Naskah drama "Nyonya-Nyonya" bercerita tentang seorang Tuan pedagang barang antik yang gemar menghampiri rumah seorang Nyonya bersuamikan Datuk. Pedagang antik yang kerap datang ke rumah Nyonya untuk berteduh pun kerap juga mendapat omelan Nyonya karena khawatir keberadaan Tuan menimbulkan pandangan negatif dari tetangga. Setiap kali Nyonya mengusir Tuan untuk pergi ke rumah, Tuan selalu tidak mau dengan berbagai alasan. Tuan bahkan rela membayar tempat yang menjadi teduhannya. Mulai dari teras rumah, kursi ruang tamu, kursi dapur, hingga kamar Nyonya. Nyonya mau bagian-bagian dari rumahnya dibeli jika harganya tinggi.
ADVERTISEMENT
Nyonya yang bersuamikan Datuk juga diceritakan memiliki Ponakan A, Ponakan B, dan Ponakan C. Para Ponakan tersebut rela membohongi Nyonya terkait harta pustaka demi mendapatkan uang dari Nyonya. Mereka melakukannya agar uang yang didapatkan bisa digunakan untuk membiayai biaya rumah sakit Datuk yang sudah lama dirawat. Dengan begitu, mereka tidak lagi dikatakan sebagai ponakan yang tidak tau adat.
Kritik Sosial Dalam Naskah Drama "Nyonya-Nyonya"
Di dalam naskah, tokoh-tokoh perempuan digambarkan sebagai perempuan yang materialis serta perempuan yang mengalami kemerosotan moral. Tokoh Nyonya digambarkan sebagai perempuan yang rela menjual harga dirinya demi uang. Tokoh-tokoh Keponakan digambarkan sebagai tokoh yang rela berbohong dan mengancam berbuat kekerasan demi untuk mendapatkan uang.
ADVERTISEMENT
Melalui sikap-sikap yang digambarkan dalam naskah itulah yang membuat naskah drama ini hadir untuk memberikan kritik pada kemorosotan moral yang terjadi di masyarakat. Seperti tindakan korupsi, tindakan suap, memudarnya rasa hormat pada orang yang lebih tua, dan mudahnya masyarakat melakukan tindakan kekerasan.
Tidak hanya itu, dialog di dalam naskah yang bertuliskan, “Tuan: Benar juga firasat saya. Dimana pun juga di atas dunia ini, rumah mewah selalu tidak ramah pada tamu!” juga menjadi kritik sosial bagi orang-orang kaya yang memiliki sikap individualisme.
Meski naskah drama "Nyonya-Nyonya" ditulis pada tahun 1982, tetapi kritik sosial yang terkandung masih sangat relevan dengan keadaan saat ini.
Saat ini kita telah dihadapkan dengan potret kehidupan dimana pemerintah banyak yang melalukan tindakan korupsi dan suap-menyuap. Banyak juga ditemukan masyarakat, atau mungkin saudara kita sendiri yang sudah kehilangan sikap untuk menghormati antar sesama. Sikap masyarakat yang mudah main hakim sendiri juga menandakan bahwa kita dihadapkan dengan masyarakat yang mudah melakukan kekerasan.
ADVERTISEMENT
Hadirnya naskah drama "Nyonya-Nyonya" karya Wisran Hadi yang membawa kritik sosial yang juga masih relevan dengan keadaan sekarang itulah membuat naskah ini banyak dipentaskan oleh para pegiat seni teater.