Konten dari Pengguna

Pohon Pinisilin yang Kaya akan Manfaatnya

sitiiswatunhasanah
Mahasiswa yang masih aktif di UIN Syarif Hidayatullah dalam bidang jurusan Pendidikan Biologi.
19 Juni 2024 11:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari sitiiswatunhasanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pohon Pinisilin (Sumber: Foto Dokumen Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Pohon Pinisilin (Sumber: Foto Dokumen Pribadi)
ADVERTISEMENT
Tumbuhan yodium (Jatropha multifida Linn), juga dikenal sebagai "Pohon Pinisilin" atau "Jarak Cina", tinggal di semak dengan tinggi dua meter. Itu memiliki batang berkayu, pangkal yang membesar, bergetah, dan penampang bulat. Daun ini memiliki satu daun yang berlekuk dan bersudut 3 atau 5, berdaun tunggal, tersebar, dengan ujung runcing, pangkal bulat, dan panjang 15-20 cm. Tulangnya menjari dengan 5 hingga 7 tulang utama dan berwarna hijau, dengan permukaan bawah lebih pucat. Tangkai daun panjangnya antara 4 dan 15 cm.
ADVERTISEMENT
Bunga Yodium, juga dikenal sebagai jarak cina, mulai muncul saat tanaman berumur tiga hingga empat bulan. Berbunga majemuk dengan tangkai, bentuk malai, delapan benang sari, tiga putik, dan kelopak bercabang. Kepala sari berbentuk tapal kuda. Pembungaan biasanya terjadi pada musim kemarau, dan bunga juga muncul pada musim hujan. Bunga muncul di ujung percabangan. Bunga memiliki panjang 6-23 mm.
Buah berbentuk kotak bulat telur dengan diameter 2-4 cm. Saat muda, buah berwarna hijau, dan saat tua, buah berwarna coklat. Berbentuk bulat lonjong dan berwarna coklat kehitaman, biji ini Ini adalah biji yang mengandung banyak minyak. Batang kulit bertekstur halus, berwarna abu abu atau kemerah-merahan. Setiap mata ruas batang memiliki titik pertumbuhan daun dan cabang. Percabangannya tidak teratur, dan rantingnya tebal dan berbentuk bulat. Panjang ruas batang bervariasi tergantung pada variatesnya. Batang memiliki diameter sekitar 5 hingga 7 cm.
Getah Pohon Pinisilin (Sumber: Foto Dokumen Pribadi)
Orang-orang biasanya menggunakan Tanaman Yodium (Jatropha multifida Linn) untuk mengobati luka pada kulit seperti luka gores dan luka sayat. Senyawa fitokimia flavonoid, fenolik, dan terpenoid yang ditemukan dalam getah pohon yodium ini memiliki sifat antibakteri yang melawan Staphylococcus aureus.
ADVERTISEMENT
Ada juga yang telah digunakan sejak lama dalam pengobatan tradisional. Minyaknya digunakan untuk mengobati perut, kulit, dan rematik. Sari pati daunnya digunakan sebagai obat batuk dan antiseptik setelah melahirkan. Selain itu, bagian tanaman jarak telah digunakan untuk mengekstrak zat yang dapat meredakan peradangan dan luka. Mereka memiliki sifat antimoluska, antiserangga, dan antijamur. Phorbol ester jarak dianggap sebagai salah satu racun utamanya.
Penyembuhan luka gores terdiri dari beberapa fase, termasuk koagulasi, inflamasi, dan fibroplasia, yang membutuhkan waktu tiga hingga enam jam. Kemudian terbentuk sitokin, metabolisme matriks ekstraseluler, sintesis kolagen, degradasi kolagen, substansi dasar, kontraksi luka, epitelisasi, dan nutrisi, yang membutuhkan waktu tiga hingga enam jam untuk mencapai penyembuhan luka.
Kemampuan biologis senyawa alkaloid sangat memengaruhi kemampuan senyawa alkaloid sebagai antibakteri. Keaktifan biologis senyawa alkaloid dapat mengubah dan merusak DNA bakteri. Inti sel bakteri akan menjadi lisis jika inti sel DNA rusak. Lisis menyebabkan kerusakan sel bakteri sehingga sel bakteri tidak dapat melakukan metabolisme.
ADVERTISEMENT
Beberapa saponin berfungsi sebagai antimikroba, dan saponin tertentu menjadi penting karena dapat diperoleh dari beberapa tumbuhan dengan hasil yang baik dan digunakan sebagai bahan baku untuk sintesis dalam bidang kesehatan. Saponin juga merupakan senyawa aktif yang kuat, menimbulkan bisa jika dikocok dalam air dan sering menyebabkan hemolisis sel darah merah pada konsentrasi yang rendah. Satu jenis glukosida, saponin, dapat larut dalam etanol dan air, tetapi tidak larut dalam eter.
Tanin adalah fenol, senyawa aktif tumbuhan dengan rasa sepat dan kemampuan untuk menyamak kulit. Aktivitas antibakteri tanin sebagian besar dilakukan dengan merusak membran sel bakteri. Selain itu, senyawa astringent tanin dapat memicu pembentukan ikatan kompleks terhadap enzim atau substrat mikroba serta terhadap ion logam, yang dapat meningkatkan toksisitas tanin sendiri.
ADVERTISEMENT