Konten dari Pengguna

Sejarah Perkembangan Pertanian Islam

Siti Nurhanisyah
Mahasiswi jurusan Sejarah Peradaban Islam disekolah tinggi ilmu adab dan budaya islam tasikmalaya
31 Oktober 2024 8:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Nurhanisyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pertanian dalam bahasa Latin disebut dengan Agricultura, yang berasal dari kata ager yang berarti tanah, lapangan, atau ladang, dan cultura yang berarti memelihara, membajak, atau mengamati. Dalam kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary, istilah agriculture didefinisikan sebagai sains atau praktik pertanian. Dalam bahasa Arab, pertanian diwakili oleh istilah al-filāḥah, yang mencakup konsep yang lebih luas, sementara az-ziraʿah merujuk pada pertanian dalam arti sempit, yaitu proses menanam. Kata filahah sendiri berarti "cultivation" atau "tillage" (mengolah tanah), dan pelaku nya disebut al-fallah, yang berarti petani atau pengolah tanah. Kata filahah berasal dari kata dasar falaha, yang berarti mengolah tanah, serta memiliki makna untuk berkembang, makmur, dan berhasil .
Sumber: https://www.canva.com/design/DAGU81LH0nw/Ht3mmZFl7phLro7yR1clpQ/edit
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: https://www.canva.com/design/DAGU81LH0nw/Ht3mmZFl7phLro7yR1clpQ/edit
Dalam beberapa literatur sejarah Islam, perkembangan pertanian dimulai sejak zaman Rasulullah SAW, di mana kaum Anshar menunjukkan perhatian besar terhadap bidang tersebut tanpa diperintahkan untuk meninggalkan profesi pertanian. Pertanian saat itu menjadi jembatan penghubung antara kaum Anshar dan Muhajirin.
ADVERTISEMENT
Pada masa khilafah, terutama di bawah kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab, berbagai kebijakan untuk kemajuan pertanian dirumuskan, termasuk pengkaplingan tanah, penggarapan lahan yang tidak terpakai, serta pengelolaan tanah dan air yang dilindungi oleh kekhalifahan. Perkembangan ini berlanjut hingga masa Daulah Abbasiyah di bawah Khalifah Harun Ar-Rasyid, yang sangat memperhatikan kesejahteraan petani dengan meringankan pajak hasil bumi dan bahkan membebaskan sebagian dari mereka, sehingga kondisi pertanian semakin membaik .
Kerajaan Islam telah berkembang pesat di seluruh Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Tengah, serta merambah ke beberapa bagian Eropa, Afrika, dan Asia Tenggara. Terdapat lima kerajaan utama Islam yang berdiri sejak pemerintahan Nabi Muhammad SAW pada tahun 622 M hingga runtuhnya kerajaan Islam terakhir pada tahun 1924 M, yang menyebabkan negara-negara Islam terpecah menjadi entitas modern dengan pemerintahan masing-masing .
ADVERTISEMENT
Peradaban Islam, yang dimulai dari zaman Rasulullah SAW dan para sahabat, telah melalui perjalanan panjang dengan berbagai kepemimpinan khalifah dan sultan. Salah satu zaman kegemilangan dalam peradaban ini adalah Zaman Keemasan (The Golden Age) yang berlangsung dalam Daulah Abbasiyah pada abad ke-8 hingga ke-14, di mana peradaban Islam mencapai puncak kejayaan dalam kekuasaan, peradaban, dan ekonomi.
Selama pemerintahan Khalifah Al-Mahdi, ekonomi kerajaan mulai berkembang pesat, terutama dalam sektor pertanian melalui inovasi irigasi dan peningkatan hasil pertanian. Banyak ilmuwan Islam muncul pada masa ini, termasuk di bidang pertanian. Pertanian telah menjadi tulang punggung ekonomi dan kehidupan manusia sejak zaman purba, membentuk dan membangun peradaban di seluruh dunia .
Setelah periode Khulafaurrasyidin, sektor pertanian mengalami perkembangan yang signifikan, terutama pada masa khalifah Daulah Abbasiyah di bawah pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid. Khalifah ini sangat peduli, mendukung, dan menghargai para petani dengan meringankan pajak hasil pertanian, bahkan ada yang dihapuskan sama sekali .
ADVERTISEMENT
Beberapa upaya untuk mendorong kemajuan kaum tani meliputi perlakuan baik dan adil terhadap ahli zimmah dan mawali, serta menjamin hak milik dan keselamatan mereka agar dapat bertani di seluruh penjuru negeri. Selain itu, tindakan tegas diambil terhadap pejabat yang berlaku kejam terhadap petani, serta perluasan daerah pertanian dilakukan untuk meningkatkan hasil. Penting juga untuk membangun dan memperbaiki infrastruktur transportasi ke daerah pertanian, baik melalui jalur darat maupun air, serta mengembangkan bendungan dan kanal untuk mendukung irigasi yang efisien .