Konten dari Pengguna

Dimensi Baru dalam Diagnosa Medis

Siti Nurul Maulidah
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
13 November 2023 6:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Nurul Maulidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber foto: www.istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto: www.istockphoto.com
ADVERTISEMENT
Apakah anda pernah melihat alat CT scan?
Sebagian dari kita mungkin pernah melihat alat CT scan, alat ini ditemukan di berbagai rumah sakit besar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam dunia medis yang terus berkembang, teknologi dan sains sangat berperan penting dalam meningkatkan pemahaman kita terhadap tubuh manusia dan cara mengobatinya. Salah satu penemuan terpenting dalam diagnostik media adalah CT scan, teknologi ini telah mengubah cara kita mendeteksi, mendiagnosis dan ;merawat berbagai kondisi kesehatan.
CT scan atau Computed Tomography scan adalah teknologi diagnostik medis yang telah mengalami perkembangan pesat sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1970-an. Teknologi ini menggunakan bantuan sinar-X dan pemrosesan komputer untuk menghasilkan gambar potongan tubuh secara mendetail, sehingga memungkinkan dokter untuk mendiagnosis berbagai kondisi medis.
Metode pendeteksian konvensional dalam CT scan menggunakan sinar-X untuk membuat gambar tubuh manusia, sinar-X ini akan melewati tubuh pasien dan detektor akan mengukur berapa banyak sinar-X yang mencapai detektor setelah melewati tubuh. Semakin banyak sinar-X yang diserap oleh jaringan tubuh, semakin terang warna yang akan tertera pada gambar CT.
ADVERTISEMENT
Radiograf konvensional menggambarkan objek sebagai gambar dua dimensi. Hal ini mengakibatkan jaringan yang terlalu berlebihan ditumpangkan pada gambar, keterbatasan radiografi konfensional. Keterbatasan radiograg konvensional adalah ketidakmampuan untuk membedakan antara dua jaringan dengan kepadatan. Keuntungan utama CT daripada radiograf konvensional adalah dalam penghapusan struktur superimposed, kemampuan untuk membedasakan perbedaan kecil dalam kepadatan struktur anatomi dan kelainan, dan atasan kualitasan gambar. (Dewilza, Nerifa., 2012)
sumber foto: www.istockphoto.com
Perkembangan metode pendeteksian terbagi menjadi 3, yaitu pendeteksian berdasarkan rotasi, pendeteksian berbasis komputer dan pendeteksian berbasis kontras. Metode pendeteksian berdasarkan rotasi dengan mesin berputar cepat mengelilingi pasien, keadaan ini untuk mengumpulkan data dari berbagai sudut yang kemudian digunakan untuk membangun gambar tiga dimensi secara mendetail. Dengan metode ini, CT scan dapat mendeteksi perubahan kecil dalam tubuh seperti tumor, pendarahan dan lainnya. Metode pendeteksian berbasis komputer ini, memanfaatkan komputer dalam memproses data yang dikumpulkan selama pemindaian dengan meningkatkan kontras dan membuat gambar lebih jelas dalam mengidentifikasi masalah dalam tubuh pasien. Sedangkan metode pendeteksian berbasis kontras memanfaatkan agen kontras melalui injeksi intravena atau melalui konsumsi oral sebelum pemindaian, agen kontras ini memungkinkan CT scan untuk membedakan antara jaringan normal dan perubahan patologis.
ADVERTISEMENT
Salah satu aspek utama dari perkembangan CT scan adalah peningkatan resolusi gambar dan kecepatan pemindaian, ini memungkinkan dokter untuk melihat dengan lebih jelas detail anatomi dan perubahan patologis dalam tubuh pasien. Selain itu, penggunaan teknik kontras pada CT scan mampu mendeteksi tumor, peradangan atau gangguan lainnya. Hal ini menjadi perkembangan dalam dunia medis yang semakin terintegrasi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan analisis otomatis gambar CT dan identifikasi potensi masalah yang lebih cepat serta akurat.
CT scan dalam menghasilkan obyek ideal diperlukan sumber radiasi, sistem deteksi, manipulator mekanis, dan komputer. Berkas radiasi dari sinar-X akan dilewatkan melalui suatu bidang obyek dari berbagai sudut. Radiasi terusan ini akan di deteksi oleh sistem detektor berupa kristal Natrium Iodida dan Talium atau kristal NaI(TI), kemudian manipulator mekanis akan menentukan geometris gerak scanning yang bergantung pada kedudukan CT scan. Sedangkan bagian terakhir adalah komputer yang berfungsi untuk mencatat, mengolah dan mengumpulkan data, hingga akan ditampilkan pada layar monitor berupa gambar irisan tampang lintang 2 dimensi atau 3 dimensi. Hasil pembacaan tersebut dapat dicetak melalui digital printer yang diciptakan khusus untuk mencetak hasil obyek yang sudah di scan.
sumber foto: www.istockphoto.com
Proses scanning pada pasien menerima dosis radiasi sinar-X, sehingga diperlukan perhitungan dalam dosis efektif radiasi yang dapat diterima oleh jaringan tubuh dan sensitivitas radiasi terhadap tubuh. Dosis efektif yang diterima oleh pasien, akibat dari paparan sinar-X dapat dianalisis dengan Computed Tomography Dose Index (CTDI). Dose Length Product (DLP) dan slice thickness yang terekam dalam konsul/panel kontrol. Pengukuran dosis radiasi untuk pasien atau paparan medik dapat dilakukan dengan metode estimasi dosis, menggunakan phantom. Tak hanya itu, terdapat metode pola energi deposisi pada pasien yang menjalani pemeriksaan dengan melakukan perhitungan Monte Carlo.
ADVERTISEMENT
Pentingnya menganalisis tinggi atau rendahnya dosis radiasi sebelum diberikan kepada pasien, karena kesalahan ini dapat menyebabkan perubahan dalam system biologis, kerusakan jaringan dan meningkatkan risiko kanker pada pasien.
Penggunaan sinar-X, teknologi komputer dan agen kontras mampu membuat CT scan telah berkembang menjadi alat yang sangat efektif dalam memahami anatomi tubuh manusia. Dalam perkembangan sains dan teknologi, kita dapat mengharapkan bahwa CT scan akan terus mengalami perkembangan, ini akan memungkinkan lebih banyak aplikasi diagnostik yang inovatif dan berkontribusi pada bidang kesehatan dalam mengambil tindakan tepat dalam pengobatan pasien.
Daftar Bacaan
ADVERTISEMENT