Konten dari Pengguna

Perkeretaapian sebagai Upaya Perwujudan Net Zero Emission 2060 di Indonesia

Siti Subeqiyatun Attitoh
Magister (Cand) of International Relations at UGM l Bachelor Degree of International Relations at UMY
22 Juni 2024 12:10 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Subeqiyatun Attitoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kereta api. Foto: dok. KAI
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kereta api. Foto: dok. KAI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kemajuan industri dan teknologi di masa kini tak luput menjadi peran munculnya pemanasan global, ancaman peningkatan suhu bumi dan permasalahan gas rumah kaca menjadi tantangan di setiap negara. Diperkirakan pada tahun 2030 peningkatan suhu bumi akibat pemanasan global berkisar antara 1,5 hingga 4,5 derajat celsius (Rofiqoh, 2023).
ADVERTISEMENT
Indonesia menjadi salah satu negara yang menyumbang emisi terbanyak ke enam di dunia, pada tahun 2021 setidaknya sebanyak 607 juta ton CO2 dengan 23 persen emisi yang dihasilkan berasal dari sektor transportasi (Hasjanah & Simanjuntak, 2023). Permasalahan emisi karbon terutama berasal dari transportasi darat berkontribusi sebanyak 88% yang berasal dari mobil penumpang dan sepeda motor di mana kedua jenis kendaraan ini sebagai moda transportasi utama dengan tingkat pertumbuhannya yang tinggi di area perkotaan. Tercatat penjualan mobil di area perkotaan meningkat dari 480 ribu unit pada tahun 2004 menjadi 1 juta unit pada 2019 (IESR, 2020).
Di sisi lain pertumbuhan sepeda motor setiap tahun sebesar 5-6% dengan lebih dari 120 juta unit di Indonesia yang menghasilkan emisi karbon sebanyak 300 juta kilogram/hari dengan biaya konsumsi harian mencapai 480 juta dolar (CNN Indonesia, 2023).
ADVERTISEMENT
Pentingnya penurunan gas rumah kaca menumbuhkan perhatian lebih terhadap studi pengembangan transportasi hijau untuk mendorong kebutuhan akan transportasi yang berkelanjutan. Konsep keberlanjutan transportasi yang diterapkan melalui transportasi hijau mengasumsikan keberlanjutan kehidupan di lingkungan perkotaan.
Untuk mengatasi kemacetan di area perkotaan, penambahan ruas jalan bukanlah sebagai solusi penyelesaian masalah namun akan menambah volume kendaraan dan kenaikan emisi gas rumah kaca. Daya angkut dan konsumsi BBM menjadi hal yang harus diperhitungkan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Kereta api menjadi moda transportasi yang efektif dan efisien karena tidak hanya mampu mengangkut lebih banyak penumpang namun juga konsumsi energi yang digunakan jauh lebih hemat 8 kali dari kendaraan bermotor, 25 kali dari bus, dan 10 kali dari pesawat. Menjadikan moda transportasi ini sebagai transportasi yang ramah lingkungan dan dapat menekan laju kenaikan gas rumah kaca (Kementerian Lingkungan Hidup, 2011).
ADVERTISEMENT
Demi tanggung jawab dan perwujudan transportasi hijau, Pemerintah Indonesia memasukkan ke dalam RPJMN 2020-2024 prioritas nasional kelima mengenai memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar, serta prioritas nasional keenam mengenai membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim, dengan tujuan pembangunan yang rendah karbon.
Pembangunan Kereta api sebagai aksi mitigasi pemerintah Indonesia untuk mewujudkan Net Zero Emission pada tahun 2060 tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 8 Tahun 2023 tentang penetapan aksi mitigasi perubahan iklim sektor transportasi (Limbong, n.d).
Aksi mitigasi perubahan iklim dilakukan dalam sektor perkeretaapian di antaranya LRT Jabodetabek dan MRT Jakarta, pengembangan KA perkotaan dan KA Bandara dan pembangunan double track. Kapasitas kereta api yang mampu mengangkut 50 ton pada satu gerbong atau setara 2 truk container dipandang lebih efektif sebagai moda transportasi dibanding moda yang lain (CNN Indonesia, 2023).
ADVERTISEMENT
Dalam penggunaan bahan bakar PT KAI berinovasi menggunakan Biosolar B35 di beberapa titik jalur pulau Sumatera. Hal ini dipandang sebagai langkah positif dalam merespons pemanasan global dan menekan produksi emisi di Indonesia (Aprobi, 2023). Di sisi lain untuk mewujudkan net zero emission pada tahun 2060, PT. KAI menerapkan environmental, social, governance (ESG) dengan penggunaan bio solar, panel surya di stasiun dan area perkantoran, pencahayaan dan sirkulasi udara alami serta tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) di bidang lingkungan dan UMKM seperti pemberian bantuan permodalan, pelatihan dan pengikutsertaan di pameran skala nasional dan internasional (Hariani, 2024).
Selain itu PT. KAI juga mengimplementasikan transformasi digital melalui KAI Access dan diupgrade dengan nama “Access by KAI” yang diluncurkan pada 10 Agustus 2023. Transisi teknologi pada aplikasi baru ini dilakukan untuk kemudahan dalam pelayanan tiket dan pendaftaran Face Recognition Boarding Gate.
ADVERTISEMENT
Teknologi memudahkan pelanggan untuk tidak perlu lagi mencetak boarding pass, sehingga dapat menurunkan penggunaan kertas pada pencetakan tiket. Peningkatan keamanan pelanggan melalui teknologi face recognition boarding gate juga sebagai langkah yang efektif dalam proses boarding.
Teknologi ini telah diterapkan di sebelas stasiun dengan penggunaan data yang terintegrasi dengan pelanggan KAI, screening dilakukan melalui kamera gate dan akan terbuka otomatis jika data yang didaftarkan sesuai dengan pelanggan.
Fasilitas ini memberikan kemudahan bagi pelanggan untuk melakukan boarding tanpa harus menunjukkan identitas seperti KTP ataupun boarding pass kepada petugas dan akan tersimpan selama satu tahun serta pelanggan dapat dengan mudah untuk meminta penghapusan data melalui aplikasi Access by KAI ataupun customer services (Sari, 2023).
ADVERTISEMENT
Upgrading fitur pada aplikasi “Access by KAI” juga terdapat dalam pemesanan tiket yang tidak hanya mencakup perjalanan jauh ataupun lokal, namun juga dapat digunakan untuk memesan tiket KA Bandara, Jabodetabek dan LRT. Pelanggan juga dapat menggunakan fitur terobosan terbaru yang dikeluarkan PT. KAI antara lain live location, loyalty poin, reservasi hotel dan penginapan serta trip planner yang dapat digunakan untuk menyusun rencana perjalanan (Syahrani, 2023).
Pembangunan infrastruktur perkeretaapian tidak banyak akan mengurangi risiko ancaman kebencanaan akibat perubahan iklim namun juga akan meningkatkan daya saing bangsa (Biro Komunikasi dan Informasi Publik, 2023). Perwujudan transportasi hijau yang diterapkan oleh PT. KAI tentu menemui beberapa hambatan dan tantangan, antara lain:
ADVERTISEMENT
Perwujudan transportasi hijau di Indonesia melalui perkereretaapian mampu mewujudkan net zero emission pada tahun 2060. Sebagai moda transportasi yang ramah lingkungan, kereta api juga lebih efektif dalam mengangkut penumpang ataupun barang dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, tak hanya itu penggunaan energi yang jauh lebih hemat menjadikan kereta api sebagai salah satu moda transportasi yang mampu menekan produksi gas emisi.
Terobosan teknologi yang diadaptasi melalui face recognition meminimalisir pencetakan tiket kertas dan memberikan keamanan yang lebih terhadap penumpang. Walaupun terdapat hambatan dan tantangan dalam perwujudan transportasi hijau, namun upaya-upaya tetap dilakukan oleh pemerintah, PT.KAI dan berbagai pihak demi tercapainya tujuan net zero emission melalui perkeretaapian.