Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Manuskrip Syair Undakan Agung Udaya: Salah Satu Syair Panji yang Terkenal
20 Desember 2020 19:34 WIB
Tulisan dari Sity Yorinda Efrienk tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Manuskrip menurut KBBI merupakan naskah tulisan tangan yang menjadi kajian filologi; naskah, baik tulisan tangan (dengan pena, pensil) maupun ketikan (bukan cetakan). Manuskrip sebagai naskah kuno merupakan bagian penting di setiap daerah karena di dalamnya mengandung informasi mengenai suatu daerah atau sekadar ilmu pengetahuan.
ADVERTISEMENT
UU Cagar Budaya No. 5 Tahun 1992 pada Bab 1 pasal 2 juga mendefinisikan manuskrip sebagai dokumen dalam bentuk apapun yang ditulis tangan atau diketik yang belum dicetak atau dijadikan buku tercetak. Manuskrip yang ditulis oleh orang terdahulu hingga saat ini masih dapat dijumpai keberadaannya di berbagai daerah.
Manuskrip dapat memuat berbagai hal di dalamnya, baik agama, budaya, kesenian, tembang, ajaran hidup, budi pekerti, dan juga hal lainnya. Bahan yang digunakan dalam penulisan naskah manuskrip dapat berupa lontar, nipah, janur, daun enau, daun pandan, dluwang atau dlancang, kulit kayu pohon halim, bambu, dan kertas eropa.
Bukan hanya bahannya saja, penulisan naskah manuskrip ditemukan dalam aksara yang beragam. Bahkan, dalam sebuah naskah manuskrip dapat pula berisikan lebih dari satu tulisan.
ADVERTISEMENT
Naskah Nusantara sebagai manuskrip menggunakan berbagai bahasa, diantaranya yaitu Aceh, Minangkabau, Melayu, Lampung, Sunda, Jawa, Madura, Bali, Makassar, Bugis, dan Wolio. Sama halnya dengan aksara dan bahan dalam naskah manuskrip, bahasa yang digunakan juga dapat ditemukan lebih dari satu, dua, bahkan tiga bahasa.
Tak jarang, melalui kandungan naskah kita dapat mengetahui bahwa setiap daerah memiliki koleksi naskah yang mencerminkan ciri kedaerahannya. Salah satu contoh manuskrip yaitu naskah berjudul Syair Undakan Agung Udaya Or. 1756.
Syair Cerita Panji yang Terkenal
Berdasarkan isinya, syair dibedakan menjadi: 1) syair panji, 2) syair romantis, 3) syair kiasan, 4) syair sejarah, 5) syair saduran, dan 6) syair keagamaan . Menurut jenisnya sendiri, syair panji didefinisikan sebagai syair yang mengisahkan sebagian cerita panji sehingga plot atau jalan ceritanya lebih teratur.
ADVERTISEMENT
Syair romatis, merupakan syair yang berisi gubahan cerita khayalan yang terdapat pada bentuk hikayat. Syair romantis memiliki jalan cerita yang yang romantis dengan keindahan bunyi. Penyair syair romantis mengubah jalan cerita sesuka hati sehingga kisah romatis dalam syair ini sulit diikuti.
Berbeda dengan syair romantis yang mengisahkan kisah romantis manusia, syair kiasan mengisahkan kisah percintaan ikan, burung, atau bunga. Dengan objek kisah yang tidak menggambarkan manusia, syair kiasan mengandung kiasan atau sindirian tertentu.
Syair sejarah merupakan syair yang mengisahkan peperangan, baik kisah raja-raja atau residen Belanda. Selanjunya yaitu syair saduran yang biasanya mengisahkan gubahan cerita Jawa atau wayang , atau mengisahkan tentang kebijakan kaum wanita.
ADVERTISEMENT
Jenis syair yang terakhir adalah syair keagamaan, yaitu syair yang menceritakan berbagai aspek kehidupan beragamana. Syair ini menggambarkan bagaimana kegunaan keagamaan di dunia maupun di akhirat.
Syair Undakan Agung merupakan salah satu syair cerita Panji yang terkenal. Syair-syair cerita Panji yang terkenal lainnya yaitu Syair Ken Tambunan, Syair Mayang Kinudang, Syair Lelakon Kumita, Syair Surat Gambuh, dan Syair Panji Semirang. Pengertian dari syair Panji sendiri merupakan bagian-bagian cerita Panji yang disyairkan.
Syair Panji merupakan olahan dari bentuk prosanya. Biasanya, syair panji mengisahkan sebagian atau cerita utamanya saja sehingga jalan ceritanya disajikan lebih teratur. Syair Panji sebagian besar menyebutkan empat kerajaan besar di Jawa yaitu kerajaan Jenggala, Daha, Singasari, dan Gegelang.
ADVERTISEMENT
Syair Undakan Agung Udaya merupakan bagian cerita Panji yang mengisahkan tentang Ino Kertapati, putra Jenggala yang terus mengembara. Dalam pengembaraannya, Ino Kertapati menikahi dua orang putrid yang bernama Raden Galuh Kusuma (Putri Singasari) dan Candra Kusuma (Putri Bali).
Setelah menikahi kedua putri tersebut, Ino Kertapati mengubah namanya menjadi Undakan Agung Udaya Mesa Brangti. Kemudian, ia menyamar menjadi seorang dalang dan sampai di Daha. Seorang Putri Daha jatuh cinta kepada Ino Kertapati, dan ia pun menculik putri tersebut.
Atas ulahnya, terjadilah peperangan. Ratu Kediri, Gagelang, dan Singasari bersama-sama menyerang Ino Kertapati. Kisah ini hanya diceritakan sampai munculnya Biku Sri Bupati yang mendamaikan Ino Kertapati dan musuhnya.
Syair Undakan Agung Udaya Or. 1756
ADVERTISEMENT
Manuskrip berjudul Syair Undakan Agung Udaya Or. 1756 yang merupakan jenis syair Panji ini ditulis dalam bahasa Melayu. Tidak teridentifikasi penerbit, tempat penerbitan, asal, serta tahun terbit dari manuskrip ini. Naskah ini ditulis dengan ukuran 22 cm x 16 cm.
Manuskrip yang kondisinya sedikit lusuh ini memiliki 58 halaman bolak-balik. Naskah ditulis dengan model dua kolom, di setiap halamannya pun naskah terdapat nomor halaman walaupun Nampak seperti bukan tulisan asli dari manuskrip. Naskah dijilid dengan sampul depan lebih tebal dari pada bagian isinya.
Di bagian tengah naskah di setiap halaman, terdapat selotip untuk merekatkan bagian kertas yang mulai robek. Meskipun kondisi naskah dalam keadaan lusuh, namun dapat dilihat bahwa dalam perawatannya naskah terjaga sehingga isinya masih jelas dan dapat dibaca dengan baik.
ADVERTISEMENT