Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Hati-Hati, 'Nasihat' Nenek Kakek Soal ASI Bisa Bikin Ibu Stres
6 Mei 2022 8:46 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap ibu pasti ingin memberikan yang terbaik untuk buah hatinya, dimulai dengan memberikan ASI sejak Ananda lahir. ASI dipercaya bisa meningkatkan imunitas bayi serta gizi yang terbaik untuk memulai tumbuh kembangnya. Sayangnya, mengASIhi punya tantangan sendiri bagi kita para ibu. Kalimat “Bayinya kecil tuh, kayaknya musti tambah sufor deh..” atau “Kalau kamu kerja, nanti ASI-nya kurang.. enggak apa kali kalau ditambah susu..” sering muncul dari lingkungan terdekat, seperti nenek dan kakek si bayi. “Nasihat” semacam ini tak hanya membuat kita merasa gusar, tapi juga menghambat derasnya ASI karena terbawa pikiran.
ADVERTISEMENT
Padahal mengASIhi perlu perasaan yang nyaman untuk bisa mengalir dengan deras lewat hormon prolaktin dan oksitosin. Kedua hormon tersebut bisa didapat jika ibu bahagia. Inilah mengapa, walau kenaikan pemberian ASI eksklusif di Indonesia meningkat 1,96% dari tahun sebelumnya, nyatanya beberapa provinsi memiliki persentase pemberian ASI eksklusif di bawah rata-rata, dan kebanyakan alasannya karena faktor tekanan.
Ini yang akhirnya menjadi fokus utama Asosiasi Ibu Menyusui (AIMI) di ulang tahunnya ke-15, untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung menyusui tanpa menghakimi untuk generasi masa depan yang lebih sehat. Karena menyusui, bukan semata tanggung jawab dan beban ibu saja, tapi juga kewajiban lingkungan seperti ayah, kakek, nenek, paman, bibi, keluarga, dan lingkup pertemanan di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut dr. Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM, perlu adanya edukASI mengenai manfaat menyusui dan risiko susu formula sehingga lingkungan tak mudah percaya dengan mitos menyusui. Apalagi, dukungan orang tua (kakek dan nenek) sangat penting untuk ibu bisa mengASIhi dengan lancar.
Apa sih yang bisa kakek dan nenek lakukan agar bisa membantu kelancaran mengASIhi?
1. Mempelajari pengetahuan dasar tentang menyusui
2. Merawat bayi dan melatih ayah merawat bayi seperti menggantikan popok, menyendawakan, memandikan, dan menidurkan bayi.
3. Bantuan praktis seperti memasak, belanja, membersihkan rumah, mencuci, sehingga ibu punya waktu untuk beristirahat dan menghabiskan waktu dengan bayinya.
4. Mendukung ibu menyusui dengan cara mendengarkan keluh kesahnya atau memberikan pujian sehingga ibu merasa nyaman. Tak perlu memberi nasihat, cukup menjadi pendengar serta pendamping yang baik.
ADVERTISEMENT
5. Menghargai dan membela ibu untuk menyusui secara eksklusif, tanpa “embel-embel” pemberian susu formula atau makanan tambahan sebelum waktunya.
Penting juga untuk kita ingat akan kebaikan ASI alih-alih termakan iklan pemberian susu formula pada bayi. Dalam tiap tetes ASI ibu mengandung air, protein, laktosa, lemak esensial, antibodi, vitamin dan mineral, hormon dan faktor pertumbuhan, imunitas dan daya tahan tubuh, bakteri baik, anti bakteri dan enzim antivirus yang TIDAK BISA kita temukan dalam kandungan susu formula manapun. Hal ini penting untuk mengikis mitos tentang ASI vs susu formula yang salah kaprah di masyarakat terutama kalangan orang tua.
“Kakek dan nenek, bisa juga lho ikutan gabung dalam komunitas peduli ASI seperti YUKENSI (Paguyuban Kakek dan Nenek ASI) untuk tahu seluk beluk edukASI, manfaat ASI dan risiko susu formula, sekaligus bertukar pikiran dengan sesama orang tua pendukung ASI,” ujar dr. Utami dalam webinar “Lingkungan Ramah Menyusui Tanggung Jawab Bersama” 23 April 2022 silam.
ADVERTISEMENT
Harapan kita ke depannya, angka ibu menyusui secara eksklusif bisa meningkat secara merata di Indonesia dan kita para ibu bisa mengASIhi dengan nyaman berkat dukungan dari lingkungan dan orang terdekatnya. Dengan meningkatnya pemberian ASI, anak-anak Indonesia diharapkan bisa terhindar dari stunting dan obesitas, sebagaimana ditegaskan oleh pemerintah saat Hari Gizi Nasional 25 Januari 2022 lalu.
Photo created by Drazen Zigic - www.freepik.com