Konten dari Pengguna

Hoaks tentang Kontrasepsi, Bagaimana Cara Cek Kebenarannya?

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
5 Oktober 2020 9:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hoaks tentang Kontrasepsi, Bagaimana Cara Cek Kebenarannya?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Hoaks atau berita yang tidak dibuat berdasarkan fakta yang benar kini dengan mudahnya menyebar melalui media sosial, tidak terkecuali hoaks seputar kontrasepsi. Hoaks yang paling sering dijumpai adalah mengenai IUD, mulai dari IUD berpindah ke organ tubuh lain hingga bayi yang lahir dengan memegang IUD. Sebelum berita-berita “unik” semacam itu membuat Anda takut menggunakan kontrasepsi jenis tertentu (atau malah turut menyebarkannya), ada beberapa cara untuk mengecek kebenaran informasi tersebut.
ADVERTISEMENT
Lacak sumbernya
Informasi yang mencantumkan tautan ke situs asal belum tentu lebih dapat dipercaya daripada forwarded message yang sekadar mencantumkan nama penulis di media sosial. Cobalah klik tautan tersebut terlebih dahulu, meskipun alamat tautan mencantumkan nama portal berita terkenal. Jika ternyata tidak aktif, hampir bisa dipastikan informasi tentang kontrasepsi tersebut hoaks. Apabila situs tersebut aktif, cermati kredibilitas sumbernya karena menurut Dewan Pers hanya ada 300 situs berita resmi dari 43.000 situs yang menyatakan diri sebagai portal berita. Jika berita dikutip dari media asing, jangan ragu untuk mengunjungi situs media tersebut.
Lihat judulnya
Dalam berita seputar KB, judul yang dramatis dan “mengerikan” biasanya merupakan salah satu ciri hoaks, apalagi jika ditambah dengan ajakan untuk menyebarkan berita tersebut. Namun, mengingat cukup banyak berita terpercaya yang menggunakan judul berlebihan untuk menarik pembaca, ada baiknya Anda juga mencermati isi beritanya.
ADVERTISEMENT
Cek narasumbernya
Biasanya, informasi seputar kontrasepsi didukung oleh data penelitian maupun wawancara dengan tenaga medis. Misalnya narasumbernya adalah seorang dokter, berita akan melengkapinya dengan posisi dokter tersebut di rumah sakit/klinik tempat ia bekerja. Jika informasi tersebut berupa pengalaman pribadi seseorang yang sudah viral, kita bisa mencari beritanya di portal berita terpercaya karena biasanya mereka masih menerapkan prinsip jurnalisme seperti menggunakan narasumber yang jelas.
Baca penjelasannya
Dibandingkan berita umum, hoaks tentang kontrasepsi sebenarnya bisa dengan mudah dibedakan karena merupakan hal medis yang dapat dijelaskan secara ilmiah. Jika menurut Anda penjelasannya tidak masuk akal, berarti berita tersebut tidak benar. Sebaliknya, runtutan peristiwa medis yang dijelaskan dengan baik, termasuk oleh dokter, kemungkinan merupakan berita yang benar.
ADVERTISEMENT
Cari berita sejenis
Jika penjelasannya tampak sangat meyakinkan namun masih ada perasaan ragu akan keaslian berita tersebut, Anda bisa mencari sebanyak mungkin kasus sejenis di mesin pencari. Dari berbagai temuan tersebut, cermati situs dan sumber masing-masing berita untuk menentukan apakah berita tersebut hanya hoaks yang bertujuan menakut-nakuti atau fakta.
Tanyakan pada dokter
Bertanya pada dokter bisa menjadi langkah terakhir mungkin tidaknya kasus penggunaan kontrasepsi terjadi pada Anda. Pastikan Anda percaya dan cocok dengan dokter atau bidan tersebut karena ketidakcocokan dengan tenaga medis dapat menimbulkan keraguan. Bertanyalah sebanyak mungkin pada dokter untuk memastikan kontrasepsi yang Anda pilih aman dan tidak akan melukai Anda.
Jika ternyata bukan hoaks, bagaimana?
Kasus kegagalan penggunaan alat kontrasepsi memang ada namun angkanya sangat kecil. Khusus pada penggunaan IUD, yang perlu dicermati adalah rutin kontrol untuk mengecek posisi IUD agar segera dapat diambil tindakan jika posisinya tidak benar. Pengalaman dan profesionalisme tenaga medis juga dapat mempengaruhi lancar tidaknya suatu tindakan medis seperti cabut pasang implan. Terakhir, ingatlah bahwa kondisi setiap orang berbeda sehingga reaksi terhadap setiap jenis alat kontrasepsi pun berbeda. Jadi, pastikan alat pilihan kontrasepsi Anda adalah yang cocok dengan tubuh Anda, sudah dikonsultasikan dengan dokter, dan membuat Anda tenang.
ADVERTISEMENT