Ini Komposisi Biskuit Bayi yang Perlu Kita Cermati

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
20 Desember 2021 10:13 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ini Komposisi Biskuit Bayi yang Perlu Kita Cermati
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Serunya ketika si kecil mulai mengenal makanan padat. Ia kini bisa menikmati ragam rasa dari makanan pokok, lauk, sayuran, dan buah-buahan. Untuk anak usia lebih dari 7 bulan dan sudah pintar memegang makanan, ia pun bisa eksplorasi makanan finger food dari buah atau biskuit bayi.
ADVERTISEMENT
Selain karena mudah digenggam dan dikunyah, biskuit menjadi favorit karena rasanya yang beragam. Mulai dari rasa susu, buah, sampai sayuran. Pas buat camilan di antara jam makan, kan?
Eits, tapi tunggu.. ternyata enggak semua biskuit bayi itu aman dikonsumsi terus menerus. Karena beberapa diantaranya mengandung gula, sehingga kalau dikonsumsi terlalu banyak, jadinya malah enggak sehat.
Intip dulu yuk, asal muasal biskuit..
Biskuit itu diambil dari kata latin. Bis berarti dua kali (dobel) dan coctus yang berarti cooked atau masak. Jadi, biskuit dibuat melalui dua kali proses memasak. Biskuit yang dijual di pasaran biasanya memiliki kandungan tepung, gula, tinggi kalori, dan zat pengawet yang cukup tinggi untuk membuatnya tahan lama dalam kemasan.
ADVERTISEMENT
Kandungannya apa saja?
Selain bahan utama tepung terigu, biasanya komposisi biskuit bayi juga mengandung minyak nabati, tepung beras merah, pengembang amonium bikarbonat, inulin, perisa rasa, DHA, AA, pengemulsi nabati, ditambah dengan kandungan mineral dan vitamin.
Aman dong dikonsumsi oleh bayi?
Kalau sudah mendapat izin BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), biskuit bayi yang dijual di pasaran aman untuk dikonsumsi. Hanya saja, tak semua bayi bisa cocok dengan kandungan di dalamnya. Kenapa?
1. Kandungan baiknya berkurang seiring prosesnya
Salah satu kandungan utama biskuit adalah tepung. Pilihan yang lebih sehat adalah yang terbuat dari gandum. Alih-alih menggunakan gandum utuh, biasanya supaya rasa biskuit lebih nikmat, olahannya menggunakan tepung gandum yang sudah dirafinasi alias diproses berulang kali untuk menghilangkan kandungan yang tak diinginkan. Nah, tepung olahan ini mengurangi kandungan baik seperti serat dan vitamin. Sehingga, kalau dikonsumsi terlalu banyak, bisa menyebabkan konstipasi.
ADVERTISEMENT
2. Mengenyangkan sih, tapi kalorinya enggak banyak
Pernah ngalamin enggak, anak kalau sudah makan biskuit jadi suka malas makan yang lain? Iya, karena biskuit memang mengenyangkan. Buat anak yang sulit makan, biskuit kadang menjadi solusi. Tapi, kandungan di dalamnya tidak bisa memenuhi kebutuhan kalori anak (walaupun hanya sekedar camilan). Karena apa? Karena itu tadi, prosesnya yang sudah berkali-kali membuat kandungan baik di dalam biskuit menjadi berkurang.
3. Ada kandungan bahannya yang bisa memicu alergi
Biskuit mengandung bahan seperti gluten dan lecithin soya yang bisa memicu alergi. Untuk anak yang punya alergi terhadap bahan tersebut, perlu menghindari supaya tidak terjadi sesak nafas, diare, ruam, tekanan darah yang rendah, muntah-muntah, hingga bahaya lemak trans.
ADVERTISEMENT
4. Hati-hati dengan gula buatan yang bisa bikin obesitas
Ada enam gula buatan yang menurut FDA (BPOM Amerika Serikat) aman untuk digunakan yaitu acesulfame potassium, aspartame, neotame, saccharin, stevia, sucralose. Namun demikian, masing-masing punya takaran penggunaan yang berbeda. Misalnya, untuk acesulfame potassium, hanya boleh dikonsumsi sebanyak maksimal 15mg/kg/hari dan untuk saccharin, stevia, dan sucralose terbatas hanya 5mg/kg/hari.
Berhati-hati dalam memberikan makanan pada bayi, itu perlu. Tak terkecuali biskuit bayi. Jadi supaya aman untuk dikonsumsi, cek dulu ya kandungan yang ada di dalam biskuit tersebut. Atau, kalau mau yang lebih aman dan pasti enak, kita buat sendiri aja!
Kita cuma butuh:
2 buah pisang matang
ADVERTISEMENT
1 butir telur
Tepung terigu atau gandum secukupnya
1 sendok teh baking powder
Cara membuatnya:
1. Lumatkan pisang yang sudah matang sampai lembek
2. Kocok telur lalu masukkan ke dalam adonan pisang
3. Sedikit demi sedikit campurkan tepung terigu dan baking powder sampai adonan menyatu dan mudah dicetak
4. Setelah cetak, panggang di oven dengan suhu kira-kura 176’C sampai berwarna kecoklatan. Angkat dan dinginkan.
Siap saji deh! Bisa jadi cemilan, atau campurkan dengan ASI untuk menu MPASI.
Photo created by asier_relampagoestudio - www.freepik.com