Mengapa Ukuran dan Bentuk Payudara Berbeda-beda?

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
21 Januari 2021 8:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengapa Ukuran dan Bentuk Payudara Berbeda-beda?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Berbicara mengenai payudara, banyak fakta menarik yang belum banyak diketahui orang. Misalnya, tidak hanya wanita yang memiliki payudara, namun juga pria. Bayi pun memiliki payudara, lho. Saat bayi baru lahir, payudaranya akan terlihat membesar dan akan kembali ke ukuran normal pada usia 3 bulan. Terlepas dari fakta tersebut, orang (khususnya wanita) lebih banyak memberi perhatian pada bentuk dan ukuran payudara. Baik pada wanita maupun pria, bentuk dan ukuran payudara dapat berubah-ubah. Contohnya, saat anak perempuan mengalami pubertas, payudara akan membesar kembali. Ukuran bagian kanan dan kiri pun bisa saja tidak sama (asimetris).
ADVERTISEMENT
Jadi, apa sebenarnya yang menyebabkan perubahan bentuk dan ukuran payudara?
Berbagai faktor dapat menjadi penyebabnya, antara lain:
1. Genetik
Bentuk dan ukuran puting dan payudara dapat dipengaruhi oleh genetik. Puting bisa berbentuk datar, berbulu, tertarik ke dalam (inverted), atau menonjol sejak lahir.
2. Usia
Pada wanita, pertumbuhan payudara mencapai puncaknya saat pubertas. Seiring bertambahnya usia, bentuk payudara akan terlihat lebih kecil dan tidak sekencang saat masih muda karena kadar estrogen semakin menurun.
3. Berat badan
Berat badan berlebih memberi kontribusi terbentuknya payudara besar.
4. Hormonal
Payudara akan teraba dan terasa lebih besar serta lebih sensitif menjelang atau selama haid akibat peningkatan hormon estrogen. Saat hamil, menyusui, dan saat menggunakan obat atau kontrasepsi hormonal, payudara juga akan terasa padat dan kenyal. Warna areola juga dapat berubah lebih gelap selama kehamilan akibat pengaruh hormonal. Setelah kadar hormon kembali normal atau anak telah disapih, bentuk dan ukuran areola dan payudara akan kembali seperti semula. Kemudian, kadar estrogen yang menurun saat menopause akan membuat bentuk payudara akan kembali berubah menjadi lebih kecil dan teraba seperti berbenjol-benjol.
ADVERTISEMENT
Nah, dari berbagai fase kehidupan wanita ini, umumnya perubahan payudara merupakan hal yang normal. Namun, perubahan pada payudara yang terjadi di luar ekspektasi wanita dapat memengaruhi tingkat kepercayaan dirinya.
Kapan harus waspada?
Perubahan payudara yang harus diwaspadai adalah jika terjadi kondisi, antara lain:
1. Perbedaan payudara kanan dan kiri sangat signifikan
Nah, bila bentuk dan ukuran payudara sangat jauh berbeda antara bagian kanan dan kiri sebaiknya diwaspadai, ya. Dokter akan melakukan skrining atau deteksi dini dengan mamografi atau USG payudara untuk menyingkirkan kemungkinan adanya tumor atau keganasan payudara.
2. Terdapat tanda infeksi
Bila ada tanda infeksi seperti payudara atau puting teraba bengkak, panas, kemerahan, dan nyeri jangan diabaikan ya karena kemungkinan besar terjadi infeksi payudara.
ADVERTISEMENT
3. Teraba atau muncul benjolan yang semakin lama semakin membesar pada kulit atau bagian dalam payudara.
4. Puting mengeluarkan cairan tanpa sebab yang jelas termasuk mengeluarkan nanah atau darah.
5. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sekitar payudara yakni di leher atau di ketiak.
Jika tidak ada tanda-tanda yang perlu diwaspadai, Anda bisa merawat payudara agar tetap sehat dan indah dengan cara ini.