Ngemil Terus tapi Enggak Gemuk? Waspadai Lemak Tersembunyi!
Konten dari Pengguna
23 Maret 2022 9:51
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Rasanya, hampir semua sepakat kalau punya badan kurus langsing itu lebih nyaman, bisa makan apa saja tapi enggak nambah gemuk, dan pastinya lebih sehat. Iya, sehat. Kenapa berpikir demikian? Karena kebanyakan orang yang gemuk memiliki masalah kesehatan seperti diabetes, kolesterol, hipertensi, hingga masalah jantung. Lalu, apakah mereka yang kurus lalu dianggap sehat dan tak berpenyakit? Ternyata, anggapan ini salah besar!
Bahaya lemak “tersembunyi”
Menurut Eduard Tiozzo, peneliti di University of Miami Miller School of Medicine, AS, terlihat kurus bukan berarti kita sehat. Bisa jadi, mereka yang kurus justru menyimpan masalah metabolisme di dalam tubuhnya, seperti adanya lemak "tersembunyi” dalam tubuhnya.
Inilah yang menyebabkan timbunan penyakit pada mereka yang “merasa” berat badannya aman-aman saja dan cenderung kurus. Padahal ternyata, simpanan penyakit yang ada di dalam kandungan lemak tak selamanya terlihat kasat mata.
Untuk memahaminya, kita perlu tahu bahwa ada dua tipe lemak yang terkandung dalam tubuh kita.
Pertama, subcutaneous fat (lemak tubuh) yaitu lemak yang tersimpan di bawah lapisan kulit. Lemak ini bisa terlihat kasat mata, seperti lipatan perut, di bawah lengan, paha dan lainnya. Jumlah subcutaneous fat bisa berpengaruh dari genetik juga gaya hidup.
Kedua, visceral fat. Ini dia lemak yang berbahaya karena tersimpan di dalam organ tubuh dan tidak terlihat. Bagaimana mengeceknya? Bisa dengan timbangan komposisi tubuh.
Mereka yang lemak tubuhnya tinggi, biasanya lemak visceralnya juga tinggi. Lemak tubuh yang tinggi punya risiko kesehatan seperti kolesterol, diabetes, dan penyakit jantung. Lemak visceral, tidak bergantung pada angka lemak tubuh.
Contoh, A memiliki IMT (Indeks Massa Tubuh) yang normal, lemak tubuhnya juga ada di rentang normal, yaitu 18–23%. Tapi, ternyata lemak visceralnya ada di angka 9 (dengan batas normal di angka 7) Ini tandanya, ia menyimpan “bakal penyakit” di dalam tubuhnya walaupun berat badannya cenderung aman. A bisa dikatakan “skinny fat" alias kurus (skinny) tapi gemuk (fat) karena kadar lemak dalam tubuhnya tinggi.
Kalau lemak visceral tinggi, apa dampaknya?
Menurut Harvard Medical School, memiliki angka lemak visceral tinggi bisa menyebabkan beragam penyakit, seperti:
- Risiko penyakit jantung
- Kolesterol tinggi
- Risiko diabetes tipe 2
- Risiko kekurangan mineral pada tulang bagian bawah
- Kehilangan fungsi kognitif
Jadi, walau tampak luar seperti baik-baik saja, tapi di dalam tubuhnya terdapat berbagai masalah kesehatan.
Gimana dong caranya biar tetap langsing tapi enggak nimbun penyakit?
Caranya dengan gaya hidup yang sehat, olahraga teratur, dan menerapkan pola makan gizi seimbang. Jangan lupa, cek Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk mengetahui apakah berat badan kita sudah ideal atau masih terlalu kurus. Cara menghitungnya adalah dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter).

Contoh: jika berat badan kita 50 kg dan tinggi 160 cm (1,6m), berarti IMT kita adalah 50:(1,6x1,6) = 19,5. Jika dilihat dalam gambar, IMT 19.5 tergolong normal.
Nah, mereka yang hasil perhitungan IMT-nya di bawah rentang tersebut bisa dikatakan kurus, dan mereka yang kurus cenderung memiliki risiko kesehatan seperti kurang gizi, malnutrisi, dan osteoporosis. Lebih penting lagi, bagi kita calon pengantin ataupun yang sudah menikah dan masih berencana memiliki anak, tubuh yang terlalu kurus atau terlalu gemuk bisa mengurangi kesuburan, lho! Baca penjelasannya di sini.
Jadi, hapus anggapan bahwa kurus itu pasti lebih sehat, ya. Semua kembali ke gaya hidup kita.
Photo created by rawpixel.com - www.freepik.com