Pil KB untuk Suami, Masih Harus Tunggu Uji Klinis

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
13 April 2022 8:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pil KB untuk Suami, Masih Harus Tunggu Uji Klinis
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi pasangan menikah, kontrasepsi seolah menjadi urusan istri. Wajar saja, berbagai pilihan kontrasepsi seperti pil KB, suntik KB, IUD, maupun implan digunakan oleh pihak wanita. Alat kontrasepsi suami hanyalah kondom, kecuali jika ingin melakukan operasi vasektomi. Nah, penelitian terbaru menemukan pil kontrasepsi yang kemungkinan besar dapat berfungsi layaknya pil KB pada umumnya namun untuk para suami. Hanya saja, layaknya vaksin, pil KB ini perlu melalui tahap uji klinis.
ADVERTISEMENT
Efektif cegah kehamilan pada tikus jantan
Ya. Berbagai berita yang beredar di dunia maya seolah menyatakan pil KB untuk pria ini memang sudah ada dan bisa dibeli bebas. Faktanya, pil KB untuk pria ini masih dalam tahap penelitian yang dilakukan pada tikus jantan. Hasil penelitian tersebut memang menunjukkan bahwa pil tersebut memang mampu menurunkan jumlah sperma sehingga 99% efektif cegah kehamilan setelah 4 minggu diujicobakan pada tikus jantan.
Pada penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dari University of Minnesota, AS, tersebut, pencegahan kehamilan dilakukan dengan menghambat sebuah protein yang berperan dalam produksi sperma. Sebagai informasi, di setiap detak jantungnya, pria memproduksi 1500 sel sperma. Dengan jumlah sebanyak ini, protein tadi mencegah vitamin A membantu produksi sperma, sehingga pembuahan tak berujung kehamilan. Menariknya, tak ada efek samping pada tikus-tikus tersebut. Dan, para tikus tersebut kembali subur setelah 4-6 minggu berhenti mengonsumsi pil tersebut.
ADVERTISEMENT
Dengan penemuan menarik tersebut, harapan besar cara kerja kontrasepsi semacam ini dalam bentuk pil KB dapat berhasil pula untuk manusia. Rencananya, akhir tahun 2022 uji klinis akan segera dilakukan. Uji klinis berguna untuk melihat apakah sebuah obat aman digunakan untuk manusia.
Mengapa tak menggunakan kontrasepsi hormonal saja untuk pria?
Penelitian di atas tak melibatkan hormon seperti pil KB pada wanita. Pada pil KB untuk wanita, hormon estrogen dan progesteron buatan digunakan untuk mencegah kehamilan. Namun, jika hormon seks pria (testosteron) digunakan dengan cara kerja yang sama, efek sampingnya terlalu besar, seperti depresi, naiknya berat badan, dan naiknya kadar LDL (lemak jahat) dalam tubuh, dan sebagainya. Karena itu, pil kontrasepsi hormonal untuk pria dianggap tidak aman digunakan.
ADVERTISEMENT
Tapi, kami para istri pun mengalami efek samping dari kontrasepsi hormonal, lho.
Benar. Namun, menurut Md Abdullah Al-Noman, salah juru bicara tim peneliti di atas, standar aman tidaknya efek samping pada pria menjadi rendah karena mereka tidak pernah merasakan hamil dan sakitnya melahirkan. Wanita dianggap lebih bisa mengatasi efek samping dibanding pria. Karena itu, standar untuk efek samping yang aman bagi pria jauh lebih rendah daripada wanita. Hmm...
Jadi, mari kita menunggu kabar baik dari uji klinis penelitian pil KB untuk pria. Semoga saja ada formula kontrasepsi pria yang lolos uji klinis, sehingga “tanggung jawab” kontrasepsi tak hanya ada di pundak istri. Suami pun bisa ikut berkontribusi mencegah kehamilan.
Jika ingin tahu berbagai metode kontrasepsi, kunjungi fitur Kontrasepsiku di www.skata.info.
ADVERTISEMENT
Photo created by wirestock - www.freepik.com