Prematur Hingga Autisme, Risiko Jarak Kehamilan Terlalu Dekat

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
2 Februari 2020 8:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Prematur Hingga Autisme, Risiko Jarak Kehamilan Terlalu Dekat
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kehamilan adalah perjalanan yang panjang, sulit, dan melelahkan bagi calon ibu.
ADVERTISEMENT
Tentunya, banyak dari calon ibu yang telah mempelajari atau mencari informasi seputar kehamilan, seperti berapa lama persalinan dikatakan normal, apa tanda dan gejala yang perlu diwaspadai saat mengandung, proses persalinan, atau pentingnya pemeriksaan rutin janin.
Sayangnya, ada hal yang sebenarnya juga penting untuk diperhatikan namun sering terlupakan yaitu pentingnya pemberian jarak antar kehamilan.
Berikut akan dibahas seputar pemberian jarak antar kehamilan: resiko yang dapat terjadi bila jarak antar kehamilan terlalu dekat, jarak ideal antar kehamilan, dan cara untuk memberikan jarak antar kehamilan.
Apa risikonya jika jarak antar kehamilan terlalu dekat (<1 tahun )?
Penelitian mengatakan bahwa memulai kehamilan dalam waktu enam bulan setelah melahirkan bayi yang hidup dikaitkan dengan peningkatan risiko:
ADVERTISEMENT
- Kelahiran prematur
- Plasenta sebagian atau seluruhnya mengelupas dari dinding bagian dalam rahim sebelum melahirkan (plasental abruption)
- Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR)
- Gangguan kongenital (kelainan bawaan)
- Skizofrenia (gangguan kejiwaan dalam jangka panjang)
Penelitian baru – baru ini juga melaporkan bahwa jarak antar melahirkan bayi hidup dengan kehamilan yang kurang dari 2 tahun mungkin terkait dengan peningkatan risiko autisme bagi anak kehamilan yang kedua, dimana risiko tertinggi ada pada jarak antar kehamilan kurang dari 12 bulan.
Ada penelitian juga yang melaporkan bahwa ibu yang mengalami kekurangan asam folat berisiko melahirkan anak dengan bakat penyakit skizofrenia.
Pengaruh Terhadap Ibu
Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan cadangan zat gizi pada sang ibu yang telah terpakai pada kehamilan sebelumnya belum tergantikan, keadaan yang dikenal sebagai “Maternal Depletion Syndrome”.
ADVERTISEMENT
Kehamilan dan menyusui dapat menguras simpanan zat gizi Anda, terutama folat dan zat besi. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan menurunnya kadar sel darah merah; kekurangan asam folat dapat menyebabkan cacat tabung saraf, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur dan terhambatnya pertumbuhan janin dalam kandungan.
Radang saluran alat kelamin yang terjadi selama kehamilan dan belum sepenuhnya sembuh sebelum kehamilan berikutnya juga dapat meningkatkan resiko PPROM (Preterm Premature Rupture of Membranes /Pecah Membran Prematur Pramatang).
Bila melahirkan secara SC, berapa lama sebaiknya saya menunda kehamilan selanjutnya?
Bagi mereka yang memiliki riwayat melahirkan SC, sebaiknya jarak antar kehamilan berikutnya adalah paling sedikit 2 tahun.
Jarak Antar Kehamilan Yang Ideal
ADVERTISEMENT
Jarak antar kehamilan yang ideal adalah paling sedikit 24 bulan dan paling banyak 60 bulan. Mengapa jarak kehamilan yang terlalu lama juga tidak baik? Jarak antar kehamilan yang terlalu lama membuat keadaan tubuh ibu yang sudah pernah melahirkan sebelumnya mirip dengan seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya.
Solusi Menjaga Jarak Kehamilan
Cara menjaga jarak kehamilan agar tidak tiba–tiba hamil saat pemberian jarak adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi. Bingung memilih jenis kontrasepsi? Baca tipsnya di sini!