Tips Memelihara Kucing Saat Program Hamil

Skata
SKATA adalah sebuah inisiatif digital yang mendukung pemerintah Indonesia dalam membangun keluarga melalui perencanaan yang lebih baik. SKATA lahir tahun 2015 melalui kerjasama antara Johns Hopkins CCP dan BKKBN.
Konten dari Pengguna
14 Maret 2020 8:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tips Memelihara Kucing Saat Program Hamil
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Bagi wanita yang belum dikaruniai keturunan dan kebetulan memiliki kucing peliharaan, orang kerap menganggap kucing peliharaan tersebut sebagai penyebabnya. Alasannya, kotoran kucing mampu menyebabkan penyakit bernama toksoplasmosis.
ADVERTISEMENT
Apakah toksoplasmosis itu?
Toksoplasmosis adalah infeksi yang didapatkan dari parasit yaitu Toksoplasma gondii. Toksoplasmosis menyerang sistem imun tubuh. Bagi orang biasa, toksoplasmosis tidak berbahaya karena pertahanan sistem kekebalan tubuh. Namun, bagi ibu hamil dan wanita yang merencanakan kehamilan, parasit toksoplasma berbahaya.
Toksoplasma yang menginfeksi ibu hamil dapat menyebabkan cacat janin seperti kerusakan pada mata dan otak, kelahiran prematur, maupun keguguran. Bagi bayi yang lahir sehat, pengaruh toksoplasma bisa muncul di kemudian hari dalam bentuk gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, kerusakan hati dan limpa, masalah kulit, muntah, dan diare.
Di Indonesia, kemungkinan seseorang terkena toksoplasmosis adalah 2-63%. Sementara itu, diperkirakan sepertiga dari populasi manusia di dunia pernah terifeksi toksoplasma.
Bagaimana toksoplasma menyebar?
ADVERTISEMENT
Kucing berperan sebagai inang utama. Pada kucing yang terinfeksi, feses (kotoran) kucing menjadi sumber penyebaran yang dapat menginfeksi hewan dan manusia mulai dari 24 jam setelah dikeluarkan hingga 18 bulan pada kondisi yang sesuai. Tidak hanya itu, parasit ini juga dapat menyebar melalui air dan bertahan pada tanaman. Jika toksoplasma tertelan oleh hewan, maka parasit ini dapat menyebar melalui aliran darah dan menetap pada organ tubuh termasuk otot (daging).
Itulah mengapa, 50% dari kasus toksoplasmosis disebabkan oleh kebiasaan mengonsumsi daging mentah atau belum matang, serta makanan dan minuman yang terkontaminasi. Makanan seperti sate, steak, buah, dan lalapan bisa membantu penyebaran toksoplasma.
Infeksi ini juga dapat tertular melalui kontak fisik dengan tanah yang terkontaminasi kotoran kucing, transfusi darah, dan transplantasi organ. Pada janin, toksoplasma ditularkan melalui plasenta. Kemungkinan ibu hamil untuk terinfeksi toksoplasma pada trimester 1 sebesar 15%, pada trimester kedua 30%, dan trimester ketiga 60%. Pada fase kehamilan akhir, toksoplasmosis akan lebih berbahaya terhadap bayi dibandingkan bayi yang sudah terinfeksi pada trimester 1.
ADVERTISEMENT
Benarkah kucing peliharaan membuat susah hamil?
Sebuah penelitian yang dimuat dalam portal publikasi riset internasional researchgate.net menunjukkan adanya hubungan antara infertilitas dan toksoplasmosis. Sebanyak 61,85% wanita yang tidak subur memiliki antibodi (IgG) yang menunjukkan bahwa tubuh mereka pernah terinfeksi toksoplasma. Meskipun demikian, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan bahwa toksoplasma berkontribusi terhadap infertilitas. Perlu diingat pula bahwa penyebaran toksoplasma terbanyak bukan dari kucing, namun konsumsi makanan.
Tips memelihara kucing saat program hamil
Meskipun demikian, memiliki kucing peliharaan membuat sebagian wanita usia subur waswas terkena toksoplasmosis. Untuk memperkecil kemungkinan tersebut, berikut adalah tips bagaimana merawat kucing sehingga tidak terinfeksi toksoplasma.
1. Menggunakan sarung tangan saat mengganti kotak kotoran kucing dan mencuci tangan dengan sabun secara bersih.
ADVERTISEMENT
2. Membersihkan tempat kotoran kucing setiap hari karena parasit Toksoplasma gondii baru dapat menginfeksi 1-5 hari setelah feses dikeluarkan.
3. Memberikan makanan kering atau makanan kaleng kepada kucing, bukan makanan mentah atau setengah matang.
4. Tetap menjaga batasan main kucing dalam ruangan.
5. Menjauhi kucing liar, terutama anak kucing dan tidak memelihara kucing baru ketika hamil.
6. Memasak hidangan daging minimal dengan suhu 63 derajat celcius dan di istirahatkan selama 3 menit sebelum dikonsumsi.
Oleh: Maureen Aretha (Dokter Muda Universitas Pelita Harapan)