Konten dari Pengguna

Dibanding ROG, Seberapa Layak Asus TUF dibeli?

Skyegrid Media
Gamer's Daily.
17 Juni 2019 9:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skyegrid Media tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang teman bertanya pada saya, Asus TUF bagus gak sih?
ADVERTISEMENT
 
TUF, atau The Ultimate Force, adalah line-up produk besutan Asus yang faktanya, kini mulai membuat banyak kalangan di pasar laptop mid-to-high bingung lantaran positioning-nya yang menurut saya, masih abu-abu. Di platform Desktop, TUF dibagi lagi menjadi TUF Ultimate series, dan TUF Gaming, yang saya sendiri kurang faham tujuan dari pembagian ini. Karena itulah, tidak akan kita bahas lebih lanjut.
 
Di pasar open platform era sebelumnya, atau netizen lokal Indonesia menyebut, pasar komputer rakitan, Asus TUF merupakan produk kelas mid-to-high yang menawarkan nilai jual utama pada komponen pilihan yang lebih durable. Hingga pihak Asus berani memberi masa garansi yang lebih lama dari rata-rata komponen motherboard merek lain. Selebihnya, kamu bisa lihat di Wikipedia. Sebab jika diperinci, bisa panjang artikel ini.
ADVERTISEMENT
 
Kali ini, kita akan fokuskan untuk mencari tahu, seberapa layak produk laptop TUF series dibeli dengan mengambil beberapa poin terkait line-up TUF di produk laptop Asus antara lain, Spesifikasi dan harga, Fitur, Desain dan handling, material dan build quality, dan Opsi upgrade.
 
 
Jika kamu menjelajah marketplace atau e-Commerce saat ini, kamu akan temukan Asus TUF FX series, mengisi pasar laptop di rentang 11 hingga 15 juta, dengan opsi GPU tertinggi GTX 1050 Ti. Sedangkan SKU ROG termurah, dibekali GPU minimal GTX 1060 (GL504GM). Jelas secara spesifikasi, Asus TUF ditargetkan untuk calon pengguna yang kebutuhan 3D-nya tidak setinggi ROG.
 
Asus juga membatasi poin spesifikasi lain, seperti kualitas LCD, kapasitas RAM dan media penyimpanan, agar harga akhir Asus TUF series bisa tetap kompetitif untuk menjaga pasar laptop gaming mid-to-low. Overall, jika kamu hanya fokus pada price-to-performance, serta menomor duakan poin lain, Asus TUF di hadirkan untuk kalian.
ADVERTISEMENT
 
 
 
Walau fitur pada sebuah laptop gaming seringkali dianggap ‘gimmick’, tetap saja merek seperti Asus, tidak sembarangan menggratiskan sebuah fitur di produk yang mereka nilai, tidak layak. Jika kalian perhatikan, sebuah fitur bisa menjadi nilai jual dalam sebuah kampanye visual saat ini. Preset overclock misalnya, yang jikalau diserap dengan logika, bisa diberlakukan untuk semua line-up yang menggunakan kompoen serupa.
 
Jadi jika kalian antipati pada yang namanya marketing gimmick, mungkin line-up Asus TUF bisa mendapat pengecualian. Walaupun, tetap ada fitur berbasis aplikasi yang Auto Uninstall buat saya dan mungkin sebagian dari kalian yang tidak suka dengan yang namanya, bloatware.
ADVERTISEMENT
 
 
Saya pernah dengar ada yang nyinyir terkait konsep desain Asus TUF. “Ah.. paling ROG ganti casing..” Begitu kira – kira kata kata mutiara yang saya dengar. Cukup beralasan, karena memang pada seri sebelumnya, yakni Asus FX series. Asus hanya membedakan cover LCD antara ROG GL series dan Asus FX series. Tapi coba kalian perhatikan lagi. Asus TUF yang ada saat ini, di desain jauh berbeda dari ROG GL series.
 
Paling jelas terlihat pada penempatan I/O port yang mutlak menyatakan bahwa, layout motherboard-nya berbeda. Tapi namanya Netizen memang tidak pernah puas. Nyinyir terus berlanjut yang kali ini mengomentari sisi kanan laptop yang polos tanpa ada satupun I/O port yang terlihat.
ADVERTISEMENT
 
Overall, Asus TUF series punya dimensi dan bobot yang sebelas duabelas dengan ROG TUF series. Terkait absen-nya I/O port di sisi kanan, anggap saja itu sebuah efisiensi yang tujuannya memberi ruang gerak udara segar lebih banyak di bagian dalam laptop.
 
 
Seperti halnya di dunia otomotif, jika ingin memangkas harga jual dengan signifikan salah satu cara cepat adalah, mengurangi kualitas material. Berkurangnya kualitas material pastinya berefek pada durabilitas chassis. Durabilitas yang kurang baik akan berujung pada fungsionalitas yang berumur pendek.
 
Tapi keterbatasan daya beli membuat ego kita jadi lebih galak, termasuk saya. bukan begitu? Kadang terbersit opini liar seperti, “ah.. bego aja yang beli laptop mahal cuma karena pake sasis logam. Mending ini, spek sama, plastiknya juga berkualitas kata Youtuber X”
ADVERTISEMENT
 
Nah, jika pernah terbersit mindset price-to-performance is everything, selamat! kamu adalah salah satu target audience Asus TUF series.
 
 
Seperti yang disinggung di poin spesifikasi, Asus hanya mengurangi kapasitas dan kualitas dari beberapa komponen agar bisa menekan harga. Kabar baiknya, tak seperti line-up Vivobook, Asus tidak meng-amputasi slot ekspansi untuk kebutuhan pengguna mengejar performa maksimal.
 
So, TUF series cocok buat kamu yang lama bermain di PC rakitan, Asus TUF menawarkan slot ekpansi yang masih sangat mungkin kamu maksimalkan, jika nanti budget sudah tersedia. Masalah main game agak-agak choppy, ya merem aja dululah.
 
Oks, jadi Asus TUF bagus gak sih? dan Apa bedanya dengan ROG?. Bedanya, TUF series itu bisa dikatakan versi hemat yang tetap siap pakai, dan juga siap upgrade.
ADVERTISEMENT
 
Adakah nilai jual yang tak dimiliki ROG dibanding seri ini selain harga? Ada donk, lebih minim Gimmick contohnya. Kalau ada argumen yang naik kepermukaan tentang desain TUF series lebih ‘jantan gaming’. Saya sendiri gak yakin itu keluar dari hati yang paling dalam.
 
 
Terus, apa pula bagusnya dari produk seperti Acer Nitro, Lenovo IdeaPad Gaming dan produk dari brand kompetitor dengan harga serupa?
 
Jika melihat kode – kode di penamaan produk Asus TUF Gaming, bisa dipastikan line-up ini meneruskan seri FX Asus yang posisinya memang di bawah ROG. Istilahnya, Supermi-nya ROG. Sebagai line-up nomor dua (menurut saya), TUF memang akan berjibaku langsung dengan Nitro dan kawan – kawan. Secara spesifikasi hingga material, ya sebelas dua belas juga.
ADVERTISEMENT
 
Survey kecil yang saya lakukan untuk menjawab pertanyaan seperti itu menghasilkan jawaban yang sudah bisa saya duga. “Lebih bagus karena itu merek Asus” Mutakhir sekali deh jawaban-nya . .
 
Menurut saya, Asus seperti menurunkan kasta TUF di line-up laptop. Sedih sih, tapi itu cara cepat dan tepat untuk menghemat biaya yang kita tahu, sangat masif untuk membangun sebuah entitas. Mereka belajar saat membangun image ROG, pasti.
 
Terkait judul yang kurang nyambung buat sebagian dari kalian, saya mohon maaf. Kenapa, karena lebih tidak sopan meletakan dua merek dalam satu kalimat judul. Semoga dimengerti ya. Ok gaes, sekian dulu konten pertama di rubrik hipotesa kali ini. Buat yang ingin bertukar pasangan, eh.. pikiran, kolom komentar tidak pernah saya kunci.
ADVERTISEMENT