Konten dari Pengguna

[Review] Analisa Performa Sistem Pendingin Pavilion Gaming 15 AMD

Skyegrid Media
Gamer's Daily.
19 November 2019 15:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skyegrid Media tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

[Review] Analisa Performa Sistem Pendingin Pavilion Gaming 15 AMD

[Review] Analisa Performa Sistem Pendingin Pavilion Gaming 15 AMD
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Diartikel kali ini, saya khususkan untuk mengupas kemampuan sistem pendingin Pavilion Gaming 15 AMD versi Ryzen 5, yang hingga artikel ini naik, masih banyak diperbincangkan.
ADVERTISEMENT
 
Ceritanya, saat unit laptop ini datang, saya sedang melakukan review untuk RDR 2 versi PC yang belum lama rilis. Dan kita tahu, RDR 2 bisa jadi game PC paling detail dari sisi grafis yang efeknya, membutuhkan requirement hardware tinggi.
 
 
Awalnya saya hanya sekedar ingin menanggapi keluhan banyak pengguna sistem AMD yang sering kali gagal masuk ke dalam game. Dan faktanya, saya juga mengalami hal yang sama saat mencoba menjalankan RDR 2 di Pavilion Gaming 15 Ryzen ini.
 
Tapi saat saya berhasil masuk, saya menemukan hal yang tidak umum untuk sebuah laptop gaming, apalagi dari kelas starter. Menggunakan After Burner, saya perhatikan CPU clock bisa berjalan stabil pada frekuensi terbaiknya yaitu 3,7 GHz,- sepanjang saya menjalankan in-game benchmark RDR 2.
ADVERTISEMENT
 
 
Pada screenshoot yang saya lampirkan, terlihat temperatur CPU (paling atas) ada di kisaran 69 sampai dengan 74′ C. Wajar jika diposisi ini CPU clocknya stabil di posisi tertinggi.
 
Jelas, hal ini membuat saya penasaran akan sistem pendingin Pavilion Gaming 15 AMD Ryzen 5 yang punya banderol mulai dari 9,999 juta ini. Bagaimana laptop ini mampu bekerja stabil sekalipun saya menjalankan game RDR2 PC, yang notabene terlalu berat untuk spesifikasi laptop ini.
 
Yang jadi pertanyaan, apakah performa gaming yang stabil ini akibat sistem pendingin yang bagus, atau efisiensi Ryzen 5 yang sudah jauh lebih baik. Ok, yuk mari mulai cari tahu.
 
ADVERTISEMENT
 
 
Langsung saja, saya bongkar penutup bawah laptop ini yang ternyata berbahan plastik. Membukanya cukup mudah, hanya perlu melepas 7 buah baut dimana 3 baut untuk bagian depan jauh lebih kecil dan pendek dibanding 4 baut bagian belakang. Jadi tidak perlu khawatir akan tertukar.
 
 
Kita langsung dihadapkan dengan sebuah sistem pendingin desain baru yang berbeda dari Pavilion gaming 15 versi terdahulu. Kini, dua (2) buah fan dibuat bersisian dan dikombinasikan dengan dua buah heatpipe cukup besar dan panjang,- yang membentang dari heatsink di atas kipas hingga heatsink CPU, melewati heatsink GPU (Seri).
 
 
Kedua kipas diseting dengan posisi yang sama yakni, menghisap udara dari bawah, dan membuangnya ke bagian atas melalui exhaust dibagian belakang laptop. Tapi saya tidak merasakan adanya hembusan angin dipermukaan workstation yang artinya, udara panas hanya dibuang ke bagian belakang.
ADVERTISEMENT
 
 
 
Di atas permukaan workstationnya sendiri, saya rasakan area WASD sangat nyaman,- jauh dari hawa panas yang seringkali mengganggu saat bermain game jangka panjang.
 
Sebaliknya, area sebelah kanan di atas numberpad terasa lebih hangat. Ini jelas, efek dari posisi CPU dan GPU yang berada tepat dibawahnya. Sedangkan lubang di atas keyboard, berfungsi menjadi jalan keluar suara dari speaker. Sedangkan desainnya yang melebar, nampaknya hanya kosmetik.
 
Apakah masih terhitung nyaman saat digunakan?
 
Menurut saya, panas yang merambat ke bagian palm-rest sebelah kanan yang membuat keadaan jadi kurang nyaman,-terutama untuk pengguna yang menggunakan laptop ini untuk editing dokumen dengan kegiatan mengetik yang lama.
ADVERTISEMENT
 
Tapi jika diperhatikan, posisi keyboard HP Pavilion Gaming 15 ini agak ke kiri mungkin sekali disengaja oleh pihak HP. Karena jika disimulasikan, pengguna akan sangat jarang meletakan telapak tangan diatas palm rest bagian ini selama bermain game. Hmm.. smart!
 
 
 
Seperti versi terdahulu, HP hanya menyertakan sebuah aplikasi bernama HP Cool Sense yang memungkinkan pengguna memilih dua (2) mode putaran kipas,- On atau Off. Tanpa HP CoolSense, kipas akan bekerja seminimal mungkin untuk mengurangi db level demi kenyamanan di waktu – waktu tertentu seperti saat bekerja di tengah malam misalnya.
 
Performa pendinginan
 
Saya coba klasifikasikasi mode pengujian menjadi dua jenis, gaming dan multimedia. Selain RDR 2, saya mencoba bermain PUBC Steam yang lebih cocok dijalankan di laptop ini.
ADVERTISEMENT
 
Dengan seting 1080p ‘kompetitif’, selama sekitar 60 menit bermain PUBG steam, temperatur terbaca sangat bersahabat. Hanya berkisar di 50 hingga 55°C. Sedangkan saat mencoba simulasi
 
 
Sedangkan untuk testing multimedia, saya menggunakan Adobe Premiere Pro CC 2019, After Effect 2019 juga X264 Benchmark. Sistem pendingin baru terlihat naik signifikan saat saya mencoba meng-export sebuah project video dengan sequence 2K. Itupun masih dibatas wajar di angka rata – rata 78°C.
 
OK, jadi apakah AMD Ryzen 5-3550H atau kemampuan sistem pendingin Pavilion Gaming 15 AMD ini yang berperan dominan menjaga kestabilan performa laptop ini?
 
Jika melihat log yang dibukukan beberapa software monitoring yang saya gunakan, AMD Ryzen 5-3550H ini bekerja sangat efisien dengan mengkonsumsi daya maksimal hanya 22 Watt (Stress Test),- Tentu ini membuat lebih sedikit panas terbuang.
ADVERTISEMENT
 
 
Dan sesuai prediksi, konfigurasi AMD Ryzen 5 yang memaksa GTX 1050 berjalan ‘setengah hati’, membuat beban yang ditanggung sistem pendingin, jauh dari yang diterima SKU Pavilion Gaming 15 versi Intel yang pernah saya review di sini.
 
Fix!
 
 
 
Nah, beralih ke performa laptop ini secara keseluruhan,- mulai dari CPU, GPU, Storage dan beberapa poin hardware lain seperti LCD dan audio sistemnya.
 
AMD Ryzen 5-3550H
 
 
Dengan konfigurasi 4 Core 8 Thread, AMD Ryzen 5-3550H hadir dengan clock-speed yang lumayan agresif. Tapi uniknya, dia tetap hemat daya. Secara posisi, Ryzen 5-3550H selevel dengan Intel core i7-8565U yang punya TDP lebih rendah yakni 15 Watt.
ADVERTISEMENT
 
New GTX 1050 3 GB
 
 
Seperti halnya GTX 1660 Ti Max-Q pada Zephyrus G yang sebelumnya gw review, GTX 1050 3 GB pada laptop ini juga diseting hanya berjalan di x8. Hal ini dikarenakan baik Ryzen 7-3750H maupun Ryzen 5-3550H ini hanya punya 12 lane PCIe.
 
 
Dengan 4 lane yang diberikan untuk SSD, otomatis hanya tersisa 8 lane yang bisa digunakan. Poin ini memang salah satu titik kelemahan Ryzen yang rentan di’bully‘ fans kubu biru.
 
 
Jika saya lakukan komparasi dengan GTX 1050 4 GB yang ada pada beberapa laptop gaming mainstream 2 tahun lalu. Dan hasilnya, performa GPU keluarga Pascal ini mirip dengan GTX 1050 Max-Q 4 GB, yang berjalan di x16. Lumayan lah..
ADVERTISEMENT
 
 
 
Dibalik keunggulan sistem pendinginnya yang bekerja sangat optimal, tentu tetap ada beberapa catatan yang saya kurang setuju dengan konsep desain dan fitur laptop ini. Paling terasa mungkin dari sisi output audio dari speakernya yang mini dan terdengar tidak konsisten.
 
Juga posisi keyboard yang membutuhkan waktu penyesuai-an cukup lama. Selebihnya, saya akui laptop ini dirilis dengan konsep yang matang,- tidak asal rilis dengan harga murah, untuk mengganggu kompetitor di segmen serupa.
 
 
Hal baru yang hadir di laptop ini seperti posisi lubang charging (DC-In) yang ditempatkan pada hings-cover, menjadikan sisi cable management lebih baik dari kompetitor. Penempatan I/O saya lihat juga difikirkan dengan matang. Hampir kesemuanya berkumpul di sebelah kanan, dengan sebuah port USB 2.0 disebelah kiri, yang saya yakin, didedikasikan untuk mouse.
ADVERTISEMENT
 
Dengan semua plus minus yang saya jabarkan di atas, jika dikonversi menjadi scoring 1 ~ 10, laptop ini punya skor 8 besar, nyaris 9 dalam perhitungan produk rekomendasi Skyegrid Media. So, tertarik?