Konten dari Pengguna

Review Asus Zenbook UM462DA – Zenbook Murah Impian!

Skyegrid Media
Gamer's Daily.
6 November 2019 22:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skyegrid Media tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Review Asus Zenbook UM462DA – Zenbook Murah Impian!

Review Asus Zenbook UM462DA – Zenbook Murah Impian!
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Lewat unit review Asus Zenbook UM462DA ini, saya akan jawab beberapa ekpektasi para penggemar laptop Asus,- khususnya para fans AMD, yang telah lama menanti Ryzen hadir di laptop premium Asus.
ADVERTISEMENT
 
Pertanyaannya, apakah untuk pengguna yang tidak terlalu membutuhkan performa, sebuah laptop dengan prosesor Quad Core, RAM 8 GB dan media penyimpanan 256 GB, sudah memenuhi ekpektasi untuk bekerja dimanapun?
 
 
 
 
Bahasa desain yang ditawarkan saya lihat sedikit keluar dari ciri khas Asus, terutama saat melihat beberapa aksen chrome di sasis Zenbook UM462DA ini. Bukan hal yang negatif tentu saja, mengingat seri ini masuk kelas Zenbook, yang mentargetkan para profesional. Tapi menurut saya, saat ini ornamen Chrome bukan lagi sebuah simbol kemewahan. Dan kurang bisa diterima oleh generasi muda yang lebih menyukai warna – warni cerah.
ADVERTISEMENT
 
 
Saya rasakan laptop ini punya kontruksi sasis yang sangat solid terutama di cover LCD hingga permukaan workstation. Usut punya usut, ternyata kedua bagian ini ditunjang meterial aluminum yang terasa sekali punya ketebalan di atas rata – rata. Hmm.. pantas ada sertifikasi US Military-grade.
 
 
 
Agak berbeda dengan bagian bottom-cover yang menggunakan material polycarbonate, fill-nya langsung terasa berbeda. Namun masih tetap terasa solid terutama saat dijadikan pegangan merubah mode dari PC ke tablet.
 
 
Untuk sebuah seri Zenbook, saya akui UM462DA ini hadir dengan dimensi ketebalan yang kurang maknyuss, -terutama saat posisi tertutup. Mungkin karena belum lama ini saya menggunakan Zenbook S UX392UN sebagai daily-driver. Jadi menimbulkan kesan laptop lain semua berasa tebal. Tapi walau bukan yang paling tipis di kelasnya, pengguna akan mendapatkan sasis yang solid dengan sertifikasi standar Militer.
ADVERTISEMENT
 
 
 
Satu hal yang perlu ditingkatkan dari sisi handling ini adalah performa engselnya yang kurang solid. Mungkin bisa menggunakan panel LCD berprofil lebih tipis yang, selain bisa meringkankan kerja engsel, juga mengurangi dimensi ketebalan laptop ini. Atau, bisa juga menguatkan struktur engselnya itu sendiri.
 
 
 
 

 
 
Saya akui, tidak banyak yang menarik dari sisi spesifikasi utama laptop ini kecuali AMD Ryzen 5-3500U 4 Core 8 thread. Sebuah SoC yang seharusnya cukup powerfull disegmen prosesor ber-TDP 15 watt. Di dalamnya, juga terintegrasi AMD Radeon RX Vega 8 dengan 8 CU (Compute Unit) yang berjalan di clock hingga 1200 MHz. Cukup tinggi untuk sebuah onboard GPU.
ADVERTISEMENT
 
 
Dua buah RAM 4 GB ditanam mati, namun tidak untuk PCIe SSD WDC PC-SN520 dan Wi-Fi adapter Intel 8265 a/c dual-band – nya. Jelas laptop ini diseting untuk menjadi sebuah PC portable siap pakai. Agak disayangkan, dengan ketebalan 19 mm, opsi upgrade terutama RAM yang notabene cukup crucial pada sistem AMD, absen. Tapi tenang, nanti saya akan buatkan konten khusus, yang mengulas lebih lanjut bagiamana memaksimalkan notebook ini, atau notebook lain dengan keterbatasan opsi upgrade seperti ini.
 
 
Yang juga menarik adalah fitur IR face recognation yang dibenamkan pada webcam Zenbook UM462DA. Fitur yang memungkinkan pengguna melakukan login dengan verifikasi wajah. Karena disertai infra-red, wajah pengguna di-scan mengikuti tekstur wajah secara 3D. Jadi hampir mustahil sistem dibohongi menggunakan foto 2D kebawah.
ADVERTISEMENT
 
Harga dan posisi produk
 
 
Dengan mengadopsi AMD, Asus nampaknya juga ingin memperluas segmen pengguna Zenbook hingga ke level kurang dari 10 juta. Sekalipun hanya mendapat Ryzen 5, namun dari sisi kosmetik dan fitur, tak ada yang berbeda dengan Zenbook Flip versi Intel yang banderol harganya lebih tinggi.
 
 
Penetrasi ini saya yakin akan berhasil membuat lebih banyak pengguna mendapatkan sebuah laptop sekelas Zenbook, dengan segala kelebihannya,- termasuk saya. Jujur, ramuan yang Asus tuang dalam Zenbook flip UM462DA berhasil meracuni saya.
 
 
 
 
LCD
 
 
Panel buatan BOE dengan seri NV140FHM-N63 yang digunakan pada unit review Zenbook UM462DA ini sama dengan panel yang ada pada Zenbook UX433UN. Punya akurasi warna 99% sRGB.
ADVERTISEMENT
 
Kualitas brightness yang mencapai 300 nits, cukup baik mendukung penggunaan di smoking area sebuah cafe. Tapi belum cukup superior melawan UX392 yang kita review sebelumnya, saat dibawa area direct sunlight. Di dalam ruanganpun, saya perlu brightness di atas 50% untuk mencapai kenyamanan yang pas.
 
Panel LCD pada unit review Asus Zenbook UM462DA ini bagi pengguna yang kurang sensitif pada akurasi warna, mungkin sudah nampak sangat bagus. Tapi sebagai informasi, dengan profil kalibrasi dari situs ultrabookreview ini, warna dan kontrasnya terkoreksi cukup signifikan. Buktiin deh!
 
Touchscreen & Active Pen
 
 
Unit review Asus Zenbook UM462DA datang dengan active pen yang memungkinkan pengguna memanfaatkan panel touchscreen lebih presisi. Untuk yang biasa menggunakan active pen di platform windows, mungkin akan sangat terbantu. Saya sendiri belum mendapatkan click yang pas memaksimalkan penggunaan stylus di layar sentuh, khususnya di sistem operasi Windows.
ADVERTISEMENT
 
Tapi overall, jika saya bandingkan dengan Microsoft surface GO yang sama – sama menawarkan Active-Stylus, Pen yang ditawarkan Zenbook UM462DA ini tak kalah responsif dan presisi.
 
Keyboard & Touchpad
 
 
 
Terus terang, saya lebih suka dengan kombinasi warna tombol silver dan backlight putih pada keyboard pada UM462DA ini dibanding backlight kuning pada unit review UX392UN. Ada tiga (3) tingkatan iluminasi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
 
 
Secara default, deretan tombol fn berfungsi sebagai shortcut yang untungnya, bisa diubah bolak – balik ke mode function sesuai peruntukannya. Tombol power dibuat terpisah dengan posisi di tepian sasis khas sebuah convertible device. Persis di sebelah tombol power, terdapat dua led indikator yang posisinya cukup mudah dipantau.
ADVERTISEMENT
 
 
Untuk touchpad, saya dan mungkin juga kamu dipastikan butuh sedikit penyesuain perihal sensitifitasnya. Sebagai info, touchpad laptop berlapis kaca ini menawarkan dua fungsi yang bisa dipilih,- sebagai touchpad standar, maupun pressure mode numbering-pad.
 
 
Fitur ini membutuhkan kontruksi khusus yang memaksa Asus membuat dua (2) lapisan utama, di luar lapisan pendukung. Itu mengapa sensitifitas saat kita gunakan untuk tapping, kurang responsif. Saya sendiri masih seringkali mengulang melakukan single-tap, maupun double-tap, sekalipun seting touchpad sudah saya buat paling tinggi sensitifitas-nya. Fitur NumbePad ini juga memaksa Asus menghilangkan finger-print yang ‘biasanya’ di letakan di pojok kanan atas touchpad.
 
Koneksi dan Koleksi I/O
 
 
ADVERTISEMENT
Zenbook biasanya juga terkenal akan sisi konektifitas yang terbilang cukup royal. Namun di seri ini, ada beberapa pengecualian. Pengguna memang akan dimanjakan dengan adapter wifi 5 2×2 plus Bluetooth 5 untuk koneksi wireless. Tapi untuk yang masih mengandalkan kabel, sayangnya harus kecewa. Tidak seperti biasanya, Asus juga tak menyertakan USB-to-LAN adapter pada paket penjualan.
 
 
Zenbook UM462DA menawarkan pilihan port I/O yang menurut saya sudah lebih dari cukup. Hal yang mungkin agak saya sayangkan sebagai pengguna kamera DSLR adalah, SD Card reader yang digantikan dengan Micro-SD card reader.
 
 
 
 
 
Kita bahas dahulu poin prosesor yakni AMD Ryzen 5-3500U, sebagai otak utama unit review Asus Zenbook UM462DA ini. SoC dengan 4 core 8 thread ini punya TDP 15 watt yang secara klasifikasi, akan berhadapan dengan Intel Core i5-8350U. Di atas kertas, R5-3500 punya base, turbo dan GPU clock yang jauh lebih tinggi dibanding i5-8350U. (2,2 ~ 3,8 GHz / up to 1200 Mhz melawan 1,7 ~ 3,6 GHz / up to 1,1 GHz).
ADVERTISEMENT
 
Tapi apakah R5-3500U bisa membungkam i5-8350U?
 
Klik untuk memperbesar
 
Dari benchmark sintetis, performa CPU memang sangat tergantung pada GPU apa yang disandingkan dengannya. Pun begitu, Ryzen 5-3500U tetap belum bisa mengungguli performa i5-8350U, sekalipun sang i5 hanya bermodalkan Intel UHD.
 
Gaming
 
 
Sedangkan Radeon RX Vega 8 secara individual, unggul sekitar 37% lebih kencang dibanding Intel UHD. Bahkan di Time Spy, performa RX Vega 8 hampir setara dengan Geforce MX130. Ini membuat GPU ini cukup bisa diandalkan untuk menjalankan beberapa game FPS kekinian seperti CS: GO dan PUBG Lite di resolusi 1080p.
 
Awalnya, saya sangat bernafsu mengupdate driver Radeon pada laptop ini dengan harapan, performa RX Vega 8 bisa lebih optimal. Namun mengingat pengalaman yang lalu – lalu, driver bawaan pabrik khususnya untuk platform AMD di notebook, lebih optimal dibanding kita memaksakan diri menggunakan driver terbaru dari AMD.
ADVERTISEMENT
 
Sistem Pendingin
 
 
Zenbook UM462DA mengandalkan sebuah kipas berukuran cukup besar, dan sebuah heatpipe yang dimensinya juga cukup lebar. Udara segar dihisap dari lubang memanjang yang ada di bottom-case, lalu udara panas dibuang melalui lubang exhaust yang ada di belakang.
 
 
Tapi nampaknya konfigurasi tersebut masih belum memuaskan untuk mencapai skor di atas 97% yang diminta Time Spy Stress Test. Hal yang sama juga saya rasakan pada permukaan workstation, terutama di sekitar tombol WASD yang cenderung hangat saat notebook ini digunakan dalam waktu yang cukup lama.
 
Manajemen Daya
 
Dimensi power adaptor berkapasitas 45 watt yang sangat ringkas dibanding adaptor 65 watt bawaan zenbook lama.
ADVERTISEMENT
 
Sejak awal, saya cukup terkejut dengan dimensi power adaptor UM462DA ini. Untuk sebuah adaptor 45 Watt, dimensinya sangat kompak. Tapi Asus membuktikan, output yang keluar sesuai dengan spesifikasi yang tertera di atasnya. Kamu juga tak perlu khawatir, karena saya sudah buktikan, adaptornya tetap stabil sekalipun mengawal laptop ini bekerja keras lebih dari delapan (8) jam.
 
Ryzen 5-3500U dalam unit review Asus Zenbook UM462DA ini menyedot 3,8 ~ 8 watt untuk komputasi office dan browsing. Naik ke kegiatan editing video, prosesor menghisap 5,5 ~ 10,1 watt. Dan saat bermain game, mengisap 15 ~ 16,1 watt.
 
 
Kemampuan chargingnya memang standar, dan dengan dimensinya yang mungil, kurang bijak rasanya jika kita berharap ada fitur fast charging. Untuk baterai 3-cell 42 WH – nya sendiri, mampu membuat laptop ini menemani saya bekerja selama 3 jam 30 menit dalam berbagai skenario sehari – hari,- mulai dari browsing kelas berat, editing foto, dan manajemen data keluar masuk notebook via USB.
ADVERTISEMENT
 
 
 
 
Selama dua minggu saya menggunakan unit review Asus Zenbook UM462DA ini, saya merasa sangat terkesan. Prediksi saya yang semula yakin bahwasannya akan kembali kecewa dengan performa AMD Ryzen, ternyata tak terbukti. Ryzen 5-3500U cukup memuaskan untuk menghandle segala aktifias komputasi saya mulai dari Editing dokumen sampai editing video di Premiere Pro CC maupun Filmora 9.
 
Sepasang speaker bersertifikasi Harman / Kardon pada UM462DA, di seting menghadap ke bawah (down-force).
 
Dari sisi user experience, laptop ini juga menjawab semua kekhawatiran saya yang sebelumnya pesimis pada sebuah Zenbook versi ‘rakyat’. Baik dari kualitas LCD, kenyamanan di atas keyboard, kualitas audio hingga responsifitas serta kemudahan fitur touchscreennya. Satu hal yang mungkin perlu di tingkatkan mungkin hanya touchpad saja, itupun hampir tak pernah saya gunakan.
ADVERTISEMENT
 
Jika kamu mencari sebuah laptop 2-in-1, dengan kombinasi material berkualitas dan solid, serta performa yang bisa diandalkan untuk beragam jenis komputasi, bahkan untuk beberapa game moderen, harga 10 juta untuk laptop ini langsung terbayar lunas di hari pertama kamu menggunakannya.