Konten dari Pengguna

[Review] Film Dora and the Lost City of Gold

Skyegrid Media
Gamer's Daily.
12 Agustus 2019 10:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skyegrid Media tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

[Review] Film Dora and the Lost City of Gold

[Review] Film Dora and the Lost City of Gold
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
 
ADVERTISEMENT
Masih ingat nggak sih kalian dengan Film Dora the Explorer? Serial kartun popular dengan ciri khas gadis kecil berbaju pink berambut pendek dengan poni yang selalu memakai ransel serta membawa peta bisa berbicara.
Nah, diperkenalkan pertama kali oleh Nicklelodeon Jr. yang ditayangkan di stasiun televisi mulai tahun 2000 hingga 2014 kini diangkat ke layar lebar. Bertajuk Dora and the Lost City of Gold, film besutan James Bobin (The Muppets) ini dibuat dalam versi live-action.
 
Alur Cerita
 
Cerita dibuka dengan Dora kecil (Madelyn Miranda)  yang sedang asyik bermain bersama Diego kecil (Malachi Barton) dan monyet kesayangannya, Boots (Danny Trejo) di hutan, tempat tinggal mereka. Namun, kebersamaan itu tidak berlangsung lama. Diego harus ikut orang tuanya pindah ke kota setelah mereka mendapatkan pekerjaan baru. Meski begitu, Dora pun tetap melanjutkan petualangannya di hutan bersama sahabatnya yang lain Boots, tas ransel dan juga peta.
ADVERTISEMENT
 
Dora beranjak dewasa (Isabela Moner) di hutan bersama ayah dan ibunya (Michael Peña dan Eva Longoria). Namun, karena ayah dan ibunya ingin melanjutkan penjelajahan dalam mencari Parapata, yaitu sebuah peradaban kota yang hilang di pedalaman Amazon. Serta mereka merasa kalau putri mereka itu harus memiliki teman dan bergaul dengan remaja seusianya, maka mereka memutuskan untuk menitipkan Dora ke sang nenek (Adriana Barraza) dan orang tuanya Diego di kota.
 
Diego (Jeff Wahlberg) yang sudah 10 tahun tinggal di kota besar sementara Dora tetap berada di hutan, membuat adanya kesenjangan antara Dora dan Diego. Kelakuan polos dan aneh Dora yang menjadi bahan olok-olok di sekolah, membuat Diego malu dan memilih menghindarinya.
ADVERTISEMENT
 
 
Dora yang periang nan cerdas membuat guru di sekolah memujinya, hal ini membuat Sammy (Madeleine Madden) murid terpandai di sana merasa tersaingi. Hanya Randy (Nicholas Coombe), murid yang merasa nyaman dengan kehadiran Dora.
 
Suatu hari saat karya wisata di sebuah museum, Dora yang satu kelompok dengan Diego, Randy dan Sammy diculik oleh sekelompok pemburu harta. Mereka memaksa Dora untuk mengantar ke tempat orang tuanya.
Dora bersama teman-temannya berusaha kabur dari para penculik, dan secara tak sengaja mendapat bantuan dari Alejandro Gutierrez (Eugenio Derbez) yang mengaku sebagai teman ayah Dora. Mereka kemudian pergi ke hutan untuk menelusuri jejak orang tua Dora.
ADVERTISEMENT
Berdurasi 100 menit, Dora and the Lost City of Gold menghadirkan petualangan yang mengasyikkan tanpa melupakan elemen aslinya. Terdapat beberapa kenangan dari serial Dora the Explorer yang dibawa ke film ini.
 
Casts
 
Sebagai sosok utama yang menjadi sorotan, Isabela Moner terbilang sukses dengan perannya. Aktris berusia 18 tahun ini tampil selayaknya Dora di serial, yaitu memancarkan selalu ceria, cerdas dan pantang menyerah.
Jika di serialnya Boots bisa bicara, maka di film ini tidak. Selain itu, kehadiran sosok Swiper si rubah pencuri dengan pengisi suaranya Benificio del Toro memperkuat nuansa nostalgia di film ini. Namun disayangkan, nilai minus agaknya disematkan pada akting Jeff Walhberg terlihat agak kaku untuk memerankan Diego.
ADVERTISEMENT
 
Audio Visual
 
Dari segi teknologi, penggambaran karakter-karakter ikonik si Swiper dan Boots memang masih seperti terlihat setengah CGI dan setengah kartun. Tapi untungnya wujudnya mereka tetap lucu dan menggemaskan sih.
Kombinasi jalan cerita yang ringan disertai berbagai tarian dan nyanyian yang lucu dan menyenangkan, tentu menjadikan film ini sebagai sajian petualangan seru dan ringan.
 
Kostum & Make Up
 
Di sini film ini sungguh nampak adanya perbedaan penampilan antara mereka yang biasa hidup di hutan dengan mereka di kota yang serba modern, menjadi salah satu nilai plus. Terlebih lagi kostum dan tampilan Dora memang benar-benar mencirikan dirinya seperti di versi serial, berbaju pink, bercelana pendek oranye, rambut pendek berponi, dan selalu mengenakan ransel.
ADVERTISEMENT
 
Kesimpulan
 
Sutradara James Bobin dengan baik mengeksekusi film yang diangkat dari skenario yang ditulis Nicholas Stoller dan Matthew Robinson. Tak hanya membuat Dora and the Lost City of Gold sebagai film anak-anak, tapi juga menjadikannya tontonan yang bisa dinikmati semua kalangan dengan memasukkan unsur-unsur yang sudah dikenal para penggemar Dora.