Konten dari Pengguna

Review Film Gemini Man – Susahnya Menasehati Diri Sendiri

Skyegrid Media
Gamer's Daily.
4 Oktober 2019 15:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skyegrid Media tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Review Film Gemini Man – Susahnya Menasehati Diri Sendiri

ADVERTISEMENT
Di dunia hiburan, selain nama besar sang bintang, kualitas visual tentu jadi nilai jual yang tak kalah penting. Dan di review film Gemini Man kali ini, saya tertarik mengulas lebih banyak tentang sisi visual film bergenre action thriller ini.
ADVERTISEMENT
 
 
Tetep, sebuah film pasti didasari oleh sebuah cerita. Dan cerita yang diangkat dalam film ini adalah tentang konfrontasi antara karakter utama dengan hasil kloningan-nya. Yap, banyak dari kamu juga pasti sudah menebak, jikalau film ini melibatkan proyek dibawah instansi militer sebagai benang merahnya.
 
Adalah Will Smith, yang berperan sebagai Henry Brogan, seorang mantan prajurit dengan spesialis penembak jitu. Keahlian Brogan sangat diakui baik oleh negaranya, maupun negara seteru, Rusia.
 
Suatu ketika, Brogan bertugas mengakhiri hidup seorang ilmuwan yang menurut berkas rahasia yang Ia terima, merupakan ilmuwan jahat nan membahayakan. Saat menjalankan tugas tersebut, Brogan merasa ada yang aneh pada dirinya. Ia menganggap, penurunan kemampuan yang Ia miliki merupakan tanda Ia harus pensiun.
ADVERTISEMENT
 
Ternyata untuk tugas terakhir tersebut, Brogan telah dibohongi. Ini Ia ketahui dari sahabat dekatnya, Jack Willis (Douglas Hodge). Tapi untuk informasi lebih detail tentang kebenaran sosok ilmuwan yang Ia bunuh, Brogan harus menemui Yuri (Ilia Volok), seorang Rusia yang pernah bekerja sama dengan sang ilmuwan.
 
Saat memutuskan pensiun tersebutlah Brogan bertemu Danny Zakarweski (Mary Elizabeth Winstead), yang akhirnya terlibat hingga akhir film sebagai pasangan Brogan menguak kebenaran, tentang proyek Gemini.
 
 
 
Brogan digambarkan sebagai seseorang mantan pasukan yang terlatih juga sangat teliti. Namun Ia punya beberapa masalah yang memaksa Ia akhirnya melajang hingga usia 51 tahun. Sedangkan Danny, adalah agen muda dengan kemampuan investigasi dan daya ingat sangat baik. Keduanya diseting untuk saling melengkapi dalam memecahkan masalah yang timbul akibat proyek Gemini, dimana Brogan menjadi target yang harus dimusnahkan.
ADVERTISEMENT
 
Karakter Brogan muda yang hadir dibuat memiliki semua karakter Brogan sebab Ia dikembangkan dari DNA yang identik,- termasuk sifat keras kepala yang lebih besar sebab usianya yang masih muda.
 
Selain mereka berdua, karakter antagonis Clay Verris (Clive Owen) dibuat cukup menonjol pada film ini. Karakter yang diceritakan berubah ambisius dengan mengatas-namakan kemanusiaan.
 
 
Sebagai informasi, umumnya film bioskop menggunakan teknologi 24 fps (frame-per-second). Beberapa film seperti Hobbit, pernah menawarkan teknologi visual 48 fps. Nah, film Gemini Man ini menggunakan teknologi 120 fps yang dipadukan dengan mode 3D+,- yang tentunya jauh lebih canggih.
 
Sayangnya, kecanggihan ini belum bisa dinikmati sepenuhnya di bioskop tanah air. Sebab itulah, ada penyesuaian menjadi 60 fps untuk edisi yang beredar di Indonesia. Hal ini berimbas pada keindahan beberapa frame yang jadi kurang greget,-seperti contohnya saat momen kereta yang di zoom ekstra dekat, saat berjalan di kecepatan 273 km per jam.
ADVERTISEMENT
 
Beberapa adegan akan terlihat berjalan lebih lambat dipandangan mata kita,- seperti contohnya lesatan super boat yang ditumpangi Brogan dan Denny, juga momen kejar- kejaran otor antara Brogan dan Junior. Ini wajar, karena film ini aslinya menayangkan 120 gambar dalam 1 detik, yang membuat urutan gambar tervisualisasi lebih rapat.
 
Momen lesatan peluru juga seringkali dihigh-light dan dibuat slow-motion untuk menampilkan sisi dramatis yang indah oleh efek 3D+. Dengan kerapatan 120 fps, proses slow motion-nya jadi terasa lebih real.
 
Tapi untuk audionya, menurut saya perlu ditingkatkan terutama pada adegan – adegan tembak menembak. Adegan dimana peluru menghantam tembok, tepat dihadapan Brogan misalnya, belum mampu membuat saya merasa deg-deg-an.
ADVERTISEMENT
 
 
 
Sisi penggunaan visual efek dan make-up yang menghadirkan sosok Brogan muda pada film ini juga patut di acungi jempol. Seperti diinformasikan dalam sebuah video BTS film ini, sosok Junior diciptakan menggunakan kamera khusus, yang memproses titik – titik buatan di wajah Will Smith.
 
Junior benar- benar dibentuk dari referensi sosok Smith saat berusia 23 tahun. Mulai dari potongan rambut hingga area yang lebih detail seperti kantung mata dan dagu. Ini mengapa Brogan sangat shock karena seperti berhadapan dengan hantu.
 
Film ini juga berhasil menyatukan visual efek dan adegan asli dengan sangat rapih. Terutama di momen momen yang memperlihatkan Brogan dan Junior berdiri atau berjalan bersisian.
ADVERTISEMENT
 
 
Menurut saya, ceritanya sederhana dan tak terlalu rumit.  Tiap karakter tidak mendapat plot untuk serius terkait latar belakang masing – masing. Hingga menurut saya, keseluruhan film terlihat sekali lebih mengedepankan kemegahan visualnya saja.
 
Teknologi dan visual efek yang digunakan film berdurasi 1 jam 56 menit ini merupakan buah pemikiran revolusioner Ang Lee. Sosok Director visioner yang telah mengantungi berbagai penghargaan internasional. Dimana Ia memang bercita – cita menghadirkan sosok kloning yang sempurna dalam sebuah cerita film. Dan Gemini Man ini adalah hasilnya.
 
Untuk kamu yang sudah lama tidak menikmati tayangan film 3D+, film Gemini Man ini tujuan yang cocok untuk melihat perkembangan dunia film yang kini makin maju. Ah.. seandainya sudah bisa memutar film 120 fps, artikel review film gemini man ini akan jadi artikel review film pertama yang mendapat skor visual 10.
ADVERTISEMENT
 
I Wish..