Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Review Film Hotel Mumbai – Saat Tamu menjadi Dewa
5 April 2019 16:46 WIB
Tulisan dari Skyegrid Media tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Bayangkan jikalau anak, saudara atau teman kamu yang masih berusia muda belia tiba-tiba muncul sebagai bagian dari aksi teroris terorganisir. Mereka berubah 180 derajat menjadi bengis dan tak lagi manusiawi. Siapa yang salah dan patut disalahkan di sini? Dalam artikel review film Hotel Mumbai ini, tim Skyegrid Media mencoba menelaah sisi lain dari kejadian nyata aksi teroris di Mumbai, November 2008 lalu.
ADVERTISEMENT
Kisah ini dimulai dari 10 anak muda yang masuk ke Mumbai menggunakan perahu lewat laut. Di sini seperti ingin diceritakan bahwa para pemuda ini di latih dilokasi yang jauh dari Mumbai. Sejak awal film langsung diceritakan motif para pemuda ini datang ke Mumbai.
Walau terlihat acak, diceritakan bahwa aksi teror sudah direncanakan dengan matang. Dan targetnya adalah tempat-tempat umum yang merupakan jalur wisata atau tujuan wisata para turis asing. Seperti stasiun kereta yang merupakan gerbang masuk utama ke Mumbai, restoran yang sering dikunjungi turis asing, hingga yang paling utama dijadikan target adalah Taj Mahal Palace Hotel. Sebuah hotel kelas satu yang sering dijadikan lokasi menginap tamu-tamu VIP dari kalangan orang kaya dan pebisnis asing di kota Mumbai.
ADVERTISEMENT
Saat penyerangan hotel ini lah, beberapa kejadian didramatisasi terutama sifat patriotisme beberapa staf hotel yang bertahan untuk membantu melindungi para tamu. Secara keseluruhan, film ini mengangkat perjuangan para staf hotel, menjaga keselamatan para tamu.
Seting utama film ini sudah pasti adalah bangunan hotel itu sendiri. Di mana para teroris yang sudah di brain-wash oleh kordinator mereka, merengsek kehotel dan membantai para tamu yang berhasil mereka temui. Hanya saja, area hotel yang dipakai film ini nampaknya sangat terbatas. Padahal dari luar, hotel ini terlihat sangat besar dan megah. Mungkin tersandung perizinan hingga seting tempat yang bisa dipakai, menurut saya tidak maksimal.
ADVERTISEMENT
Serangkaian aksi teroris ini berhasil di angkat ke layar lebar berkat hasil interogasi polisi pada salah seorang teroris yang berhasil diselamatkan dari amukan masa. Juga rangkaian kisah yang dikumpulkan dari pihak korban yang selamat. Beberapa scene juga merupakan potongan asli dari beberapa laporan langsung media TV, termasuk audio-nya. Namun sayangnya dalam kualitas yang rendah. Jadi sedikit kurang menyatu dengan scene film utama.
Dalam film ini juga tersiratkan berbagai intrik yang menyinggung berbagai sisi kehidupan masyarakat India. Mulai dari sifat warga asli India, hingga hal-hal terkait kepercayaan mereka yang diilustrasikan sangat baik oleh Arjun (Dev Patel). Sesuai keadaan aslinya, para anggota teroris juga diperankan oleh aktor-aktor India yang masih muda belia. Digambarkan juga para teroris muda ini seolah berasal dari desa yang belum pernah melihat keadaan kota, tak berpendidikan dan sangat polos.
ADVERTISEMENT
Dalam benak mereka, telah tertanam doktrin bahwa kota Mumbai sudah diambil alih oleh orang-orang kafir yang harus mereka perangi. Yang mengharukan, ternyata para pemuda ini di ambil dari keluarga mereka masing-masing, dengan cara baik-baik.
Baca juga: Review film Pet Semantary
Sebelum membawa anak-anak mereka, kaki tangan sang kordinator berhasil meyakinkan pihak keluarga bahwa apa yang akan dilakukan anak-anak mereka merupakan pekerjaan mulia. Hingga para orang tua melepas anak-anak mereka dengan bangga. Nyatanya, kebaikan itu semuanya palsu. Seperti halnya uang uang yang dijanjikan akan diterima oleh para orang tua, tapi tidak pernah sampai
Pertanyaannya, mengapa Mumbai yang dijadikan target? Sayangnya tidak disinggung sama sekali dalam film ini.
ADVERTISEMENT
Tapi asumsi saya berdasarkan cerita film Hotel Mumbai dan literatur dari Internet, nampaknya seseorang yang mendalangi aksi, dan dipanggil ‘Brother Bull’ oleh para pemuda-pemuda ini, sangat mengetahui bahwa Mumbai merupakan kota dengan penduduk padat yang mayoritas hidup dibawah garis kemiskinan. Keadaan ini cocok untuk dijadikan motivasi bahwa kemiskinan yang diderita masyarakat disebabkan oleh para kapitalis, yang dalam film ini diceritakan sebagai target para teroris muda ini.
Film Hotel Mumbai ini membawa pesan moral yang dalam dari berbagai sisi. Agamis, kehidupan sosial hingga isu keamanan. Film ini akan membuka wawasan kamu tentang seorang teroris dan keadaan genting saat berhadapan dengan teroris tentunya.
Gerakan para ekstrimis untuk mengobarkan ‘chaos’ terjadi di seluruh dunia, termasuk yang pernah kita alami di Indonesia. Sebab itulah, memberi pemahaman agama sedini mungkin pada orang-orang terdekat kita adalah hal yang mutlak.
ADVERTISEMENT
The post Review Film Hotel Mumbai – Saat Tamu menjadi Dewa appeared first on Skyegrid Media.