Review Film MIB: International – Ubah Fokus agar Tetap Segar?

Ok, Ciri khas film MIB adalah alur cerita fiksi garis keras yang sangat tidak masuk akal. Tapi dari hal tersebutlah, film ini pernah meraih sukses dan memiliki penggemar fanatik di seluruh dunia. Apakah sequelnya MIB: International kali ini mampu menjaga ciri khas sang pasukan khusus pemburu alien?

 

Awal mula film MIB: International, tim produk sudah memberi sambutan walau berbentuk himbauan khas sebuah bioskop. Simpel namun, cukup berkesan.

 

 

 

Memang, mempertahankan ide terkait karakter itu sangat sulit. Itu mungkin alasan sang penulis cerita untuk memilih menghadirkan karakter baru. Awalnya saya cukup pesimis, bagaimana mungkin seorang agen MIB berkelamin perempuan. Namun di awal-awal film, saat agen O dihadirkan, penonton seperti dipaksa maklum.

 

 

Sekitar 20% durasi film, habis untuk menceritakan bagaimana agen M (Tessa Thompson) akhirnya bisa bergabung dengan pasukan MIB. Tidak juga terlalu datar, selama bagian tersebut, banyak diselipkan dialog humor yang segar.  Puncaknya, saat pertama kali agen M dan agen H (Chris Hemsworth) masuk dalam satu frame.

 

 

Mungkin bisa dikatakan, cerita MIB: International cukup mudah ditebak. Tapi sepanjang cerita, scene – scene menyenangkan akan membuat anda lupa menebak, kemana alur cerita ini akan dibawa. Sebagai gambaran, alur cerita kali ini merupakan era setelah duo agen Will Smith dan Tommy Lee.

 

 

 

Hadirnya Chris Hemsworth dengan gaya ‘slengean’ di film MIB: International ini jelas membawa suasana baru yang segar. Memang, dibeberapa film Cris sebelumnya termasuk Avengers: End Game, pemeran Thor ini sempat dibentuk jadi karakter yang brengsek. Tapi di MIB: International, Cris berhasil berakting lebih lepas lagi.

 

 

Hadirnya aktor watak Liam Neeson (agen big T), sebagai pimpinan MIB untuk wilayah Inggris, juga sangat cocok mempertahankan image para agen MIB yang misterius. Tessa Thompson sendiri diplot untuk menjadi karakter yang sangat pintar dan lebih dewasa dari Cris. Namun agaknya Tesaa tidak diseting untuk meneruskan karakter Tommy Lee Jones. Ia dibentuk menjadi figur baru, yang menjadi standar seorang agen wanita di pasukan MIB.

 

Terlepas dari karakterisasi, Cris dan Tessa berakting sangat “serasi” dalam film MIB: International ini.

 

Baca juga: Review Film X-Men: Dark Phoenix

 

 

Ciri khas MIB juga ada pada penggunaan efek CGI, make-up artist dan visualisasi senjata masa depan. Tapi saya sempat berharap, visualisasi senjata – senjata yang ditampikan lebih natural dibanding properti berbahan plastik yang dipoles chrome.

 

 

Saya cukup puas dengan metode pengambilan gambar pada film ini. Walau jika benar-benar diperhatikan, ada beberapa scene yang kurang didukung oleh teori fisika. Misalkan saja saat scene yang mengambarkan agen H dan agen M, dikejar tim MIB menggunakan motor terbang.

 

 

Sedangkan untuk audio baik sisi efek suara maupun musik latar, sudah sangat baik. Mungkin bisa lebih baik jika suara tembakan dari senjata masa depan tim MIB, dipoles sedikit hiperbola.

 

 

 

Sentuhan sutradara F. Gary Gray yang terkenal akan aksi – aksi di luar nalar, mampu mempertahankan ke-absurd-an sequel MIB terbaru ini. Namun jika saja visualisasi senjata maupun kendaraan yang tampil bisa lebih natural, pasti lebih Epic!

 

Sebagai sekuel, MIB: International kembali menyajikan unsur komedi yang dijamin, akan membuat anda sulit menahan tawa. Tapi hal ini kurang diimbangi dengan nuansa mencekam yang secara logika, seharusnya dialami oleh orang yang berhadapan dengan alien.

 

Jika kamu berharap Cris dan Tessa mampu menggantikan Will Smith dan Tommy Lee Jones, di satu sisi mereka gagal. Tapi di sisi lain, pasangan ini berhasil menjadi fokus baru pada film ini, dan mungkin sequel berikutnya.

The post Review Film MIB: International – Ubah Fokus agar Tetap Segar? appeared first on Skyegrid Media.