Konten dari Pengguna

Review ROG Zephyrus G GA502DU – Hanya untuk Gamer!

Skyegrid Media
Gamer's Daily.
10 Oktober 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skyegrid Media tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Review ROG Zephyrus G GA502DU – Hanya untuk Gamer!

Review ROG Zephyrus G GA502DU – Hanya untuk Gamer!
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Saat datang sebuah opsi produk yang menawarkan harga jual murah, umumnya otak manusia akan langsung men-triger untuk mencari info lebih lanjut. Lewat review ROG Zephyrus G GA502DU kali ini, saya akan kupas beberapa fakta, yang mungkin bisa jadi alasan kamu memutuskan apakah laptop ini layak dikonsumsi, atau sebaliknya.
ADVERTISEMENT
 
 
Menurut HWInfo dan GPU-Z, GTX 1660 Ti nya hanya berjalan di x8, bukan x16.
 
Jika melihat dari konfigurasi jumlah core, AMD Ryzen 7 3750H dengan 4-core / 8-thread merupakan pesaing langsung Intel Core i5-9300H. Dengan fabrikasi 12nm Zen+, AMD menjanjikan efisiensi Instruction-per-Clock yang lebih baik dari Ryzen 2000 series. Sebagai informasi, R7-3750H bisa floating hingga 4 GHz selama sistem pendingin mampu menghandle panas yang keluar.
 
AMD Ryzen 7 juga membawa kartu grafis terintegrasi, Radeon Vega 10 berisi 10 processing core. Sebuah chip grafis yang dijamin lebih kencang dibanding Intel HD, tapi saya tebak lebih boros menghisap baterai. Yang juga perlu digali lebih dalam adalah, jika dengan Intel HD fitur Nvidia Optimus terbukti mampu memanajemen aplikasi hingga chip Geforce tak perlu selalu turun tangan, bagaimana kerja sama AMD Radeon Vega 10 ini dengan Nvidia Optimus?
ADVERTISEMENT
 
Layout cukup rapih
 
GA502DU menawarkan Nvidia Geforce GTX 1660 Ti Max-Q 6GB GDDR6 yang lebih lambat dibanding yang ada pada beberapa kompetitor, bahkan dibanding adik sepabriknya, TUF FX505DU yang juga pernah kita review.
 
RAM atau memori DDR4 2400 MHz berkapasitas 8 GB pada laptop ini ditanam langsung pada motherboard. Otomatis, membuat nilai opsi upgrade kurang maksimal.
 
Hilangnya slot SATA 2.5-inch dibayar oleh Asus dengan menghadirkan dua (2) buah slot m.2 PCIe, sayangnya keduanya Gen 3 x2.
 
SSD yang digunakan unit review ROG Zephyrus G GA502DU ini adalah Intel 660p dengan teknologi Quad-Level NAND flash. Punya kemampuan yang cukup baik untuk proses transfer file berukuran kecil hingga sedang. Tapi saat masuk ke proses transfer file berukuran besar, performanya turun drastis walaupun masih lebih cepat dari sebuah HDD 2.5-inch.
ADVERTISEMENT
 
 
Sisi konektifitas yang ditawarkan tergolong moderate. Port USB dengan jumlah yang cukup, termasuk sebuah USB-C combo Display-Port 1.4 disebelah kiri. Absennya Card-Reader kembali menegaskan jikalau laptop ini benar- benar bukan pilihan yang baik untuk kebutuhan profesional.
 
 
Adapter Wi-Fi yang digunakan adalah Realtek 8821CE ac 1×1 dengan Bluetooth 5.0. Untuk LAN adapter, juga menggunakan Realtek Gigabit Ethernet
 
Harga dan posisi produk
 
LED Indikator bisa dipantau dengan jelas
 
ROG Zephyrus G GA502DU ini masuk kategori ultra-thin gaming notebook. Di segmen ini, GA502 punya peluang dibandingkan langsung dengan beberapa laptop kelas ultraslim dengan GTX 1660 Ti lain seperti, MSI GS65 9SD, Aorus X5 SA dan Nitro 7 AN715-51.
ADVERTISEMENT
 
Tapi dengan konfigurasi hardware unik, yakni adaptasi prosesor AMD Ryzen 7-3750H yang sebenarnya kurang sebanding dengan i7-9750H yang umumnya dipakai produk lain sejenis, label harganya tentu lebih terjangkau. Tambah lagi GA502 masuk keluarga Zephyrus. Ini semakin membuat silau calon pengguna, terutama yang sudah mengenal nama besar Zephyrus.
 
 
 
Sebenarnya saya suka desain ‘boxy’ – nya, yang menjadikan GA502 ini terlihat tangguh. Tak hanya kelihatannya, konfigurasi sasis GA502 ini memang solid. Sekalipun didominasi plastik, hampir tidak ada permukaan sasis yang ‘letoy’ saat ditekan cukup keras,- terutama permukaan workstation dititik tengah keyboard.
 
Tapi saat turun keperbandingan dimensi, GA502DU masih jauh dari jargon paling portable terutama saat bicara ketebalan dan bobot. Tapi bukan tanpa alasan Asus menggusur webcam. Alhasil, laptop 15.6-inch ini benar – benar seukuran dengan Gigabyte Aero 14 keluaran 2017 saya.
ADVERTISEMENT
 
Boleh kali ni tuker tambah?
 
Perhatikan panjang – pendek bautnya saat mau upgrade RAM.
 
Urusan handling khususnya bobot, tidak berbeda jauh dengan laptop ultraslim gaming seri terbaru dari kompetitor lain, kecuali MSI GS65. Relatif ringan sebab ditunjang material ABS dibeberapa bagian dan absennya komponen HDD 2.5-inch.
 
 
Layar
 
LM156LF-GL vIPS 120Hz 1080p non-touch LED panel.
 
Ada kelebihan, pasti ada kekurangan. Dan kekurangan pertama yang saya langsung rasakan pada unit review ROG Zephyrus G GA502 ini adalah kualitas panel LCD. Menurut saya, sekalipun target penggunanya 100% gamer, agak kurang sesuai sebuah ROG mengadaptasi panel dengan kualitas di bawah rata – rata seperti ini.
ADVERTISEMENT
 
Setelah dikalibrasipun, nilai sRGB panel ini mentok di 68%.
 
Ok, anggap 100% pengguna yang tertarik dengan produk ini semua gamer dan tak membutuhkan akurasi warna yang lebar. Tapi brightness level yang ditawarkan juga dibawah rata – rata, hanya sekitar 210 nits menurut tools SpyderPro yang Skyegrid Media pakai. Ini kurang mendukung untuk memberikan eksperimen nyaman di game – game yang banyak menawarkan scene gelap.
 
Keyboard & Touchpad
 
 
Keyboard hanya menawarkan backlight putih dengan tiga (3) tingkatan iluminasi tanpa ada opsi zonasi. Absennya NumberPad bagi beberapa orang bisa jadi masalah serius, tapi buat saya, itu bukan hal yang patut dipermasalahkan.
ADVERTISEMENT
 
Tombol power terpisah, dan 4 dedicated button yang posisinya cukup strategis di kiri atas.
 
Selain N-Key rollover, saya tidak melihat fitur keyboard kelas high-end pada papan keyboard GA502 ini. Secara keseluruhan, dimensi dan key-travelnya sangat nyaman buat saya mengetik panjang. Tapi, kurang greget aja untuk beberapa judul game.
 
Tanpa lapisan rubber, minyak yang tertinggal agak sulit dibersihkan
 
Touchpad hadir dengan dimensi sedang, tidak kecil, tidak juga yang paling besar. Tidak seperti beberapa seri atas Zephyrus, permukaan touchpad tak ditambahkan tekstur rubber. Tidak juga ada border pemanis yang membuatnya tampil clean. Tapi overall, tidak ada keluhan selama menggunakan untuk kebutuhan non-gaming. Sudah mendukung multi-gesture by-the-way.
ADVERTISEMENT
 
Keluhan saya sama dengan beberapa laptop lain yang juga menggunakan permukaan tekstur seperti ini. Mudah sekali menjadi ladang bekas minyak dan sidik jari.
 
 
GameFirst ini yang masih bingung, kok pakai resource nya konsisten.
 
Di luar Armoury Crate dan utility pendukung seperti SonicStudio, Game Visual, dan GameFirst V yang di seri ini pun masih terlihat bermasalah, -Saya lihat sekarang dilini ROG juga sudah ada MyAsus.
 
Fitur baru yang juga masih sering error. Warning keluar padahal konektor charger baik – baik saja.
 
Aplikasi online yang mengintegrasikan beberapa utility dengan tampilan yang lebih sederhana, hingga opsi update driver dan program bawaan secara otomatis. Tapi sayang, tiap kali ingin mengakses MyAsus, sesaat setelah menentukan region, jendela aplikasinya seperti crash dan tidak muncul kembali. Kita bahas di lain waktu ya.
ADVERTISEMENT
 
 
Untuk processor, target saya tidaklah terlalu tinggi. Jika R7-3750H ini bisa mendekati, atau minimal menyamai performa i5-8300H atau i5-9300H, saya yakin ini sudah jadi kabar yang membahagiakan. Hasilnya? Simak nanti di video reviewnya ya
 
Asus memberikan patokan performa GTX 1660 Ti Max-Q ini setara dengan GTX 1070, walau tidak secara spesifik versi full GTX 1070 atau versi Max-Q nya. Di akhir pengujian, saya bisa simpulkan performa GTX 1660 Ti pada GA502DU ini juga cukup membahagiakan. Ada diantara GTX 1060 dan GTX 1070,- atau dengan kata lain memang setara GTX 1070 Max-Q.
 
Tapi diluar semua test individual, GA502 masih sangat menderita dalam hal graphic switching,-terutama di beberapa judul game dan setelah update driver Nvidia terbaru. Jadi sebaiknya, tidak perlu susah – susah update driver nvidia selama tidak ada notifikasi update dari Asus.
ADVERTISEMENT
 
Gaming
 
Saya hanya ingin mengomentari tentang keputusan Asus membuat memori berjalan single channel sebagai default. Ini jelas tidak sesuai dengan tujuan mereka menjadikan pengguna gamer sebagai target.
 
Di game umum seperti PUBG PC, secara keseluruhan pengguna memang mendapatkan FPS yang baik,- di atas 45 FPS overall. Tapi seringkali FPS drop hingga menghadirkan visual yang choppy.
 
Berbeda sekali saat saya telah tancapkan sekeping lagi RAM 8 GB. Semua game yang saya mainkan di unit review ROG Zephyrus G GA502DU ini, langsung naik dari sisi Avarage FPS. Tidak sekalipun saya jumpai lagi drop FPS, atau choppy.
 
Sistem Pendingin
 
Sebelah kiri kosong tanpa ekstra exhaust
ADVERTISEMENT
 
Sebelumnya saya infokan, ada sedikit penyesuaian sasis saat bicara tentang sistem pendingin laptop ini. Jika di Zephyrus 502 series berprocessor Intel, sisi samping kiri dibuatkan lubang exhaust,-untuk GA502 AMD ini tidak ada.
 
 
Jadi secara keseluruhan, hanya ada 3 lubang exhaust, dua (2) di belakang dan satu di samping kanan. GA502 juga menggunakan konsep V shape untuk memberi jalan sirkulasi udara,-tapi tanpa ErgoLift seperti sasis ROG Strix dan Zephyrus S yang sebelumnya saya review.
 
Secara keseluruhan, panas dari CPU maupun GPU belum menjadi concern selama saya lakukan review. Bermain game dalam jangka waktu panjangpun, performa CPU dan GPU stabil pada performa terbaik masing – masing. Kecuali saat dilaporkan Power limit Throtling. Pengguna bisa mengatur putaran kipas secara manual lewat armoury crate, walaupun saya sarankan untuk tetap gunakan mode Auto saja.
ADVERTISEMENT
 
Manajemen Daya
 
Lewat MSI After burner, saya mendapati laptop ini sering mengalami power throttling saat CPU dan GPU bekerja intensif. Power adaptor berkapasitas 180 watt jelas terlihat pas – pasan mencukupi kebutuhan daya semua komponen di laptop ini.
 
 
Selain test PCMark battery di atas, saya juga mencoba menghabiskan baterai laptop ini dengan memutar film berformat MP4 1080p secara looping. Brightness di seting di 50% dengan backlight keyboard off. Film diputar dari local disk tanpa saya lakukan hal lain selama memutar film. Hasilnya cukup lumayan, baterai baru tersisa 15% setelah 4:31 menit.
 
 
 
Desainnya yang lebih dewasa jadi nilai jual khusus dibanding ROG Strix. Ada penyesuaian di sisi material namun berhasil ditutupi oleh desain boxy, tekstur abstrak dan finishing hitam doff beraroma metalik dibagian workstation. Dimensi yang jadi kian ringkas juga agak sulit ditandingi oleh produk sejenis dari kompetitor.
ADVERTISEMENT
 
Hal yang menurut saya bisa lebih baik dari sisi spesifikasi adalah kualitas panel dan opsi upgrade yang menurut saya cenderung aneh. Aneh karena Asus lebih memilih menghadirkan slot m.2 kedua dibanding slot RAM kedua. Terkait kualitas display panel dan absennya Webcam, saya cukup maklum jika alasan Asus menargetkan hanya gamer sebagai calon pengguna laptop ini,- yang memang jarang mempermasalahkan kualitas akurasi warna juga jarang melakukan video chat.
 
Tapi alasan tersebut menjadi boomerang saat mengetahui performa yang dihadirkan dengan konfigurasi default tanpa aktifnya dual-channel memori. Yap, performanya pincang dan jauh dari kata maksimal untuk digunakan sebagai mesin gaming. Game – game yang terhitung ‘ringan’ untuk spesifikasi sekelas GA502 ini, seperti PUBG PC misalnya, tak mampu dihadirkan maksimal.
ADVERTISEMENT
 
Akhir kata, ROG Zephyrus GA502 ini mesin gaming yang potensial dalam tanda kutip. Potensial jika sang pengguna mau mengeluarkan efort tambahan yakni menambah sekeping lagi memori, untuk memaksimalkan performa AMD Ryzen 7-3750H nya.
 
Memang harga awalnya cukup menggiurkan, apalagi menyandang kasta R.O.G identik sebagai landmark gaming. Silakan dikalkulasi sendiri deh ya, dan komentar di bawah tentang pendapat kamu ya.