Glass Ceiling, Tantangan Tersembunyi Dalam Karier Wanita

Skystar Ventures UMN
Skystar Ventures is a tech incubator and coworking space founded by Universitas Multimedia Nusantara (UMN) and Kompas Gramedia Group (KGG).
Konten dari Pengguna
20 Agustus 2021 15:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Skystar Ventures UMN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok. Skystar Ventures
zoom-in-whitePerbesar
Dok. Skystar Ventures
ADVERTISEMENT
Jakarta, 7 Agustus 2021 - Program inkubasi yang diadakan oleh Super Girls In Tech dan Skystar Ventures UMN mengadakan webinar ketiga yang mengusung topik career opportunity. Menanggapi isu ini, hadir pula narasumber ahli, yaitu Miss Merry Riana (Director of Founder Institute Indonesia, Entrepreneur, Investor, & Content Creator) dan Karissa Sjawaldy (Public Policy Facebook).
ADVERTISEMENT
Webinar kali ini diawali dengan pembahasan mengenai fenomena glass ceiling. Dilansir dari Investopedia, glass ceiling adalah ungkapan metafora yang digunakan untuk menggambarkan hambatan yang dihadapi oleh perempuan dan kaum minoritas saat ingin mencoba peran lebih tinggi dalam perusahaan.
Lantas, apakah artinya fenomena ini membuat kaum perempuan tidak dapat memiliki karir yang cemerlang? Menurut Miss Merry Riana, fenomena tersebut berasal dari asumsi dan mindset dari masing-masing individu. Banyak kaum perempuan yang tidak berani mengambil risiko tinggi karena masih berpikir posisi manajer atau C-level lebih cocok untuk pria.
Dok. Skystar Ventures
Kendati demikian, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. “Sebagai perempuan, kita harus bersikap assertive. Harus tau apa yang kita mau, prioritas hidup kita, lalu komunikasikan dengan jelas kepada partner dan atasan,” pungkas Karissa.
ADVERTISEMENT
Potret Pelaksanaan Webinar Topik Career Opportunity
Tidak sedikit pula tanggapan mengenai adanya tuntutan dari keluarga yang menyebabkan perempuan tidak maksimal dalam bekerja. Nyatanya, Miss Merry Riana dan Karissa berhasil menepis tanggapan tersebut. Sebagai seorang work mom, Karissa membagikan pengalamannya, “Aku pribadi kurang setuju dengan tanggapan itu. Kita bisa kok menjadi orang tua, istri, dan pekerja yang baik. Tapi memang tidak bisa all at the same time. Perlu ada perencanaan, planning, dan priority. We don’t need to be a perfect mom, but we need to be a happy mom,” jelas Karissa.
Lalu, hal apa saja sih yang perlu dimiliki dan dipersiapkan oleh setiap individu jika ingin terjun ke dunia pekerjaan? “Kalau menurut aku, setiap orang perlu memiliki IQ (skill akademis), EQ (teamwork), dan AQ (komitmen) yang baik,” ungkap Miss Merry Riana.
ADVERTISEMENT
Selain itu, permasalahan utama yang sering dihadapi wanita adalah rasa insecure dan tidak percaya diri. Hal ini tentunya akan berdampak terhadap produktivitas kerja kaum wanita, lho. Lantas, bagaimana cara mengatasinya? “People always treat you like nobody unless you treat yourself as somebody. And if you compare yourself with others, you will get bitter, but when you compare yourself alone, you get better,” ujar Miss Merry Riana.
Kalimat ini tentunya sangat related dengan kehidupan sehari-hari kita ya, girls. Asumsi-asumsi negatif harus segera disingkirkan dari mindset setiap individu, khususnya wanita. Jika tidak, fenomena glass ceiling akan berpengaruh kepada kesempatan kaum wanita untuk berkarir.
Oleh karena itu, seratus mahasiswi dari berbagai universitas yang tergabung dalam program Super Girls In Tech akan mengikuti pelatihan selama empat bulan kedepan untuk menghasilkan solusi dari permasalahan-permasalahan kesetaraan gender yang terjadi di Indonesia. Jangan sampai terlewat ya, untuk informasi lebih lengkap bisa cek Instagram @skystarventures dan @supergirlsintech.
ADVERTISEMENT