Konten dari Pengguna

Euforia Liburan Setelah Lebaran: Antara Tradisi dan Gaya Hidup Baru

Ahmad Fahmi Fadilah
Mahasiswa Aktif - S1 Hukum, UIN Jakarta
3 April 2025 15:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Fahmi Fadilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://cdn.pixabay.com/photo/2015/03/02/23/40/father-656734_1280.jpg (Ilustrasi liburan)
zoom-in-whitePerbesar
https://cdn.pixabay.com/photo/2015/03/02/23/40/father-656734_1280.jpg (Ilustrasi liburan)
ADVERTISEMENT
Setiap tahun, ketika gema takbir mulai mereda dan sisa-sisa kue kering masih memenuhi meja ruang tamu, ada satu fenomena yang hampir selalu terjadi di Indonesia: liburan setelah Lebaran. Setelah seminggu penuh disibukkan dengan tradisi silaturahmi, banyak orang memilih untuk menghabiskan sisa libur dengan jalan-jalan. Entah itu ke pantai, pegunungan, atau sekadar staycation di hotel berbintang, semua memiliki tujuan yang sama, yakni melepas penat setelah hiruk-pikuk Lebaran. Tradisi ini bukan hanya sekadar tren, tetapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Banyak faktor yang membuat orang Indonesia gemar berlibur setelah Lebaran. Salah satunya adalah kelelahan fisik dan mental akibat perjalanan mudik yang panjang dan melelahkan. Bayangkan harus berjibaku di jalanan selama berjam-jam, bahkan berhari-hari, hanya demi berkumpul dengan keluarga. Belum lagi acara kunjungan dari rumah ke rumah yang seolah tidak ada habisnya. Meskipun menyenangkan, kegiatan ini juga cukup menguras energi. Maka, begitu semua urusan keluarga selesai, banyak yang merasa butuh waktu untuk benar-benar bersantai.
Momentum libur panjang juga menjadi alasan kuat mengapa banyak orang memanfaatkan waktu ini untuk berlibur. Setelah Lebaran, banyak kantor masih memberikan cuti bersama, dan anak-anak sekolah masih dalam masa liburan. Hal ini memberikan kesempatan emas untuk melakukan perjalanan tanpa harus tergesa-gesa. Ditambah lagi, momen ini sering dimanfaatkan sebagai ajang berkumpul bersama keluarga besar di tempat yang lebih santai. Tidak sedikit yang memilih menyewa vila atau resort untuk merayakan kebersamaan dengan cara yang lebih rileks dibandingkan suasana rumah yang sering kali sibuk saat Lebaran.
ADVERTISEMENT
Destinasi wisata favorit setelah Lebaran biasanya tidak jauh dari tempat-tempat yang menawarkan keindahan alam dan ketenangan. Pantai, gunung, dan kawasan wisata alam lainnya selalu menjadi pilihan utama. Bagi mereka yang ingin liburan tanpa perlu perjalanan jauh, staycation di hotel atau mengunjungi taman hiburan juga menjadi opsi menarik. Tidak heran jika kota-kota wisata seperti Bandung, Yogyakarta, Malang, atau Bali mengalami lonjakan pengunjung pada periode ini. Bahkan, beberapa destinasi wisata harus memberlakukan sistem antrean atau pembatasan pengunjung karena membludaknya wisatawan.
Bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya yang tidak ingin pergi jauh, Kebun Binatang Ragunan menjadi salah satu destinasi favorit. Setiap tahun, tempat ini selalu dipenuhi oleh wisatawan lokal yang ingin menikmati suasana segar dan melihat berbagai koleksi satwa. Dengan harga tiket yang terjangkau dan area yang luas, Ragunan menjadi pilihan tepat untuk liburan keluarga tanpa perlu mengeluarkan biaya besar. Ditambah lagi, ada berbagai wahana menarik yang bisa dinikmati anak-anak, membuat tempat ini semakin diminati pascalebaran. Namun, tingginya jumlah pengunjung juga sering kali menyebabkan kepadatan luar biasa, sehingga penting bagi wisatawan untuk datang lebih pagi dan menjaga kebersihan selama berada di sana.
ADVERTISEMENT
Tren liburan setelah Lebaran juga didukung oleh semakin mudahnya akses transportasi dan akomodasi. Dengan banyaknya pilihan transportasi, dari pesawat, kereta api, hingga kendaraan pribadi, orang-orang semakin leluasa menentukan destinasi tanpa perlu khawatir dengan keterbatasan akses. Ditambah dengan berbagai promo dari aplikasi pemesanan tiket dan hotel, liburan setelah Lebaran menjadi lebih terjangkau bagi banyak orang. Hal ini semakin mendorong kebiasaan masyarakat untuk menjadikan periode setelah Lebaran sebagai waktu yang ideal untuk berlibur.
Namun, ada satu tantangan besar yang kerap muncul setiap kali musim liburan tiba, yaitu lonjakan harga. Biaya perjalanan dan akomodasi biasanya meningkat drastis, terutama di destinasi-destinasi populer. Tiket pesawat yang sebelumnya masih masuk akal bisa melonjak berkali-kali lipat. Hotel-hotel yang biasanya menyediakan harga promo pun mendadak menaikkan tarif. Bagi mereka yang tidak melakukan perencanaan sejak jauh hari, situasi ini bisa menjadi kendala tersendiri. Oleh karena itu, sebagian orang memilih menghindari liburan langsung setelah Lebaran dan menundanya hingga harga kembali normal.
ADVERTISEMENT
Di balik euforia liburan ini, ada satu hal yang sering terlupakan, yaitu dampaknya terhadap lingkungan. Setiap musim liburan, peningkatan jumlah wisatawan sering kali berbanding lurus dengan peningkatan jumlah sampah di tempat wisata. Plastik bekas makanan dan minuman, sampah kemasan, hingga barang-barang sekali pakai lainnya sering kali menjadi masalah serius. Padahal, menjaga kebersihan destinasi wisata adalah tanggung jawab bersama agar generasi mendatang masih bisa menikmati keindahan alam yang sama. Oleh karena itu, penting bagi para wisatawan untuk lebih sadar akan dampak lingkungan dari aktivitas mereka. Membawa tumbler sendiri, menggunakan kantong belanja ramah lingkungan, dan tidak membuang sampah sembarangan adalah langkah sederhana yang bisa memberikan dampak besar.
Liburan setelah Lebaran cerminan dari bagaimana masyarakat Indonesia melihat waktu luang dan kebersamaan. Entah itu dilakukan dengan perjalanan jauh atau sekadar bersantai di rumah, yang terpenting adalah bagaimana setiap orang bisa menikmati waktu mereka dengan penuh kebahagiaan tanpa mengorbankan lingkungan sekitar. Karena bagaimanapun juga, liburan yang baik adalah liburan yang tidak hanya menyenangkan bagi diri sendiri, tetapi juga tidak meninggalkan dampak buruk bagi tempat yang kita kunjungi.
ADVERTISEMENT