Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Mengulik Fenomena Kerja Pakai Orang Dalam
26 April 2025 17:21 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Ahmad Fahmi Fadilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tidak bisa dipungkiri, mendapatkan pekerjaan bukanlah perkara mudah. Banyak pencari kerja harus berjuang keras, dan tak jarang pula yang memilih ‘jalan pintas’, termasuk dengan memanfaatkan koneksi atau yang sering disebut “kerja pakai orang dalam”.
ADVERTISEMENT
Fenomena ini masih menjadi topik yang cukup sensitif. Pasalnya, tak sedikit kandidat berkualitas yang harus tersingkir karena adanya praktik ini.
Tapi, apakah benar semua kerja lewat orang dalam itu negatif? Dan bagaimana jika sudah telanjur diterima karena bantuan koneksi? Mari kita bahas secara lebih menyeluruh.
“Kerja Pakai Orang Dalam” Antara Peluang dan Privilege
Mungkin kamu pernah mendengar ungkapan ini:
Ungkapan ini terasa banget, terutama saat melihat kondisi di lapangan. Banyak pencari kerja berbakat kalah oleh mereka yang punya “jalur dalam”. Bahkan, masih ada perusahaan yang diam-diam menerima imbalan sebagai syarat lolos seleksi kerja.
Namun di sisi lain, tidak semua praktik “kerja pakai orang dalam” berarti buruk. Ada juga yang memperoleh pekerjaan lewat rekomendasi internal perusahaan dikenal sebagai referral. Dalam banyak kasus, ini menjadi bukti bahwa orang yang direkomendasikan telah menunjukkan reputasi dan kualitas yang dipercaya.
ADVERTISEMENT
Berbeda cerita jika “jalur dalam” yang ditempuh adalah lewat sogokan atau nepotisme. Praktik seperti ini bisa berdampak negatif di kemudian hari, baik bagi kamu maupun koneksi yang membantumu.
Etika dalam Menggunakan Koneksi untuk Mendapat Pekerjaan
Menggunakan koneksi sebagai jalan masuk ke dunia kerja bukanlah hal yang salah. Tapi, ada beberapa etika penting yang wajib kamu pahami agar tetap profesional dan bermartabat:
ADVERTISEMENT
Dampak Positif dan Negatif dari "Kerja Pakai Orang Dalam"
Di Indonesia, “jalur dalam” sering dikaitkan dengan nepotisme. Padahal, kenyataannya tidak selalu demikian. Sebelum menerima tawaran kerja dari koneksi, penting untuk mempertimbangkan baik sisi positif maupun negatifnya:
Dampak Positif:
Dampak Negatif:
Legalitas “Kerja Pakai Orang Dalam”
Secara hukum, praktik kerja melalui koneksi tidak melanggar aturan. Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 Pasal 31 menyatakan bahwa:
Dan pada ayat (1) dijelaskan bahwa:
Dengan demikian, baik memilih jalur koneksi maupun melalui proses reguler adalah hak setiap individu. Yang paling penting adalah bagaimana kamu menunjukkan dedikasi dan kualitas kerja setelah diterima.
ADVERTISEMENT
Kerja pakai orang dalam hanyalah salah satu dari sekian banyak jalan menuju dunia kerja. Apakah itu etis atau tidak, tergantung pada cara dan niat di baliknya. Yang tak boleh dilupakan adalah: kesempatan mungkin bisa datang dari orang lain, tapi pembuktian tetap harus datang dari dirimu sendiri.
Jangan hanya sibuk mencari jalan masuk. Lebih penting lagi, siapkan dirimu agar pantas berada di dalam. Koneksi bisa membukakan pintu, tapi hanya kualitas, etika kerja, dan konsistensi yang bisa membuatmu bertahan dan berkembang.
Jadi, jika kamu mendapat kesempatan karena dibantu koneksi, jangan merasa bersalah, tapi juga jangan berpuas diri. Gunakan peluang itu sebagai awal untuk menunjukkan bahwa kamu memang layak berada di posisi itu, dengan atau tanpa “orang dalam”. Kerja keras itu penting, tapi kerja cerdas dengan sikap yang benar itulah yang akan membawamu lebih jauh.
ADVERTISEMENT