Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Pesan Ibu: Bersinarlah Tanpa Memadamkan Sinar Orang Lain
26 Januari 2025 13:40 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Ahmad Fahmi Fadilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada sebuah ungkapan yang sering muncul dalam obrolan santai maupun tulisan inspiratif: "Bersinarlah tanpa harus meredupkan sinar yang lain." Kalimat sederhana ini punya makna yang dalam, terutama di tengah dunia yang kadang terlalu sibuk berlomba-lomba menjadi yang terbaik. Tapi sebenarnya, apakah kita benar-benar paham apa artinya? Dan lebih penting lagi, apakah kita sudah melakukannya?
ADVERTISEMENT
Ibu saya pernah berkata sesuatu yang tidak pernah saya lupakan: "Kalau mau bersinar, jangan dengan cara memadamkan cahaya orang lain." Pesan ini selalu terngiang setiap kali saya melihat seseorang yang berusaha mencapai sukses, tapi melakukannya dengan cara yang salah, seperti menjelekkan orang lain. Rasanya seperti melihat seseorang yang ingin jadi tinggi, tapi malah sibuk meruntuhkan pijakan orang lain, alih-alih membangun tangga untuk dirinya sendiri.
Mari kita bahas ini dengan santai. Kebanyakan dari kita tumbuh di dunia yang mengajarkan bahwa hidup adalah kompetisi. Sejak kecil, kita diajarkan untuk jadi nomor satu. Juara kelas, ranking terbaik, diterima di universitas ternama, punya karier yang paling cemerlang semua itu dianggap tolak ukur kesuksesan. Tapi, dalam proses mengejar itu semua, banyak yang tanpa sadar mulai melihat keberhasilan orang lain sebagai ancaman. Rasanya seperti kalau mereka bersinar lebih terang, sinar kita otomatis akan redup. Padahal, tidak harus begitu.
ADVERTISEMENT
Bayangkan saja kalau hidup ini seperti langit malam penuh bintang. Apakah satu bintang yang bersinar terang membuat bintang lain jadi kurang indah? Tentu tidak. Malah, semakin banyak bintang bersinar, semakin indah pemandangan langit itu. Sama halnya dengan manusia. Kita semua punya sinar sendiri-sendiri. Dan faktanya, cahaya kita tidak akan berkurang hanya karena orang lain juga bersinar.
Namun, kenapa ya, masih banyak orang yang merasa harus menjatuhkan orang lain supaya dirinya terlihat lebih unggul? Mungkin karena rasa insecure. Kadang, kita terlalu fokus pada apa yang tidak kita punya hingga lupa mensyukuri apa yang sudah ada. Melihat orang lain sukses membuat kita merasa kecil, padahal sukses mereka sebenarnya tidak ada hubungannya dengan nilai kita sebagai individu.
ADVERTISEMENT
Coba pikirkan begini: apakah prestasi seseorang benar-benar membuat kita jadi kurang berharga? Tentu tidak. Dunia ini luas, dan ada tempat untuk semua orang. Keberhasilan satu orang tidak berarti kegagalan bagi yang lain. Sukses itu bukan soal siapa yang lebih dulu atau lebih banyak, tapi soal bagaimana kita menjalani perjalanan kita sendiri dengan penuh makna.
Di sinilah pentingnya memahami bahwa bersinar itu bukan tentang mengalahkan orang lain. Bersinar itu tentang menemukan potensi terbaik kita dan membagikannya ke dunia. Dan ironisnya, semakin kita fokus pada pertumbuhan diri sendiri, semakin besar pula sinar kita. Sebaliknya, kalau kita terlalu sibuk iri atau mencoba menjatuhkan orang lain, energi kita malah terbuang sia-sia.
Ketika kita belajar menghargai sinar orang lain, sesuatu yang ajaib terjadi: dunia kita jadi lebih damai. Bukannya merasa terancam, kita malah bisa merasa terinspirasi. Kesuksesan orang lain jadi motivasi untuk terus berkembang. Kita mulai melihat dunia sebagai tempat yang penuh peluang, bukan sebagai medan perang.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana caranya supaya kita bisa bersinar tanpa harus memadamkan cahaya orang lain? Pertama-tama, mulai dari diri sendiri. Kenali apa yang membuatmu unik. Semua orang punya kelebihan dan kekurangan, jadi tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain. Fokus pada apa yang bisa kamu kembangkan. Ingat, bintang di langit pun punya ukuran dan kilauan yang berbeda-beda, tapi semuanya punya peran.
Selanjutnya, latih rasa syukur. Ketika kita bisa menghargai apa yang kita miliki, kita jadi lebih tenang. Kita tidak lagi merasa perlu bersaing dengan orang lain untuk membuktikan diri. Sebaliknya, kita jadi lebih mudah untuk mengapresiasi keberhasilan orang lain. Bukankah lebih menyenangkan jika kita bisa ikut bahagia melihat teman kita berhasil?
Selain itu, belajar untuk mendukung orang lain. Tidak ada salahnya memberi pujian atau dukungan ketika mereka mencapainya. Hal ini tidak hanya membuat mereka merasa dihargai, tapi juga menunjukkan bahwa kamu percaya diri dengan dirimu sendiri. Orang yang benar-benar percaya diri tidak takut mengakui kehebatan orang lain.
ADVERTISEMENT
Namun, bukan berarti kita harus pasrah atau berhenti berusaha. Bersinarlah dengan caramu sendiri, tapi jangan jadikan sinar orang lain sebagai alasan untuk meragukan diri sendiri. Jika kita merasa tertinggal, jadikan itu motivasi untuk belajar dan tumbuh, bukan alasan untuk merasa iri.
Kita juga perlu menyadari bahwa dunia ini lebih indah jika diisi dengan kerja sama, bukan persaingan yang tidak sehat. Coba bayangkan sebuah tim olahraga. Kalau semua pemain saling mendukung dan bekerja sama, bukankah mereka lebih mungkin menang? Hal yang sama berlaku dalam hidup. Ketika kita saling mendukung, kita semua bisa bersinar lebih terang.
Bersinar tanpa meredupkan sinar orang lain adalah soal perspektif. Ini adalah cara pandang yang mengajarkan kita untuk menghargai diri sendiri sekaligus menghormati orang lain. Dunia ini cukup luas untuk semua orang. Tidak ada yang perlu merasa terancam oleh keberhasilan orang lain. Sebaliknya, kita bisa saling mendukung, saling menginspirasi, dan tumbuh bersama.
ADVERTISEMENT
Jadi, mulai sekarang, mari ubah cara kita melihat dunia. Jangan takut untuk bersinar, dan jangan takut kalau orang lain bersinar juga. Ingat pesan ibu: "Kalau mau bersinar, jangan dengan cara memadamkan cahaya orang lain." Bintang-bintang di langit tidak pernah saling bersaing untuk terlihat paling terang. Mereka hanya bersinar, bersama-sama, menciptakan keindahan yang luar biasa. Begitu pula dengan kita. Mari bersinar dengan cara kita masing-masing, dan biarkan dunia menikmati cahaya kita bersama.