Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Work From Anywhere (WFA): Solusi Masa Depan atau Tantangan Baru?
31 Maret 2025 17:45 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Ahmad Fahmi Fadilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam beberapa tahun terakhir, konsep Work From Anywhere (WFA) semakin populer di Indonesia. Sistem kerja ini memungkinkan karyawan untuk bekerja dari mana saja tanpa harus datang ke kantor setiap hari. Banyak perusahaan, terutama di sektor teknologi dan industri kreatif, mulai menerapkan WFA sebagai respons terhadap perkembangan zaman dan kemajuan teknologi digital. Namun, seperti halnya inovasi besar lainnya, WFA menimbulkan perdebatan. Sebagian orang melihatnya sebagai solusi fleksibel untuk masa depan kerja, sementara yang lain khawatir akan dampaknya terhadap produktivitas dan loyalitas karyawan.
ADVERTISEMENT
Salah satu keuntungan utama dari WFA adalah fleksibilitas yang diberikan kepada pekerja. Mereka tidak lagi harus menghabiskan waktu berjam-jam dalam kemacetan, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Waktu yang biasanya terbuang di perjalanan bisa dialokasikan untuk hal lain, seperti berkumpul dengan keluarga, beristirahat lebih banyak, atau bahkan mengembangkan keterampilan baru. Selain itu, sistem ini juga membantu menciptakan keseimbangan yang lebih baik antara kehidupan kerja dan pribadi.
Di sisi lain, WFA membuka peluang yang lebih luas bagi individu yang tinggal di daerah untuk mendapatkan pekerjaan tanpa harus pindah ke kota besar. Sebelumnya, pekerjaan dengan gaji tinggi umumnya terkonsentrasi di kota-kota besar, memaksa banyak orang untuk merantau demi karier yang lebih baik. Dengan adanya WFA, mereka tetap bisa bekerja di perusahaan nasional maupun internasional tanpa harus meninggalkan kampung halaman. Hal ini juga berdampak positif bagi perekonomian daerah karena pendapatan yang diperoleh tetap berputar di sana.
ADVERTISEMENT
Bagi perusahaan, WFA menawarkan keuntungan finansial yang signifikan. Dengan berkurangnya kebutuhan akan kantor fisik, perusahaan dapat menghemat biaya operasional seperti sewa gedung, listrik, internet, serta fasilitas kantor lainnya. Dana yang dihemat ini dapat dialokasikan untuk pengembangan teknologi atau memberikan tunjangan tambahan bagi karyawan. Beberapa perusahaan bahkan melaporkan peningkatan produktivitas sejak menerapkan WFA karena karyawan dapat bekerja di lingkungan yang lebih nyaman dan sesuai dengan preferensi mereka.
Namun, sistem ini juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satu kendala utama adalah bagaimana mengawasi produktivitas karyawan. Jika di kantor, atasan dapat dengan mudah memantau aktivitas kerja, maka dalam sistem WFA, perusahaan perlu mencari cara efektif untuk memastikan karyawan tetap bekerja secara optimal. Beberapa perusahaan menggunakan aplikasi pemantauan aktivitas kerja, tetapi hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi karyawan karena merasa diawasi secara ketat.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perubahan budaya kerja menjadi tantangan lain dalam penerapan WFA. Interaksi sosial di kantor memainkan peran penting dalam menjaga kekompakan tim. Dengan bekerja dari jarak jauh, komunikasi informal yang biasa terjadi di lingkungan kantor bisa berkurang. Akibatnya, rasa kebersamaan dalam tim dapat melemah, yang pada akhirnya dapat berdampak pada kolaborasi dan inovasi dalam perusahaan. Beberapa karyawan juga merasa kesepian atau kehilangan rasa memiliki terhadap perusahaan karena minimnya interaksi langsung dengan rekan kerja.
Kendala teknis juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan dalam penerapan WFA. Tidak semua daerah di Indonesia memiliki jaringan internet yang stabil, sehingga dapat menghambat produktivitas pekerja yang tinggal di wilayah dengan koneksi internet yang kurang memadai. Selain itu, pemadaman listrik yang kerap terjadi di beberapa daerah juga bisa menjadi hambatan serius bagi karyawan yang bekerja dari rumah. Jika perusahaan tidak fleksibel dalam menghadapi permasalahan ini, WFA bisa berubah menjadi tantangan yang lebih besar dibandingkan manfaatnya.
ADVERTISEMENT
Dari segi hukum, regulasi terkait WFA di Indonesia masih belum sepenuhnya jelas. Sebagian besar peraturan ketenagakerjaan masih mengacu pada sistem kerja konvensional di kantor. Masalah seperti perhitungan jam kerja bagi karyawan di zona waktu yang berbeda, hak dan kewajiban karyawan saat bekerja dari rumah, serta perlindungan hukum jika terjadi kecelakaan kerja di luar kantor masih menjadi pertanyaan yang perlu segera dijawab oleh pemerintah.
Selain itu, WFA juga menimbulkan kekhawatiran terkait loyalitas karyawan. Dengan fleksibilitas yang tinggi, karyawan lebih mudah berpindah ke perusahaan lain jika mendapatkan tawaran yang lebih menarik. Jika sebelumnya lingkungan kantor menjadi faktor yang membuat karyawan bertahan lebih lama di sebuah perusahaan, dalam sistem WFA, keterikatan emosional dengan tempat kerja bisa berkurang. Ini menjadi tantangan bagi perusahaan dalam mempertahankan talenta terbaik mereka.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, bukan berarti WFA tidak bisa diterapkan secara efektif di Indonesia. Solusi yang dapat diadopsi adalah model kerja hybrid, di mana karyawan tetap diberikan fleksibilitas untuk bekerja dari mana saja, tetapi tetap memiliki kewajiban untuk datang ke kantor beberapa kali dalam seminggu. Pendekatan ini dapat menjadi jalan tengah yang memungkinkan fleksibilitas tanpa mengorbankan interaksi sosial dan budaya kerja perusahaan.
Perusahaan juga dapat merancang strategi komunikasi yang lebih efektif dengan mengadakan pertemuan virtual secara rutin atau menciptakan budaya kerja yang lebih terbuka dan transparan. Selain itu, perusahaan dapat memberikan fasilitas tambahan seperti subsidi internet atau akses ke coworking space bagi karyawan yang membutuhkan lingkungan kerja yang lebih kondusif. Di sisi lain, pemerintah juga perlu segera merancang regulasi yang lebih jelas untuk mendukung sistem kerja WFA agar dapat diterapkan secara lebih tertata dan adil bagi semua pihak.
ADVERTISEMENT
Apakah WFA akan menjadi masa depan dunia kerja atau justru menimbulkan tantangan baru bagi perusahaan dan karyawan sangat bergantung pada bagaimana sistem ini diterapkan. Jika dikelola dengan baik dan didukung regulasi yang tepat, WFA dapat menjadi langkah besar menuju dunia kerja yang lebih fleksibel dan inklusif. Namun, jika diterapkan tanpa perencanaan yang matang, justru bisa menimbulkan masalah baru. Yang jelas, dunia kerja terus berubah, dan kita semua harus siap beradaptasi dengan cara yang paling bijak.