Konten dari Pengguna

Kaum Intelektual sebagai Pergerakan Nasional Indonesia 1908-1928

Haris Arifudin Hassya
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang
2 April 2022 21:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Haris Arifudin Hassya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Taman makam pahlawan Semarang. Foto: Dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Taman makam pahlawan Semarang. Foto: Dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Bangsa Indonesia terus berkembang menjadi bangsa yang maju tidak terlepas dari peran serta para pemikir bangsanya. Dalam pergerakan nasional Indonesia pada tahun 1908-1928 merupakan suatu usaha atau tindakan yang dilakukan oleh pemuda terdidik atau kaum intelektual dengan melakukan upaya perbaikan dalam berbagai bidang.
ADVERTISEMENT
Kaum intelektual lahir dilatarbelakangi oleh dua faktor yaitu kebijakan politik etis implementasi sistem pendidikan kolonial Belanda yang pada awalnya bertujuan untuk memperoleh tenaga kerja yang murah, namun pendidikan yang diselenggarakan bagi kaum pribumi pada awal abad XX justru melahirkan golongan cendekiawan yang menjadi penggerak perjuangan melawan kolonialisme. Mereka itu antara lain Dr. Sutomo, Suwardi Suryaningrat, Soekarno, Moh. Hatta, Sutan Syahrir. Tindakan yang dilakukan golongan cendekiawan adalah berupaya guna meningkatkan kesadaran nasional memperbaiki kehidupan rakyat Indonesia dengan sejarah panjang perjuangan melalui berbagai macam organisasi yang membebaskan Indonesia dari belenggu penjajahan hingga kini. Kontribusi Kaum Intelektual Dalam Pergerakan Nasional Faktor yang menjadi latar belakang lahirnya kaum intelektual adalah kebijakan politik etis implementasi sistem pendidikan kolonial di Indonesia. Pemerintah Kolonial Belanda memberikan peluang kepada masyarakat Indonesia untuk dapat memperoleh pendidikan. Kaum intelektual memegang kontribusi penting dalam pergerakan nasional Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kaum intelektual berusaha untuk memperbaiki kehidupan masyarakat Indonesia di bidang pendidikan, ekonomi, kesadaran nasional berbangsa bernegara, serta sosial. Kemajuan bangsa atau perubahan-perubahan masyarakat nantinya diperoleh melalui pendidikan. Perbaikan di bidang pendidikan pada saat pelaksanaan politik etis melahirkan golongan terpelajar. Kaum intelektual berinisiatif untuk mengubah cara perjuangan yang mengandalkan intelektual, yaitu dengan menggunakan organisasi pergerakan sebagai wadah perjuangannya. Kontribusi Kaum Intelektual Melalui Budi Utomo Dalam Bidang Pendidikan Kaum intelektual berupaya untuk masyarakat Indonesia memiliki kesadaran nasional yang tinggi melalui pendidikan, supaya dapat memperjuangkan bangsanya dari tangan penjajah. Kesadaran nasional mendorong kamu terpelajar untuk mendirikan suatu gerakan, baik yang berasaskan politik maupun sosial budaya. Gerakan awal yang didirikan yaitu Budi Utomo yang berdiri pada tahun 1908 oleh pelajar STOVIA. Budi Utomo bertujuan memperbaiki kehidupan masyarakat di bidang budaya pendidikan. Sebab, apabila pendidikan suatu bangsa mengalami kemajuan maka akan berdampak pada bidang-bidang yang lain. Kaum intelektual mulai tergerak untuk mengadakan suatu perkumpulan dalam suatu wadah organisasi dalam melawan penjajahan. Kaum intelektual muncul sebagai penggagas pemimpin perkumpulan atau organisasi-organisasi yang didirikan.
ADVERTISEMENT
Kaum intelektual melalui organisasi-organisasi pergerakan berjuang berupaya agar masyarakat Indonesia mencapai kemerdekaan dari tangan penjajahan. Kaum intelektual menginginkan kemajuan bangsanya di segala bidang. Baik pendidikan, sosial, budaya, maupun ekonomi. Kemajuan-kemajuan tersebut akan tercapai jika seluruh rakyat Indonesia dapat bersatu melalui wadah organisasi pergerakan. Melalui pendidikan, Indonesia mengalami perkembangan pemikiran yang melahirkan rasa nasionalisme di kalangan golongan terpelajar. Golongan terpelajar ini yang memberikan pengaruh bagi seluruh rakyat, sehingga timbul rasa persatuan nasionalisme.
Kaum intelektual telah mengenyam pendidikan baik tingkat menengah maupun tinggi, sehingga memperoleh kedudukan terhormat dalam birokrasi. Pendidikan melahirkan kaum intelektual yang memunculkan pemimpin-pemimpin pergerakan nasional. Pergerakan nasional muncul karena adanya keinginan untuk bebas dari tangan penjajahan yang melakukan diskriminasi di berbagai bidang. Diskriminasi-diskriminasi tersebut membatasi segala gerak kemajuan yang dilakukan oleh kaum intelektual, terutama di bidang pendidikan.
ADVERTISEMENT