Konten dari Pengguna

Hadapi Covid-19, Mahasiswa UNDIP Berikan Pelatihan Pengolahan Pangan Fungsional

14 Agustus 2020 5:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ni'matus Sholihah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pelatihan Pembuatan Ekstrak Jahe Bubuk dan Cara Penyajiannya
zoom-in-whitePerbesar
Pelatihan Pembuatan Ekstrak Jahe Bubuk dan Cara Penyajiannya
Kota Semarang (20/7) – Ni’matusholihah Mahasiswa KKN Tim II Undip 2020 galakkan konsumsi pangan fungsional di Pesantren Madinah Munawwaroh Kelurahan Pedalangan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang dengan cara menggelar pelatihan pembuatan ekstrak jahe bubuk. Pada (5/8) Mahasiswa KKN berikan sosialisasi cara pengolahan susu pasteurisasi. Pelatihan ini dilakukan bersama para santri putri Pesantren Madinah Munawwaroh. Peserta setiap pelatihan dalam kegiatan ini terbatas yaitu sekitar 5 – 7 santri hal ini sebagai upaya social distancing.
ADVERTISEMENT
Pelatihan ini dilakukan dengan cara mehasiswa mempraktikkan langsung dan mengajarkan langkah demi langkah, kemudian para santri mengikutinya dan praktik langsung. Santri-santri dalam mengikuti kegiatan ini sangat bersemangat, mereka memperhatikan dengan teliti dan aktif bertanya.
Ekstrak jahe bubuk merupakan hasil dari olahan jahe yang dibubukkan. Pemilihan jahe dikarenakan adanya kandungan minyak atsiri, oleoresin dan gingerol yang bermanfaat bagi kesehatan seperti melancarkan peredaran darah, memberikan efek hangat pada tubuh. Pengolahan diawali dengan pencucian jahe sebanyak 0,5 Kg kemudian dipotong kecil-kecil lalu diblender dengan air dan didiamkan selama 1-2 jam untuk mengendapkan sari pati jahe. Setelah itu sari jahe yang sudah murni dari pati dimasak dengan ditambah sereh yang telah digeprek hingga mendidih. Kemudian disaring lalu dimasak kembali ditambah gula pasir sebanyak 1 Kg dengan diaduk secara terus menerus hingga larutan mengkristal. Pemasakan dilakukan dengan api sedang atau kecil agar tidak gosong. Selanjutnya ekstrak jahe yang telah mengkristal dihaluskan dan disaring agar seragam ukurannya, dengan begitu cara penyajian minuman jauh lebih mudah yaitu tinggal diseduh dengan air hangat. “Ternyata membuat jahe bubuk seperti ini mudah dan lebih terasa sensasi pedasnya dibanding dengan wedang jahe yang digeprek” ujar kak Nia (peserta pelatihan). Kak Ulya berkata: “ Nanti saya mau buat sendiri di rumah dan akan saya ajarkan kepada orang di sekitar saya”. Para santri mengikuti pelatihan dengan semangat dan senang hati.
ADVERTISEMENT
Pada program kerja 2, dilakukan kegiatan sosialisasi. Mahasiswa menyampaikan cara pengolahan susu pasteurisasi yaitu dengan cara menyiapkan susu segar, kemudian susu dimasukkan ke dalam panci stainless steel lalu dipanaskan didalam air mendidih dengan metode double pan sebagai alternatif dari penggunaan panci pasteurisasi. Susu dipanaskan hingga suhu mencapai 72 C selama 15 detik kemudian segera didinginkan pada suhu 4 C. Pada kegiatan sosialisasi para santri memperhatikan dengan baik dan aktif bertanya seperti “ Kalau dipanaskan dengan suhu yang terlalu tinggi apakah bisa mempengaruhi kandungan pada gizi? ” Pertanyaan Kak Luthfi, kemudian ada juga pertanyaan lain dari Kak Mifta: “ Untuk susu yang telah beredar dipasaran itu proses pengolahan yang dilakukan menggunakan metode apa? ”. Selain itu juga masih terdapat pertanyaan-pertanyaan lain dari peserta sosialisasi.
ADVERTISEMENT
Mendengar pernyataan dan antusias para peserta dalam bertanya menunjukkan bahwa mahasiswa (Ni’matusholihah) dibawah bimbingan Ir. R.T.D. Wisnu Broto, M.T. dan dr. Sri Winarni, M.Kes. tepat dalam memilih pelatihan pembuatan jahe bubuk dan sosialisasi cara pengolahan susu pasteurisasi sebagai program kerja dalam menggalakkan konsumsi pangan fungsional untuk menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh.
Harapannya setelah adanya program tersebut, para santri lebih memperhatikan pangan yang akan dikonsumsi serta dapat meningkatkan ilmu pengetahuan para santri mengenai pangan fungsional yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit.