Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Alih Fungsi Hutan Menjadi Penyebab Naiknya Suhu Permukaan Tanah
18 Maret 2021 17:43 WIB
Tulisan dari Dino Rawan Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat bekerja di ladang, saya mendengar seorang Bapak membandingkan suhu kampung saya sekarang dengan beberapa tahun belakang. Sebelum seluruh hutan di kampung kami seluas lebih kurang 28.549 hektare diubah menjadi perkebunan sawit oleh para investor.
ADVERTISEMENT
Aku juga merasakan hal yang sama, jika dulu saat bekerja siang hari di ladang, saat hutan masih berdiri tegak, saya mampu bertahan sedikit lebih lama di bawah terik matahari. Tak seperti sekarang, udara panas seperti menguar dari tanah, belum lagi terik matahari yang panasnya menyengat bukan kepalang.
Tentu saja hal tersebut membuatku ingin tahu lebih lanjut, bagaimana perubahan suhu parsial di sini terasa begitu cepat sejak hutan di tebang, dan kemudian diganti dengan pohon sawit?
Tercatat ada sekitar 16,8 juta hektar sawit yang tertanam di Indonesia. Dari jumlah tersebut sebanyak 20,2% berada dalam kawasan hutan, atau sebanyak 3,4 juta hektare. Masifnya alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan sawit secara ekonomi tentu sangat menguntungkan. Setidaknya sektor ini mampu menyumbang sekitar 13 miliar dolar AS selama masa pandemi COVID-19 di tengah lesunya sektor-sektor penghasil devisa lainnya.
ADVERTISEMENT
Alih fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit tak melulu memiliki dampak baik, terutama bagi keberlanjutan lingkungan hidup. Mengingat bahwa hutan memiliki banyak manfaat bagi sistem ekologis. Sebagai penopang air tanah, penyedia oksigen, penyejuk suhu bumi dan banyak lainnya. Kemampuan hutan dalam menyerap karbon dioksida sangat penting dalam upaya memperlambat pemanasan global.
Dari beberapa kajian yang kutemui, akhirnya aku menemukan hasil sebuah studi yang di Galang oleh Universitas Göttingen bahwa alih fungsi hutan menyebabkan suhu rata-rata meningkat sebanyak 1,5 derajat Celcius, sementara kawasan hutan hanya meningkat 0.45 derajat Celcius, lahan gundul bahkan tercatat 10 derajat Celcius lebih hangat ketimbang hutan. Adapun perkebunan sawit memicu kenaikan suhu antara 0.8 derajat Celcius hingga 6 derajat Celcius .
ADVERTISEMENT
Tanggal 21 Maret di tetapkan sebagai Hari Hutan Internasional oleh Perserikatan Bangsa Bangsa. Penetapan ini di lakukan pada tahun 2012 silam dalam upaya mengkampanyekan kondisi dan arti penting hutan di seluruh dunia. Hari yang menggembirakan, penuh utopia di status-status Facebook, WhatsApp, dan Instagram.
Sementara itu, di bagian paling timur Indonesia, satu persatu pohon yang berumur ratusan tahun ditumbangkan untuk di ganti sebatang pohon hias yang bernama Kelapa Sawit. Hutan untuk kesejahteraan, harga mati, ntek.