Tambo Minangkabau dan Proses Pembentukan Bukit Barisan

Dino Rawan Putra
Petani, Independent Researcher
Konten dari Pengguna
3 April 2021 5:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dino Rawan Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
oGunung Merapi di Sumatera BaratBarat
zoom-in-whitePerbesar
oGunung Merapi di Sumatera BaratBarat
ADVERTISEMENT
Bukit Barisan adalah nama dari jajaran gunung yang melintas sepanjang pulau Sumatera, dari ujung paling selatan Lampung sampai paling ujung utara Aceh. Jajaran gunung tersebut dinamakan Bukit Barisan karena bukit dalam terminologi bahasa Melayu memiliki arti yang sama dengan gunung dalam bahasa Jawa. Bukit Barisan disebut juga sebagai tulang punggungnya Sumatera, memiliki panjang yang lebih kurang 1.650 km. Bukit Barisan memiliki peran yang sangat penting sebagai sumber air dari semua sungai besar yang berada di Pulau Sumatera. Sungai-sungai besar itu antara lain adalah Sungai Musi, Batanghari, Kuantan, dan banyak lainnya.
ADVERTISEMENT
Pulau Sumatera sejak pertama kali didatangi oleh orang-orang Eropa umumnya dan Belanda khususnya, sangat bersemangat membuat peta daerah-daerah yang dikuasainya. Peta keseluruhan Sumatera baru muncul sekitar perempat terakhir abad ke-19, itu pun informasi bentuk rupa bumi yang disajikannya Sangatlah terbatas.

Proses Pembentukan Bukit Barisan

Pembentukan Bukit Barisan dimulai dari peristiwa bertumbuknya dua lempeng, antara lempeng Hindia-Australia dengan lempeng Eurasia. ini terjadi sekitar 45,6 juta tahun lalu yang mengakibatkan rangkaian sistematis dari pergerakan relatif lempeng-lempeng disertai dengan perubahan kecepatan relatif antar lempeng. Gerak lempeng Hindia-Australia yang semula mempunyai kecepatan 86 milimeter/tahun menurun menjadi 40 milimeter/tahun karena terjadi tumbukan tersebut. Setelah itu, kecepatan mengalami kenaikan sampai sekitar 76 milimeter/tahun. Proses tumbukan ini pada akhirnya mengakibatkan terbentuknya banyak sistem sesar di sebelah timur India. Katili, yang meneliti kawasan ini sekitar tahun 1960-an menemukan banyak sedimen fosil kerang laut di sepanjang zona Bukit Barisan. Temuan ini menunjukkan bahwa pegunungan ini tumbuh dari dasar laut akibat penunjaman Lempeng (Samudra) Hindia-Australia ke bawah Pulau Sumatera yang berada di Lempeng (Benua) Eurasia.
ADVERTISEMENT
Ahli gempa dari LIPI, Danny Hilman, mengatakan penunjaman ini menjadi biang terjadinya gempa di sepanjang zona penunjaman (subduksi). Sampai kedalaman 40 kilometer di zona penunjaman, batas kedua lempeng ini terikat erat. Dorongan tiada henti dari Lempeng Hindia-Australia menumpuk energi potensial regangan pada bidang kontak yang merekat erat itu, dan suatu saat akan terlepas tiba-tiba sehingga menyebabkan gempa.
Di kedalaman antara 150 dan 200 kilometer, temperatur Bumi sangat panas sehingga batuan di sekitar zona kontak dua lempeng ini meleleh. Sesuai dengan sifat fluida, lelehan batuan panas ini naik ke atas membentuk kantung-kantung bubur batuan panas yang kita kenal sebagai kantung magma. Pada akhirnya magma ini mendesak ke atas permukaan membentuk deretan kubah magma atau gunung api. Salah satu gunung api itu merupakan yang tertinggi di Nusantara, yaitu Gunung Kerinci di Jambi yang berketinggian sekitar 3.805 meter.
ADVERTISEMENT

Tambo Minangkabau

Menurut A.A. Navis, Minangkabau lebih kepada kultur etnis dari suatu rumpun Melayu yang tumbuh dan besar karena sistem monarki serta menganut sistem adat yang khas. Masyarakat ini telah menerapkan sistem proto-demokrasi sejak masa pra-Hindu dengan tradisi musyawarah dan adanya kerapatan adat untuk menentukan permasalahan hukum ataupun hal-hal penting lainnya. Masyarakat Minangkabau menceritakan zaman pra-sejarah mereka melalui Tambo, sebuah cerita yang diturunkan secara turun-temurun melalui lisan. Dan dalam Tambo mereka disebutkan jika mereka datang dari Macedonia dengan cara berlayar, dan kemudian singgah di puncak Gunung Merapi, Provinsi Sumatera Barat.
Yang mengherankan dari Tambo mereka tersebut adalah mereka menerangkan secara abstrak tentang proses pembentukan Pulau Sumatera, khususnya Bukit Barisan sebab gunung Merapi adalah satu di antara jajaran gunung yang ada di Bukit Barisan tersebut. Dalam tambonya mereka mengatakan; “Kutiko Bumi basintak naiek, lauik basintak turun” (Ketika Bumi tertarik naik, dan laut tertarik turun). Mengherankan bukan, jika Tambo tersebut kita hubungkan dengan proses pembentukan Pulau Sumatera dan khususnya Bukit Barisan? Referensi https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pegunungan_Bukit_Barisan Edial, Helfia, 2017. Geologi Indonesia.Padang: Sukabina Press.
ADVERTISEMENT