Konten dari Pengguna

Melindungi Tanah, Memastikan Pangan: Refleksi pada Hari Tanah Sedunia

Sodikin
Dosen Program Magister Studi Lingkungan, Sekolah Pascasarjana Universitas Terbuka dan Ketua Dewan Yayasan Lingkungan Hidup Estuari
5 Desember 2024 10:58 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sodikin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tanah. Foto: jittawit21/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tanah. Foto: jittawit21/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Peringatan Hari Tanah yang diperingati setiap tahun pada tanggal 5 Desember, merupakan momen penting untuk mengingatkan kita akan hak atas tanah dan pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Dalam konteks ketahanan pangan, peringatan ini memiliki makna yang sangat mendalam, mengingat tanah adalah sumber utama bagi produksi pangan.
ADVERTISEMENT
Ketahanan pangan tidak hanya bergantung pada jumlah produksi, tetapi juga pada kualitas tanah yang digunakan. Oleh karena itu, penting untuk memahami hubungan antara peringatan Hari Tanah dan ketahanan pangan, serta tantangan yang dihadapi dalam menjaga keberlanjutan sumber daya ini.
Tanah yang subur dan dikelola dengan baik adalah kunci untuk menghasilkan pangan yang cukup bagi populasi yang terus berkembang. Menurut data dari FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia), sekitar 40% dari total lahan di dunia digunakan untuk pertanian.
Tanah yang sehat tidak hanya mendukung pertumbuhan tanaman, tetapi juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, menyimpan air, dan mendukung keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, pengelolaan tanah yang baik sangat penting untuk memastikan bahwa kita dapat memenuhi kebutuhan pangan saat ini dan di masa depan.
ADVERTISEMENT
Namun, tantangan yang dihadapi dalam menjaga ketahanan pangan sangat besar. Urbanisasi yang cepat, perubahan iklim, dan praktik pertanian yang tidak ramah lingkungan menyebabkan penurunan kualitas tanah. Urbanisasi sering kali mengakibatkan konversi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian, yang mengurangi luas lahan yang tersedia untuk produksi pangan. Selain itu, perubahan iklim menyebabkan pergeseran pola cuaca yang dapat mempengaruhi hasil pertanian.
Praktik pertanian yang tidak berkelanjutan, seperti penggunaan pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan, juga dapat merusak kualitas tanah. Tanah yang terdegradasi tidak hanya menghasilkan tanaman yang kurang sehat, tetapi juga dapat menyebabkan masalah lingkungan yang lebih besar, seperti pencemaran air dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Konflik agraria juga menjadi masalah serius yang mengancam ketahanan pangan. Di banyak daerah, masyarakat lokal sering kali kehilangan akses terhadap tanah yang mereka kelola secara turun-temurun akibat proyek-proyek pembangunan atau investasi besar-besaran. Hal ini tidak hanya mengancam ketahanan pangan, tetapi juga kesejahteraan masyarakat yang bergantung pada tanah untuk kehidupan mereka.
ADVERTISEMENT
Peringatan Hari Tanah seharusnya menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan tanah yang berkelanjutan. Ini adalah kesempatan untuk mendorong kebijakan yang mendukung perlindungan tanah pertanian, serta memberikan dukungan kepada petani kecil yang berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan. Petani kecil sering kali menjadi garda terdepan dalam produksi pangan, tetapi mereka sering kali menghadapi tantangan besar, seperti akses terbatas ke sumber daya, teknologi, dan pasar.
Edukasi tentang praktik pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat lebih memahami pentingnya menjaga kualitas tanah. Program-program pelatihan dan penyuluhan bagi petani tentang teknik pertanian berkelanjutan, seperti rotasi tanaman, agroforestry, dan penggunaan pupuk organik, dapat membantu meningkatkan kesadaran dan keterampilan mereka dalam mengelola tanah dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT
Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya juga perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk melindungi tanah dan mendukung ketahanan pangan. Kebijakan yang mendukung perlindungan lahan pertanian, seperti pembatasan konversi lahan dan insentif bagi petani yang menerapkan praktik pertanian berkelanjutan, harus diperkuat. Selain itu, penting untuk melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait penggunaan tanah, sehingga hak-hak mereka diakui dan dilindungi.
Investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi pertanian yang ramah lingkungan juga sangat penting. Teknologi baru dapat membantu petani meningkatkan hasil panen tanpa merusak kualitas tanah. Misalnya, penggunaan teknologi pemantauan tanah dan tanaman dapat membantu petani mengelola sumber daya mereka dengan lebih efisien.
Dalam rangka mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan, kita perlu menghargai dan melindungi tanah sebagai sumber daya yang sangat berharga. Peringatan Hari Tanah bukan hanya sekadar seremonial, tetapi harus diisi dengan tindakan nyata untuk memastikan bahwa tanah tetap menjadi sumber kehidupan bagi generasi mendatang. Dengan pengelolaan yang baik dan kesadaran kolektif, kita dapat menciptakan sistem pangan yang tidak hanya cukup, tetapi juga berkelanjutan dan adil bagi semua.
ADVERTISEMENT
Melalui peringatan ini, mari kita bersama-sama berkomitmen untuk menjaga tanah kita, melindungi hak-hak petani, dan memastikan bahwa ketahanan pangan menjadi prioritas utama dalam agenda pembangunan kita. Hanya dengan cara ini, kita dapat mewariskan bumi yang subur dan berkelanjutan kepada generasi mendatang. Peringatan Hari Tanah harus menjadi pengingat bagi kita semua bahwa tanah adalah sumber kehidupan yang harus dijaga dan dilindungi demi masa depan yang lebih baik.