Dopingku Panutanku (Sebuah Dedikasi Dari Mahasiwa Untuk Dosen Tercintanya)

Konten dari Pengguna
20 Maret 2018 17:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Soezono Eben Ezer Sarsum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Lao Tzu pernah katakan " Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu."
ADVERTISEMENT
Aku menebak Barangkali "Kemandirian" adalah puncak dari pernyataan Lao Tzu ini. Tapi mandiri tentu bukan berarti tidak memerlukan orang lain apalagi hal ini ditujukan untuk orang yang sudah memimpin, mengajari kita untuk banyak hal hingga ada masa proses itu tidak bisa diulangi kembali.
2012-2016 adalah 4 Tahun adalah masa yang sangat berharga bagiku. Selama itu aku menempuh pendidikan dikampus Universitas Sumatera Utara yang almamaternya berwarna hijau lumut itu. Singkat cerita sebuah kebetulan atau tidak Dosen Pembimbing Akademik (PA) ku saat itu keluar dengan atas nama Drs Ahmad Taufan Damanik. Jadi setiap hasil capain prestasi akademik per-semester pasti harus ada laporan dan konsultasi dengan beliau.
ADVERTISEMENT
Kembali kusingkat ceritaku, Semester 7 pun tiba, ini adalah dimana masa Mata Kuliah Skripsi harus segera dimulai karena kebetulan Jumlah SKS ku pada saat itu juga sudah habis dan proses administrasi untuk penyusunan skripsipun segera dimulai. Lagi -lagi, yang menjadi dosen pembimbingku adalah beliau.
Secara pribadi ada kekhwatiran bagiku saat itu saat kepala jurusan Departemen Ilmu Politik Fisip USU menunjuk beliau sebagai Dopingku ditambah pernyataan teman-teman dan senior yang menjelaskan bahwa siapun Mahasiswa yang menjadi anak bimbingan beliau akan lama menyelesaikan masa skripsinya alias lama tamat. Tentunya dengan alasan yang banyak, ada yang cerita beliau orangnya perfectsionist, dan dosen super sibuk. Tapi overall jangan salah beliau juga dosen favorit di kampus dan dikenal dengan Dosen ganteng jugalah (Peace Pak).
ADVERTISEMENT
Tapi ternyata betul kata orang jangan simpulkan sebelum kau rasakan. Ternyata beda. Saat itu beliau sangat sibuk dengan kegiatanya dan agendanya sebagai komisioner di Komisi Badan Promosi dan Perlindungan Hak Asasi Perempuan dan Anak ASEAN (ACWC). Tak heran bisa mencuri waktunya untuk bertatapan empat mata untuk bimbingan sangat susah karena aktivitasnya sangat sibuk dan akupun sempat khwatir "bagaimana skripsi ku bisa selesai dengan waktu yang aku perkirakan kalau kondisinya begini,"keluhki saat itu.
"Jon skripsinya di email saja ya," begitu tulisnya di WA ku, saya habis pikir walah kok jadinya bapaknya yang wa saya padahal aku yang penting. Bak rembulan merindukan malam lek!!
Jadi Jadi barang itu!!! geloraku dalam hati. Dan sejak itu proses bimbingan lewat email pun kami lalukan. Ia pun selalu menyempatkan untuk bertemu denganku di kampus dan juga di kediamanya.
ADVERTISEMENT
Skripsi pun kelar proses Revisi kulewati bersama beliau hanya butuh waktu kurang dari 6 bulan skripsku sudah kelar. Meja hijaupun bagian dari ujian akhir. Puji Tuhan aku mampu melewatinya. Tak main main lae judul skripsiku saat itu Strategi Politik Jr Saragih dalam Pentas Politik Lokal yang hari ini barangkali lagi panas panasanya. Tapi aku gak mau bahas kesana nanti dikira pulak aku pencitraan gegara saragih aku yakan.
Kembali ke laptop. Sebagai penutup sidang beliau sebagai pembimbingku menitipkan salam kepada ayah dan ibundaku yang bekerja di desa Pematang Purba, Kabupaten Simalungun. Dan doa kesuksesan adalah titipan pesan dipenghujung sidang saat itu ya jujur ajalah nangis aku memang pada saat itu tapi sebagai lelaki batak pantang nangis karena sedih ya kujadikan lah tangis bahagia itu wkwk.
ADVERTISEMENT
Masa kuliah pun harus diakhiri karena alasan menggapai cita cita aku memilih mengakhirinya aku tak mau lama lama pikirku. Acara seremonial wisuda yang tak pernah masuk akal ku itupun buat harus terpaksa kuikuti karena sistem yang harus memaksaku pake jubah itu. Bukan gak suka acara wisuda bos, tapi terpatri dalam otakku Acara itu adalah pintu pembuka akan dunia yang tak tahu aku wujudnya seperti apa nanti. Aku gak suka soalnya yang gak berwujud, abstrak itu susah lae ..
Betulll lae kelar wisuda kelar pulaklah masa bahagia semasa kuliah itu dan derita serta nestapa pun tiba. Kalah test kerja, kerjaan yang terbatas lain lagi minta kirim bulanan kepada orangtua itu rasanya ibarat ditelenjangi orang dihapan orang banyak bos.
ADVERTISEMENT
Ahh singkat cerita. Merantaulah aku dan singkat cerita Aku diterima disalah satu media yang berplatform semangat kolaborasi. Posisiku sebagai reporter. Ini hal yang baru bagiku terus terang karena aku masih kategori freshgraduate.
Sukacitapun terasa genap ketika mendengar beliau berhasil mendapatkan kursi sebagai Komisioner Komnas HAM RI dan juga akhirnya terpilih sebagai ketua. Kabar ini sekaligus menjadi berita baik karena notabene aku backroundku sebagai reporter tentu berharap ketemu dengan beliau dengan agenda peliputan.
Benar saja. Aku mendapat penugasan pada saat itu di Komnas HAM. Kebetulan pada saat itu soal Pembentukan TIM Pemantau Terhadap kasus Novel Baswedan. Aku pun menanti-nanti supaya bertemu denganya. Acara dimulai. Kebetulan aku ambil posisi paling depan. Mata beliau langsung memandang seluruh orang orang yang ada di ruangan tersebut hingga kedua bola matanya betatapan dengan kedua bola mataku "twingg kira kira gitulah reka adeganya" (mak udah kek filem filem dilan ini bah) beliau terkejut dan menyapa dengan senyum saat itu. (Bah bapak ini ganteng nya udah maksimal, wawasan mantap, relasi membludak kok masig ingat samaku pikirku).
ADVERTISEMENT
Acara telah usai sepuluh jari ini pun berkelut dengan menulis naskah berita dan repostase. Kusempatakan untuk pamit dengan beliau melalui WA. "Pak jono ijin pamit ya, saya sudah dapat agenda lagi," tulisku.
Tidak butuh berapa lama dia balas WA ku.
"Jon naik saja keatas kita bisa ketemu disini mari kita ngopi,"sahut Wa nya.
Aslii senyum aku disitu, bah bapak ini gak berubah ya pikirku. Kalau dihitung hitung siapalah aku bagi dia aku cuman mahasiswa bimbinganya mantan lagi pikirku.
Aku balas kembali,"Makasih ya pak nanti kalau ada waktu luang saya akan datang lagi pak,"balasku.
"Berkabar ya jon" tutup beliau.
Aku pun melanjutkan perjalananku menuju lokasi liputanku berikutnya. Aku pesan layanan Ojol yang bernama Uber. Diatas uber tersebut aku merenung sejenak.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa hal yang aku pikirkan.
1. Sudah sukses dan punya prestasi yang bagus masih saja baik dan mengingat mahasiswanya ya kalau di etong etong siapa bapak itu lah awak udah berapa mahasiswanya beliau yang dia bimbing.
2. Bisa gak ya aku bertanggung jawap layaknya beliau selama aku kenal sangat bertanggung jawap mengerjakan tugasnya. Baru saja pulang dari Mnyanmar jam 3 sore beliah langsung kekampus ngajar. Jarang absen dan kalau sudah ngajar mahasiswa selalu menantikan dia kujamin.
3. Rendah hati dan selalu memberi inspirasi ini sifat beliau yang selalu aku pandang bebeda dan kucoba kutiru selama aku mahasiswa hingga sekarang.
Banyak hal baik yang sudah diajarkanya kepadaku aku pun bersyukur menjadi bagian dalam proses itu. Jujur aku terinpirasi dan semangat berkat beliau. Aku pun tak perlu kawatir lagi akan pernyataan Lao Tzu karena untuk saat ini beliau tetap memberi pengaruh dalam sekmen proses belajarku selama ini.
ADVERTISEMENT
Mandiri itu gak cengeng dan baper kalau ditegor itu aja kali maksud lae Lao Tzu itu.
Waktu juga sangat baik, begitu juga dengan kesempatan yang memberi banyak ruang untuk bisa kembali bertemu bersama beliau. Diateitupa ale Tuhan.
Selamat bertugas Pak Ahmad Taufan Damanik. Terimakasih untuk dedikasi dan inspirasinya pak. Amazing Pak 🙏
Ijin pak ini tulisan apresiasi dan penuh makna dan dedikasi untuk bapak dari lubuk hatiku yang terdalam. Maaf ya pak gak ada yang bisa kukasi sewaktu aku sudah tamat dulu. Maaf pak saat itu uang kosku belum kulinasi jadi niat belik pulpen kenang-kenanganpun aku gak bisa pak.
Sukses dan Sehat selalu pak.
ADVERTISEMENT
Terimakasih sudah mengajarkan banyak hal yang terbaik untuk kami mahasiswamu pak.
Lalu aku tersadar kembali dengan sebuah lagu kesayanganku pak ciptaan Pdt D Surbakti yang kira kira isinya demikian pak.
Hidup ini adalah kesempatan
Hidup ini untuk melayani Tuhan
Jangan sia-sia kan apa yang Tuhan beri
Hidup ini harus jadi berkat
Oh Tuhan pakailah hidupku
Selagi aku masih kuat
Bila saatnya nanti
Ku tak berdaya lagi
Hidup ini sudah jadi berkat
Terimakasih pak sudah menjadi berkat bagiku. Semoga aku juga mampu memakai waktu yang singkat ini untuk menjadi berkat ditengah-tengah orang banyak hingga tiba masa penantian terakhir dikehidupan ini layakanya seperti bapak.
God Bles Us.
ADVERTISEMENT