Konten dari Pengguna

Memaknai “Menyambung Juang Merengkung Masa Depan” Dalam Lintas Sejarah HSN 2024

Sofa Faizatin Nabila
Saya adalah seorang mahasiswi prodi pendidikan sejarah Universitas Jember
23 Oktober 2024 14:29 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sofa Faizatin Nabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 22 Oktober 2024 merupakan momentum yang bertepatan dengan HSN (Hari santri Nusantara). Berbagai santri Nusantara melakukan perayaan hari santri dengan berbagai macam cara antara lain upacara, kirab santri, doa bersama dan hiburan- hiburan yang bernuansa santri. Salah satu pondok pesantren yang merakan hari santri adalah Pondok Pesantren Mahasiswi Al- Husna Jember dengan menggelar upacara hari santri di halaman pondok secara tertib, penuh khidmat dan bermakna yang dipimpin oleh seorang pengasuh, Dr. KH. Hamam, M.H.I. Dengan adanya upacara ini kita bisa menilik lebih jauh sejarah yang sangat kuat terkait peran penting para santri dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu perayaaan HSN ini menjadi momentum untuk memaknai sejarah perjuangan kaum santri.
ADVERTISEMENT
Upacara Hari Santri  2024 di Pondok Pesantren Mahasiswi Al Husna Jember. Sumber: Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Upacara Hari Santri 2024 di Pondok Pesantren Mahasiswi Al Husna Jember. Sumber: Pribadi
Menilik Sejarah Hari Santri Nusantara
Titik awal penetapan hari santri adalah adanya ditetapkannya resolusi jihad oleh KH Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU), pada 22 Oktober 1945 di Surabaya. Resolusi ini menyerukan seluruh umat Islam untuk berjihad mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang baru saja diraih. Fatwa resolusi jihad berisi poin penting, yakni: berhukum fardhu a’in bagi umat islam untuk memerangi orang- orang yang merintangi kemerdekaan Indonesia, menyerukan kepada umat islam atas hadiah mati syahid dalam peperangan melawan penjajajah dan menggelorakan perjuangan kepada orang yang memecah persatuan bangsa karena hukumnya adalah wajib dibunuh. Para santri yang dididik di pesantren merespons seruan jihad ini dengan sangat antusias. Oleh karena itu, resolusi jihad menjadi semacam "suntikan semangat" bagi rakyat Indonesia, terutama umat Islam, untuk melawan penjajah. Mereka berjuang di garis depan, baik dalam bentuk perlawanan fisik maupun dukungan moral. Mereka tidak hanya berperan sebagai ulama yang mengajarkan agama, tetapi juga sebagai pejuang yang aktif di garis depan medan perang. Mereka telah membuktikan bahwa agama dan nasionalisme dapat berjalan beriringan, mempertahankan kemerdekaan Indonesia merupakan bagian tak terpisahkan dari sejarah bangsa.
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu pengakuan negara atas peran penting para santri dalam sejarah perjuangan bangsa, pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden oleh presiden Joko Widodo berisi tentang Peringatan Hari Santri Nasional sesuai dengan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Melalui Keppres inilah menjadi ajang untuk menyerukan seluruh kaum santri dalam upaya merayakan perjuangan kaum santri dan ulama terdahulu dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, sehingga diharapkan mampu mengingat, meneladani melanjutkan peran para ulama dan santri dalam mempertahankan NKRI, serta dapat menginspirasi generasi muda untuk terus belajar dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Memaknai Hari Santri Lintas Sejarah
Hari Santri Nasional 2024 yang diadakan pada hari Selasa 22 Oktober merupakan perayaan ke 9 tahun dengan mengusung tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan” yang pastinya memiliki makna penuh mendalam. “Menyambung Juang” memiliki makna menyerukan agar kaum santri bisa meneruskan semangat juang pejuang terdahulu, “Merengkuh Masa Depan” adalah ungkapan yang berarti bergerak bersama menuju sejahtera ke depannya. Oleh karena itu tema tersebut menyerukan kepada semua santri di berbagai penjuru Nusantara untuk melanjutkan semangat perjuangan yang diwariskan oleh pendahulu dengan menghadapi tantangan zaman dengan optimisme, kejayaan dan kesuksesan, serta menegaskan harapan akan masa depan yang cerah melalui perjuangan para santri dengan berbagai cara yang indah. Dengan adanya tema santri harus dimaknai oleh santri yang penuh dengan makna sejarah mendalam.
Dr. K.H Hamam, M.H.I menyampaikan cara memaknai hari santri di Pondok Pesantren Mahasiswi Al- Husna
Pengasuh pondok pesantren masahasiswi Al- Husna Jember, DR. KH. Hamam, M.H.I menyatakan bahwa hari santri yang kita rayakan sampai detik ini merupakan tidak hanya sekadar peringatan saja, tetapi juga menjadi momentum perjuangan melanjutkan ulama- ulama terdahulu. Penerus bangsa kita inilah yang akan mengabdikan kepada bangsa dan negara. Sekarang ini banyak kaum- kaum intelektual yang dikuasai oleh kaum santri dari berbagai penjuru bangsa contohnya saja mulai dari mantan presiden Indonesia ke-4, K.H Abdurrahman Wahid, Lc sekaligus merupakan keluarga besar Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang. Mantan wakil presiden Indonesia yang baru saja turun dari jabatannya, Prof. Dr. K.H. Ma'ruf Amin. Baliau merupakan alumni santri Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang yang merupakan sebagai tokoh penting agama di Indonesia. Selain itu juga menteri agama yang baru dilantik dalam Kabinet Merah Putih, Dr. Nasaruddin Umar, M.A yang merupakan tokoh cendikiawan muslim dan merupakan santri alumni Pesantren As’adiyah Sengkang dan banyak kaum- kaum santri lainnya yang ikhlas dan rela berkorban mengabdikan kepada bangsa memalui berbagai profesi yang dijalani baik menjadi pejabat, dokter, apoteker, guru, pengusaha dan lainnya dari berbagai penjuru Nusantara.
Para santri Pondok Pesantren Mahasiswi Al- Husna setelah melakukan upacara perayaan Hari Santri 2024
Hari Santri Nasional juga menjadi panggilan bagi para santri untuk terus beraksi yang masih menimba ilmu di pesantren. Banyak cara perjuangan yang dilakukan dalam memaknai Hari Santri Nasional 2024 ini yakni jihad Intelektual. Santri saat ini dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam, tidak hanya dalam bidang agama, tetapi juga ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka diharapkan mampu menjadi intelektual yang kritis dan inovatif, serta mampu memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa, melawan kebodohan dengan belajar ilmu agama yang setingi- tingginya, bisa membaca dan mengamalkan al-quran, melawan kemaksiatan dan berpikir inovasi dan kreatif dari adanya pergerakan globalisasi yang canggih, meneladani ulama’ ulama terdahulu dalam mensyiarkan dengan ikhlas dan penuh semangat juang. Hal inilah yang nantinya bisa menjadikan upaya dalam menerbitkan calon atau bibit penerus bangsa dan negara yang mempunyai intelektual tinggi serta berakhlakul karimah demi membawa kemajuan bangsa tercinta ini. Singkatnya memaknai hari santri masa era modern sekarang tidak lagi harus ke medan perang medan, tidak terpaku pada konteks perang fisik seperti di masa lalu, meskipun perjuangan fisik para santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah bagian penting dari sejarah kita, namun semangat juang mereka dapat diinterpretasikan dalam konteks yang lebih luas dan relevan dengan tantangan zaman sekarang.
ADVERTISEMENT
Selamat Hari Santri Nasional 2024
Sofa Faizatin Nabila
Santri Pondok Pesantren Mahasiswi Al- Husna Jember