Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Suplemen Novel Sejarah: Wajah Baru Pembelajaran Sejarah yang Menyegarkan
15 Juli 2024 8:01 WIB
·
waktu baca 10 menitDiperbarui 28 Oktober 2024 15:03 WIB
Tulisan dari Sofa Faizatin Nabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Benar katanya, penulis yang hebat adalah seseorang yang mampu menuangkan pengalaman pribadinya sebagai sumber terbesar ke dalam sebuah penulisan. Begitu juga dalam tulisan ini yang dilatarbelakangi oleh pengalaman saya selama menjajaki dunia sekolah SMA. Saat waktu istirahat ataupun jam kosong, teman- teman sekelas meluangkan waktu untuk membaca novel dengan asik dan menikmati di kelas atau taman sekolah, meskipun ada beban pelajaran yang berat mulai pagi sampai sore hari karena mengingat sekolah masih menerapkan sistem fullday.
ADVERTISEMENT
Mereka lebih berminat membaca novel daripada buku paket dan LKS yang sudah disediakan oleh sekolah dalam pembelajaran. Tak jarang dari mereka membawa novel yang sudah dibeli atau mendownload aplikasi penyedia novel dari beberapa genre dimana dengan mengetikkan judul yang disukai bisa memperoleh novel secara online dan gratis pula. Bahkan mereka bisa menyelesaikan satu novelnya 1-2 hari karena sangat tertarik dengan isi yang terkandung dalam novel dengan bahasa dan alur yang membuat penasaran si pembaca. Hal inilah yang membuat terngiang- ngiang di pikiran saya kenapa guru tidak mengawinkan saja unsur sastra yang ada dalam novel dan unsur materi sejarah.
Di lain sisi saat pembelajaran sejarah pun mereka merasa bosan karena terlihat dari mereka kurang menyimak secara seruis saat penjabaran materi, karena materi sejarah yang membosankan harus mengingat masa lalu dan juga guru yang menjelaskan secara monoton. Oleh karena itu dengan minatnya pembacaan novel- novel dan dukungan guru- guru sejarah sebagai sumplemen pembelajaran, maka siswa nantinya diharapkan lebih mudah memahami materi sejarah sekaligus mengembangkan imajinasinya dalam sebuah karya sastra sejarah.
ADVERTISEMENT
Dengan menilik dari pembelajaran di sekolah- sekolah, banyak guru- guru sejarah hanya berpatokan terhadap buku pokok materi sejarah yang disediakan oleh sekolah yang menyebabkan materi- matei sejarah hanya itu-itu saja, sehingga pengetahuan peserta didik hanya berdiri ditempat. Padahal sangat penting untuk menambah sumber- sumber lainnya sebagai bahan penunjang atau asupan tambahan materi sejarah, sehingga peserta didik akan mendapatkan wawasan yang lebih luas.
Salah satu bahan asupan yang bisa diterapkan adalah novel sejarah. Namun banyak guru sejarah belum menerapkan hal tersebut dalam pembelajaran. Kemungkinan besar guru sejarah menganggap bahwa novel sejarah yang banyak berisikan imajinasi, cerita rekaan, cerita khayal dibangun melalui sudut pandang penulis tidak dapat dijadikan sebagai sumber pelajaran sejarah. Hal ini berdasarkan dibangun dengan dasar imajinatif yang tidak dapat diper-tanggungjawabkan kebenarannya. Pastinya ada tuntunan unsur- unsur yang bertentangan di didalamnya (Hazmi, N., & Ramadani, S, 2021: 146)
Namun apabila ditik lebih dalam memang benar novel sejarah merupakan karya sastra, sehingga banyak kata- kata indah yang penuh dengan imajinasi, namun penulisan novel sejarah tidak bisa melenceng dari realitas sejarah sekalipun unsur sastra tetap dijadikan sebagai bumbu untuk membuat cerita menjadi menarik didalamnya. Namun perlu diketahui meskipun begitu, novel sejarah banyak mengandung fakta- fakta didalamnya yang perlu ditafsirkan oleh si pembaca, sehingga dapat diketahui isi yang disampaikan oleh penulis (Setianingsih dan Nurrohim, 2023: 28).
ADVERTISEMENT
Mengingat pembenaran ini, penting bagi guru untuk memilih novel sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan isi dan kualitasnya bagi siswanya untuk mendukung mereka sepanjang proses pembelajaran untuk mencegah siswa salah menafsirkannya. Guru juga berperan besar dalam mempertimbangkan novel sejarah dengan mengaitkan indikator materi ajar, sehingga dapat membantu guru dalam menjelaskan materi yang sesuai dalam pembelajaran yang nantinya akan memperkaya pengetahuan siswa diluar konteks pembelajaran.
Novel sejarah juga bisa menjadi bahan ajar guru untuk menjelaskan materi, novel sejarah itu bisa digunakan tugas proyek siswa untuk mendalami sebuah peristiwa sejarah atau makna yang yang terkandung dalam novel tersebut, sehingga siswa dapat menemukan dan menyampaikan sesuai dengan sudut pandangnya, menghadirkan tentang kejadian dimasa lampau atau peristiwa yang benar-benar terjadi dengan pembawaan yang ringan dan bahasa yang indah tetap memuat materi sesuai dengan kurikulum pembelajaran sejarah (Firmansyah, H, 2023: 185).
Berikut ini adalah sajian berupa novel sejarah yang saya temukan, didalamnya mengandung sebuah peristiwa sejarah dan juga makna- makna mendalam yang bisa diambil oleh peserta didik untuk membentuk pendidikan karakter mereka. Novel sejarah ini pastinya bisa dikaitkan sebagai materi sejarah dengan memperhatikan ketentuan kurikulum. Guru sejarah harus pintar- pintar mengolah novel sejarah sebagai rujukan sumber sejarah pada materi terkait, sehingga bisa saja peristiwa sejarah tersebut yang belum terungkap di buku ajar pokok bisa mendobrak pemikiran- pemikiran peserta didik dengan sudut pandang penulis yang berbeda- beda :
ADVERTISEMENT
1. Novel “Bumi Manusia”---Pramoedya Ananta Toer
Novel ini ditulis oleh seorang tokoh kritikus sastra yang pernah menjadi tahanan politik masa orde baru, Pramoedya Ananta Toer. Selain membawa cerita sejarah, novel ini mampu membawa persaaan pembaca atas peliknya romansa kisah cinta Minke dan Annelies Mellema. Minke merupakan pencetus pers pribumi dan pergerakan nasional, sementara Annelies berasal dari keturunan Indo-Belanda. Meski Minke adalah seorang pemuda pribumi yang sedang menjalani kehidupan dari keluarga priyayi dan menjalani kehidupan berkecukupan, ia tetap menyentuh kompleksitas hubungan sosial dan kelas. Pengalamannya di masyarakat kolonial menyadarkannya akan ketidakadilan dan kesenjangan rasial. Narasi yang penuh dengan ketegangan antarpribadi, politik, dan kemasyarakatan ini menawarkan perspektif kritis terhadap kelas sosial dan sistem kolonial.
ADVERTISEMENT
Novel yang diterbitkan tahun 1980 an ini bisa dikatakan sebagai novel sejarah karena menyuguhkan kesejarahan pada periode waktu penjajahan Belanda dan munculnya pergerakan nasional di nusantara dimana hubungan antar golongan, sistem yang berlaku hingga hukum Belanda dijelaskan dengan sangat gamblang dalam novel. Kisah ini memiliki nilai pesan luar biasa yang diungkapkan dan disimpulkan. Pramoedya, sang penulis, menyisipkan penekanan dengan metode yang luar biasa, khususnya tentang kemanusiaan dan perjuangan pribumi melawan penindasan penjajah, sehingga novel ini memiliki nilai- nilai yang dapat dipelajari oleh peserta didik.
Tak hanya merasakan aura sejarah yang kental, alur ceritanya juga dihiasi dengan romansa sebagai pemanis pastinya menambah penasaran bagi pembaca terkhusus pada peserta didik untuk mengulik isi dan makna di dalam novel. Oleh karena itu guru bisa menambahkan novel tersebut sebagai bahan sumplemen pada bahan ajar di kelas pada capaian pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum, sehingga dapat memperluas memperdalam materi pembelajaran sejarah di kelas.
ADVERTISEMENT
2. Novel “AMBA”—Laksmi Pamuntjak
Novel yang ditulis oleh Laksmi Pamuntjak ini mengisahkan romansa dari sepasang suami istri. Pembaca akan terbawa suasana dengan kisah romansa hingga tragedi yang terjadi pada masa itu. Penonjolan dari novel ini berdasarkan judulnya yaitu Amba, seorang yang mencari pujaan hatinya bernama Bisma, dokter lulusan Leipzig, Jerman Timur karena terpisahkan tiba- tiba dalam peristiwa G 30SPKI di Yogayakarta, sehingga novel ini mengambil latar belakang cerita masa orde baru.
Cerita sejarah ini dimulai dari Bisma sosok dokter yang mengobati pasien dari daerah satu ke daerah lainnya. Namun nasib kurang beruntung menimpa Bisma pada tahun 1965 karena dia ditangkap secara tiba- tiba oleh sekelompok orang tidak dikenal karena dianggap tokoh yang mempunyai keterlibatan dengan anggota PKI. Penangkapan itu terjadi di Yogyakarta, tepatnya saat menghadiri sebuah acara yang digelar oleh teman Bisma, Untarto. Pada saat setelah serbuan itu, tiba- tiba perpisahan Amba dan Bisma selama- lamanya.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1971, Bisma dipindahkan dan diasingkan ke Pulau Buru. Namun ketika para kamp tahanan politik dibubarkan dan para tapol dipulangkan, Bhisma tetap tidak berpulang ke kampung halamannya. Hal ini membuat Amba pergi meninggalkan kampung halamannya untuk mencari ke Buru. Di daerah inilah Amba mendapat jawaban selama bertahun- tahun- tahun kenapa Bisama tidak pulang menemui Amba. Ternyata takdir mengatakan bahwa Bisma sudah menikah dengan anak ketua adat setempat di Buru.
Apabila dikaitkan dalam buku pokok pembelajaran sejarah yang disediakan pemerintah, pasti akan menemui pertentaangan diantara keduanya. Guru cenderung memberikan pemahaman kepada peserta didik bahwa PKI masa orde baru merupakan penghianat, penjahat, dan pembunuh sadis kepada rakyat Indonesia, maka perlu ditahan, ditumpas semua yang memiliki keterlibatan dengannya. Namun sebenarnya guru juga bisa menghadirkan sisi pandangan lainnya dengan membuka tabir bahwa dibalik kisah tersebut ada korban yang tidak mengerti apa- apa dikaitkan dengan PKI dan menyimpan luka mendalam bagi dirinya dan keluarga sampai anak turunnya yang dicap sebagai keturunan PKI dimana sudah mengakar pikiran- pikiran seorang penjahat bangsa. Oleh karena itu penting pengkajian guru sejarah menambahkan bahan ajar novel dari sudut pandang sejarah dari berbagai arah sebagai penambah wawasan sejarah terutama masa orde baru dalam pembelajaran sejarah di kelas.
ADVERTISEMENT
3. Novel “Laut Bercerita”---- Leila S. Chudori
Laut Bercerita merupakan sebuah merupakan sebuah novel yang ditulis oleh Leila S. Chudori dan diterbitkan pada tahun 2017. Apabila pembaca hanya melihat judul dan cover novel yang berlatar belakang laut dan isinya, maka berasumsi bahwa novel tersebut akan menceritakan sebuah keindahan laut dan isinya. Namun hal ini sangat jauh akan asumsi yang diterka- terka. Novel sejarah ini mampu mengajak pembaca untuk melampaui batas masa lalu dan meninjau kembali peristiwa yang terjadi era tahun 1990-an dan 2000. Menggugah peristiwa masa reformasi tahun 1998 yang penuh dengan kekerasan dan kebencian terhadap para pembela rakyat.
Penulisnya, Leila, menegaskan bahwa meskipun buku ini murni fiksi sejarah, namun berdasarkan peristiwa nyata. Pasalnya, Leila mewawancarai para korban yang bisa kembali atau keluarganya secara langsung untuk keperluan penelitian sebelum mulai menulis buku ini. Leila memberikan suguhan novel yang luar biasa dalam sebuah peristiwa tersebut yang dihiasi dengan kalimat- kalimat indah bertema lautan. Hal ini bisa dilihat dalam cuplikan novel ini:
ADVERTISEMENT
“Pada debu ombak yang kesembilan, terdengar ledakan itu. Tiba- tiba saja aku merasa ada sesuatu yang tajan menembus punggungku” ====
”Dan akhirnya tubuhku berdebam melekat ke dasar laut. Di antara karang dan rumput laut disaksikan serombongan ikan- ikan kecil yang tampaknya iba meihatku. Aku menyadari aku telah mati”=======
Novel ini cocok digunakan untuk bahan pelengkap buku ajar pembelajaran sejarah untuk kelas 12 tingkat SMA dengan penggambaran perubahan kehidupan pada masa Orde Baru, Reformasi, dan Pasca Reformasi. Pokok bahasan dibumbui rasa percintaan, kekerabatan, kesedihan, dan persahabatan dan kehilangan. Selain mengikuti cerita secara kronologis, Novel Laut Bercerita juga menyajikan kutipan pembelajaran berbasis karakter yang dapat menjadi panduan bagi siswa dalam menerapkan pendidikan karakter dalam kelas.
ADVERTISEMENT
==========================
Novel sejarah akan lebih mudah dimengerti dibandingkan dengan buku LKS ataupun buku paket yang bahasanya terlalu kaku, karena sebuah sastra tidak tunduk atau tidak berpacu dalam metode- metode tertentu. Banyak novel sejarah yang diproduksi dengan tujuan mengedukasi pembacanya. Karya sastra dapat menjadi wahana bagi pengarangnya untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan reaksinya. Novel sejarah memanfaatkan berbagai fakta sejarah sebagai inspirasi penulisannya, termasuk upaya menerjemahkan peristiwa sejarah untuk memahami sejarah dengan kadarnya. Selain itu, karya sastra mempunyai kemampuan menggambarkan peristiwa sejarah secara akurat berdasarkan kreativitas dan pemahaman pengarangnya (Kuntowijoyo dalam Oktiva, T., & Syamsudin, O. R, 2021, 88).
Pengenalan novel kepada siswa sebagai sumber pengajaran alternatif diharapkan dapat membantu mereka mengembangkan budaya literasi dalam mempelajari berbagai peristiwa sejarah. Selain merupakan evolusi materi pendidikan sejarah, novel sejarah juga memuat beragam peristiwa dengan narasi menawan yang mampu memberikan wawasan mengenai moral pendidikan karakter yang dihadirkan dalam narasinya. Dengan demikian, cita-cita pendidikan karakter sudah termuat dalam bahan ajar sejarah yang dibuat dengan menggunakan novel sejarah.
ADVERTISEMENT
Penelitian Kurniawan bertajuk “Antara sejarah dan sastra: novel sejarah sebagai bahan ajar pembelajaran sejarah” merupakan salah satu testimoni pemanfaatan novel sejarah dalam pembelajaran sejarah di SMA di Kabupaten Jombang. Berdasarkan hasil penelitian, siswa lebih memilih membaca novel sejarah dibandingkan membaca buku pelajaran dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diberikan oleh sekolah karena alur yang mudah dipahami dan bahasa yang digunakan ringan. Hal ini berbanding terbalik dengan LKS atau buku paket yang disediakan sekolah memilik ciri khas dari segi bahasa bahasa ilmiah dan guru menyampaikan materi yang cenderung untuk tuntutan hafalan, bukan memahami materi pelajaran.
Testimoni kedua dari penelitian yang dilakukan oleh Hazmi dan Ramadani berjudul “Penggunaan Novel Sejarah Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS”. Hasil dari eksperimen yang dilakukan peneliti terdapat peningkatkan hasil belajar siswa ketika mengggunakan novel sejarah di pembelajaran sejarah. Hal ini terlihat dari minat baca siswa dalam memabaca lebih meningkat karena ada rasa penasaran yang tumbuh untuk mengetahui isi novel karena bahasa yang ringan dan alur yang dibuat menumbuhkan rasa penasaran pembaca, sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang terkait.
ADVERTISEMENT
Akhir penuturan dalam tulisan ini adalah perlunya suplemen bahan ajar dalam pembelajaran sejarah sebagai pendamping bahan ajar pokok yang telah diterbitkan oleh pemerintah. Bahan ajar suplemen yang dibuat tersebut berguna untuk membantu guru dan siswa dalam menambah wawasan pembelajaran sejarah. Selain itu mempermudah siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Namun penting menjadi pendorong bagi guru dan sekolah untuk penerapannya. Mengingat bahwa mayoritas hambatan yang dialami adalah dari segi guru yang kurang kreatif dalam menambahkan sumber asupam belajar dalam pembelajaran sejarah dan sekolah yang kurang menyediakan buku cerita dan novel tentang sejarah di perpustakaan sekolah.