Asian Games 2018: dari Perseteruan hingga Persatuan

Sofi Solihah
Halo ( ^o^)/
Konten dari Pengguna
1 September 2018 10:49 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sofi Solihah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Malam tadi, tepatnya Jumat 31 Agustus 2018, Indonesia menambah perolehan medali perunggu. Medali tersebut didapat dari cabang olahraga Sepak Takraw tim putri dan Tinju melalui Uswatun Hasanah dan Sunan Agung. Hingga Sabtu ini, Indonesia tetap konsisten berada pada posisi keempat setelah China, Jepang, dan Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Asian Games kali ini benar-benar berupaya mengangkat nama baik Indonesia di mata dunia, sekaligus atlet terbaik negeri ini dengan sebaik-baiknya. Terbukti dari besaran hadiah yang akan diberikan pemerintah.
Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, mengatakan apresiasi yang diberikan kepada para atlet, khususnya peraih medali emas, adalah berupa uang, rumah, dan pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Pramudita Yuristya, Lutfi Nurhasanah, dan Gina Tri Lestari. (Foto: Akbar Ramadhan/kumparan)
Hal tersebut merupakan kemajuan bagi dunia olahraga Indonesia, sebab masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya apresiasi bagi para atlet yang telah mengharumkan nama baik negeri.
Maka sudah sepantasnya para atlet memperoleh hadiah besar atas kerja keras selama ini. Para atlet bahkan sudah menyiapkan fisik, mental, serta keahliannya sejak bertahun-tahun lalu untuk memberikan hasil terbaik pada Asian Games 2018.
ADVERTISEMENT
Indonesia patut bangga mendapat kesempatan menjadi tuan rumah. Indonesia dapat memanfaatkan momen internasional ini untuk mengangkat nama baik ke ranah internasional.
Seperti halnya Korea Selatan dan Jepang saat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002. Kedua negara tersebut memanfaatkan kesempatan sebagai penyelenggara sekaligus jalur diplomasi melalui pendekatan budaya.
Tenis ganda campuran raih medali emas, Sabtu (25/8/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Menariknya lagi setelah Piala Dunia 2002, nama Korea Selatan semakin dikenal melalui produk budaya seperti K-Pop, fashion, kuliner, dan tentu saja teknologi. Tidak kalah dengan Jepang, produk khas 'Negeri Ginseng' itu banyak diterima dunia seperti negara-negara Afrika bahkan Amerika.
Lihat saja cover dance di Youtube dari berbagai negara yang begitu bangga menampilkan keahlian dance. Musik dan gerakan koreografinya menggunakan single hits girlband dan boyband Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa hal yang berbeda pada gelaran Asian Games tahun ini. Sebuah perbedaan yang amat jauh, sebab Asian Games terakhir diselenggarakan di Indonesia pada 1962. Tentu banyak hal mencolok bila membandingkan kondisi pada 1962 dengan 2018.
Pertama, gelaran Asian Games 1962 jauh dari hiruk-pikuk netizen di dunia maya. Kontras dengan saat ini di mana setiap orang dapat dengan mudah menyaksikan Asian Games dari layar smartphone.
Kemudian, Asian Games terbukti menyatukan banyak pihak yang sebenarnya sedang berseteru. Misalnya saja antara Korea Selatan dan Korea Utara.
Kedua negara tersebut berjalan beriringan saat beberapa acara seremonial berlangsung. Seolah melupakan perseteruan yang selama ini sempat membuat kedua negara tersebut memiliki konflik berkepanjangan.
Semangat persatuan itu juga terlihat dari pimpinan Indonesia, Presiden Jokowi, yang berpelukan bersama Prabowo Subianto saat atlet pencak silat Indonesia, Yudani Kusumah Hanifan, berhasil menyumbang medali emas. Yudani kemudian berlari keliling arena pertandingan hingga ke bangku penonton.
ADVERTISEMENT
Saat itulah Yudani merangkul Jokowi dan Prabowo bersamaan di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, pada Rabu 29 Agustus 2018. Sontak momen tersebut membuat masyarakat Indonesia takjub.
Kedua sosok yang akan bertarung pada Pilpres 2019 itu sejenak melupakan persaingan politik yang memanas akhir-akhir ini. Bahkan peristiwa itu menjadi trending topic dengan hashtag Pencak Silat di Twitter.
Asian Games berarti menyatukan setiap individu untuk bekerja sama demi capaian baik Indonesia di level internasional. Acara tersebut melibatkan seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang. Selain para atlet yang mendedikasikan hidupnya untuk negara, juga para relawan yang berperan menyukseskan acara terhormat ini.
ADVERTISEMENT