Brownies Amanda: Perjalanan Brand Inovasi Kue Cokelat yang Menginspirasi

Sofi Solihah
Halo ( ^o^)/
Konten dari Pengguna
30 Maret 2018 22:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sofi Solihah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Antrian panjang memenuhi sebuah kios kue berukuran 3x4 di Jalan Tata Surya, Kota Bandung. Kios tersebut merupakan pindahan dari pertokoan Metro yang dilalap si jago merah beberapa bulan lalu. Antrian panjang tadi bukannya berkurang, malah semakin bertambah. Selang berapa lama seorang pembeli berisnisiatif melakukan undian untuk menentukan siapa lebih dulu menerima pesanan. Besoknya lagi-lagi antrian memenuhi kios tersebut, kali ini tidak ada yang melakukan undian, tetapi seorang karyawan kios harus menerima "bogem mentah" dari pembeli yang kehabisan brownies cokelat favoritnya.
ADVERTISEMENT
Joko Ervianto, seorang tulang punggung bisnis Brownies Amanda asal Bandung mengaku stres akibat permintaan pembeli yang semakin hari semakin naik. Ia merasa saat itu tidak mampu memenuhi permintaan pembeli, tidak jarang ia dan rekan-rekan kerjanya menghadapi kemarahan pembeli yang sudah jauh-jauh datang tetapi tidak kebagian kue. Joko yang juga seorang lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Bandung ini akhirnya menemukan cara mengatasi permasalahan tersebut, yakni dengan mendesain kocokan untuk 300 loyang dari yang tadinya 20 loyang.
Semua anggota keluarga pemegang bisnis ini hidup rukun, karena itulah merek dagangnya Amanda atau "Anak Mantu Damai". Syukur, seorang pegawai PT Pos dan Giro dan Sumiwiludjeng, lulusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga IKIP merupakan orangtua dari Joko Ervianto. Baik Syukur maupun Sumiwiludjeng sudah membekali anak-anaknya dengan keahlian wirausaha, seperti Joko yang selalu menemani ibunya belanja ke pasar membeli bahan dagangan, bahkan Joko sering dimintai tolong ibunya membuat kue. Hal tersebut meninggalkan semangat bagi Joko tatkala menyaksikan kue ibunya laris-manis dibeli orang-orang di lingkungan sekitarnya.
Gambar: orisinal.id
ADVERTISEMENT
Joko dan Sumi akhirnya menemukan cara memodifikasi resep bolu cokelat biasa menjadi sebuah inovasi yang pas untuk dijual sesuai permintaan pasar. Mulanya brownies yang dipotong kecil-kecil ini dipromosikan mulut ke mulut. Apabila di kantor Syukur sedang ada pertemuan maka Sumi membawa tester untuk dibagikan kepada karyawan lain. Selain saat pertemuan di kantor, brownies tersebut dibawa saat pameran atau saat ada acara yang melibatkan ibu-ibu di lingkungan sekitarnya.
Berkat kerja keras dan dukungan masing-masing anggota keluarga, bisnis Brownies Amanda berkembang pesat, awal 2004 pusat toko pindah ke Jalan Rancabolang, Margahayu, Bandung. Amanda juga membuka toko di Dago yang dikenal sebagai kawasan wisata kuliner. Tidak lagi sebuah kios, bangunan tersebut didesain megah dan permanen. Tiga tahun kemudian atau 2007, Amanda membuka cabang di Surabaya dan Bogor.
Gambar: amandabrownies.co.id
ADVERTISEMENT
Perjalanan panjang dan berliku mewarnai pasang surut bisnis ini, menurut Joko semangat yang tinggi merupakan modal utama dalam membangun Brownies Amanda. Semangat tersebut menimbulkan kekuatan serta mempertajam insting wirausaha. Memang diperlukan usaha yang konsisten karena dalam membangun citra baik di tengah masyarakat tidak mudah.
Beberapa kali nama Brownies Amanda masuk media karena pelayanan yang tidak mengena di hati pembeli. Pernah juga muncul keluhan dari konsumen yang membeli brownies dari kios pinggir jalan. Padahal kios tersebut membeli putus dari toko Brownies Amanda, artinya mereka melebihkan harga dibanding toko asli karena mereka membeli dengan harga persis seperti konsumen lain. Tentunya Brownies Amanda tidak bertanggung jawab atas hal tersebut kecuali jika konsumen membeli langsung di toko. Meski demikian, Joko menganggap keberadaan kios pinggir jalan tersebut sebuah promosi gratis karena para pedagang kios sebegitu niatnya membuat banner atau atribut promosi lain dengan mencantumkan logo Amanda.
Gambar: id.openrice.com
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum kemunculan cake para artis tanah air, Brownies Amanda telah melakukan inovasi dari mulai modifikasi resep hingga penamaan. Istilah steam diganti dengan kukus karena lebih mudah disebut. Nama brownies kukus juga lebih Indonesia sehingga menarik pangsa pasar berbagai kalangan. Selain penamaan, cara promosi juga dikembangkan sesuai tren zaman now. Di masa teknologi yang serba canggih ini Brownies Amanda tidak ketinggalan melakukan promosi via media sosial, salah satunya Instagram. Dengan cara ini Brownies Amanda tetap memiliki kesan di hati masyarakat sebagai pelopor bisnis oleh-oleh kue cokelat inovasi khas Bandung.