Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Sukses Berkarya Ala Dian Pelangi, "Libatkan Brain, Beauty, Belief".
6 April 2018 22:07 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Sofi Solihah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hernani, ibunda Dian Pelangi merupakan sosok luar biasa di balik nama besar desainer muslimah tersebut. Nama Dian Pelangi sudah ada sejak 27 tahun lalu, sebab Dian Pelangi merupakan label usaha keluarga Hernani dan Ir. Djamaludin, suaminya. Hernani juga merupakan keturunan keluarga pengrajin songket di Palembang. Hernani selalu merasa bangga saat mengenalkan songket, batik, dan jumputan saat berpromosi bahkan saat ia tengah hamil anak pertama.

Gambar: style.tribunnews.com
ADVERTISEMENT
Awalnya Hernani berkeliling desa berjualan kain songket dan jumputan terutama ke desa para pengrajin, salah satunya Desa Kertapati. Ia berjuang melewati rawa-rawa dan jalan setapak demi mengarahkan para pengrajin supaya bisa membuat kain jumputan sesuai selera. Ciri khas kain jumputan khas Palembang ini terletak pada corak indah serta motif kuno yang menyimpan nilai historis panjang. Namun, kain jumputan mudah luntur hingga konsumen satu persatu beralih minat ke jenis kain lain yang warnanya lebih awet.
Melihat hal tersebut Djamaludin melakukan inovasi agar kain jumputan tidak mudah luntur saat dicuci. Apa yang diharapkan pun terjadi, Djamaludin berhasil membuat inovasi kain jumputan tidak gampang luntur, kualitas juga diperbaiki sehingga menghasilkan kain terbaik yang belum diproduksi penjual toko manapun. Tidak sampai inovasi, Hernani dan Djamaludin mengikuti berbagai pameran di Palembang sampai Ibu Gubernur Hasan Basri tertarik dengan kain buatan Hernani. Aktivitas tersebut berlanjut hingga Hernani melahirkan anak kedua, yakni Dian Wahyu Utami. Saat pertama lahir suami istri tersebut seperti melihat pelangi dari sosok bayi keduanya sehingga muncul nama Dian Pelangi. Nama yang kemudian menjadi merek fashion ternama asal Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dian Pelangi dibesarkan dengan didikan religi sehingga membekas pada pribadinya sebagai desainer muslimah. Ia juga sering ikut serta dalam berbagai kompetisi dan menjadi siswa berprestasi sejak SD sampai kuliah. didikan tersebut menjadikan dirinya selalu menerapkan standar di atas rata-rata pada setiap karya. Tidak heran jika saat dewasa Dian Pelangi termasuk dalam daftar desainer yang mampu bersaing pada ajang internasional.

Gambar: gayahidup.republika.co.id
Lulusan sekolah menengah kejuruan jurusan tata busana ini kemudian melanjutkan studi di ESMOD, sekolah fashion ternama di Jakarta. Dian menjalani hari-harinya di sana dengan penuh kesibukan. Seperti biasa Dian selalu menerapkan hasil di atas rata-rata temannya. Lulus pada 2008 ia mengikuti fashion show pertama yang digagas sang ibu, dari fashion show tersebut Dian ikut mendukung karya ibunya. Suatu hari Hernani memanggil Dian ke panggung dan menyerahkan secara simbolis label fashion Dian Pelangi. Hernani menyatakan bahwa Dian yang akan meneruskan usaha berlabel Dian Pelangi. Kemudian bisnis fashion beralih pada Dian yang memulai segala kerja keras dari didikan ibunya langsung. Mulai dari bertemu para pelanggan, membuat fashion show, membangun komunikasi dengan orang banyak, dan lain-lain. Di belakang layar ibunda juga mendukung serta menyediakan apa yang Dian butuhkan untuk meneruskan bisnis.
ADVERTISEMENT
Pada 2009 Dian resmi menjadi anggota APPMI (Asosiasi Pengusaha Perancang Pengusaha Mode Indonesia). Berbekal pengalaman dari APPMI jugalah Dian berhasil menembus fashion show di Melbourne, Australia di tahun yang sama. Acara di Grand Hyatt Hotel tersebut mengantarkan Dian Pelangi untuk muncul pada berbagai media internasional. Surat kabar terkemuka, The Age, salah satu yang memuat berita karyanya dengan foto besar sehingga koleksinya terlihat jelas. Kepada wartawan setempat Dian memberi pengertian bahwa fashion tidak selalu menarik perhatian lawan jenis atau dipuji orang lain.. Tetapi juga cara mengekspresikan diri karena style bentuk lain komunikasi. Dalam hal ini hubungan komunikasi dengan Allah, mengajak orang lain berfashion untuk mencari perhatian Allah. Jawaban tersebut dimuat dalam artikel berjudul "Muslim Designers Put Faith in Fashion".

Gambar: blogs.arts.ac.uk
ADVERTISEMENT
Sukses dalam berkarya membuat nama Dian Pelangi diperhitungkan di ajang internasional. Pada 2011 ia mendapatkan undangan mengikuti fashion show di Paris. Setahun kemudian ia diundang ke Kuwait oleh Kemenparekraf. Selanjutnya Dian melebarkan karya ke negara-negara di Afrika. Lalu ke Ceko, Hungaria, dan Serbia, di mana ketiga negara tersebut tidak terlalu mengenal Islam sehingga Dian melihat hal tersebut sebagai kesempatan memperkenalkan busana muslim. Semua acara yang ia ikuti mendapat respon luar biasa. Bahkan pernah ia pulang ke Indonesia dengan koper kosong akibat busana dagangannya diborong muslimah di Dubai.
Kebesaran nama Dian Pelangi membuatnya merasa harus selalu menjaga perilaku serta cara berpakaian. Ia merasa bebannya semakin banyak karena karyanya semakin beragam. Semakin banyak pula media yang memuat kehidupan pribadinya sebagai contoh dalam keseharian. Hal tersebut menjadikan Dian sadar banyak sorotan tertuju kepadanya. Tentu Dian menerapkan syariat Islam pada setiap aktivitasnya untuk mencari ridho Allah. Tidak semata karena ingin mencari popularitas sebagai desainer. Bukan juga sekadar ingin mengajak orang berjilbab. Tujuan utamanya tetaplah akhirat. Dian ingin membuat karya yang berprinsip, sejalan dengan keinginannya berdakwah melalui cara lembut dan menyentuh hati. Fashion adalah salah satunya.
ADVERTISEMENT