Cerita Trendsetter Brand Kosmetik Nusantara, Pernah Nyaris Pailit Sampai Keuntungan 400%

Sofi Solihah
Halo ( ^o^)/
Konten dari Pengguna
4 April 2018 12:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sofi Solihah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa mengira di balik perjalanan trendsetter warna kosmetik Nusantara, terdapat sebuah cerita duka sebelum Martha Tilaar meraih kesuksesan besar hingga saat ini. Lulusan Universitas Negeri Jakarta (dulunya IKIP) tersebut pernah bercerita soal bagaimana galaunya ia menghadapi kondisi di masa sulit sampai merasakan buah manis keuntungan mencapai 400%.
ADVERTISEMENT
Kegelisahan mulai ia rasakan saat memasuki pertengahan tahun 80-an. Masa di mana masyarakat ini lebih menyukai kosmetik keluaran Barat. Tidak dapat dipungkiri bahwa ketertarikan budaya mempengaruhi daya beli masyarakat untuk lebih condong memakai produk keluaran negeri asal Barbie tersebut. Ditambah gencarnya kemunculan model blasteran pada berbagai iklan di media massa semakin melunturkan identitas ketimuran khas Indonesia.
Gambar: ciputrauceo.net
Padahal negeri ini memiliki potensi alam yang subur dari Sabang sampai Merauke. Demikian halnya untuk diaplikasikan pada varian kosmetik. Karena itulah mulai 1987, Sariayu meluncurkan sebuah inovasi produk kosmetik bertemakan Senja di Sriwedari. Ternyata tren warna pertama ini mendapat respon luar biasa, bukti bahwa kualitas kosmetik dalam negeri memiliki tempat di hati para masyarakat, terutama perempuan Indonesia. Semangat dan kebahagiaan seorang Martha Tilaar kembali meluap,
Gambar: ebooks.gramedia.com
ADVERTISEMENT
Di tahun berikutnya, yakni pada 1988 Sariayu kembali merilis kosmetik bertemakan identitas kedaerahan. Pada tahun yang sama dunia mode Indonesia sedang merintis kualitas di mata dunia, pasalnya pada tahun tersebut banyak bermunculan desainer muda yang mulai diperhitungkan dalam ajang internasional. Tidak heran jika Sariayu mengusung tema Gaya Warna Disainer. Pada tema tersebut Martha terinspirasi kain Sasirangan, kain khas masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan.
Selain Sasirangan, inspirasi lain berasal dari bordir Kawalu khas Tasikmalaya, salah satu daerah di Jawa Barat. Bordir Kawalu merepresentasikan akulturasi budaya yang masih eksis hingga sekarang. Bordir tersebut rupanya mendapat pengaruh besar dari kebudayaan China. Tidak disangka, kain-kain tersebut memiliki kesamaan tema etnik dengan tren mode dunia sehingga desainer Indonesia semakin antusias membuat karya untuk menggabungkan tema etnik Indonesia dengan tren di kalangan internasional.
ADVERTISEMENT
Kerja keras Martha akhirnya berbuah manis, inovasi lipstik dua warna Sariayu memberikan keuntungan 400% pada masa krisis moneter 1998. Di tahun tersebut ribuan karyawan yang tadinya terancam di-PHK menjadi terselamatkan berkat inspirasi dari ranah Minang. Lipstik dua warna tersebut Martha akui berasal dari koleksi Pusako Minang yang ia usung bersamaan ketika krisis moneter melanda Indonesia.
Selain Pusako Minang, koleksi Riwayat Asmat mendapat apresiasi di sebuah media internasional asal negeri Paman Sam, The New York Times mengulas inspirasi dari Papua tersebut sebagai topik sehari-hari dengan konten tulisan yang menarik untuk disimak. Demikian halnya dengan Senandung Rimba Sumatera, koleksi 2010 ini mendapat penghargaan Best Design pada kompetisi desain kemasan internasional Asia Star Award di Jepang.
Gambar: editorial.femaledaily.com
ADVERTISEMENT
Rupanya berbagai apresiasi masih mengiringi perjalanan inovasi kosmetik Sariayu, Martha Tilaar Group mendapatkan anugerah Most Admired ASEAN Enterprise-ASEAN Business Award sebagai penghargaan atas keberhasilan mengangkat identitas lokal berkualitas internasional. Pemerintah dalam negeri pun memberikan penghargaan Rintisan Teknologi perindustrian 2012 dari Kementrian Industri Republik Indonesia yang disampaikan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada saat itu.
Gambar: www.socimage.com
Hingga 2018 ini Sariayu baru saja meluncurkan koleksi kosmetik terbarunya dengan tema Inspirasi Jakarta. Lagi-lagi mendapat antusias tinggi dari masyarakat Indonesia. Tren warna ke-32 ini berangkat dari semangat enerjik perempuan Indonesia dengan segala mobilitasnya sehari-hari. Keunikan Jakarta menjadi representasi warna-warna natural seperti cokelat, pink, dan hitam. Koleksi Inspirasi Jakarta pun merangkum kecantikan sempurna perempuan negeri ini melalui inovasi produk seperti Matte Lip Cream yang sedang hits di kalangan remaja puteri, atau Eyeshadow Kit dengan berbagai varian warna terbaru.
ADVERTISEMENT