Bagaimana Seharusnya Penanganan Komunikasi Krisis COVID-19 di Indonesia?

sofia hasna
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta
Konten dari Pengguna
10 Mei 2020 11:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari sofia hasna tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi gambar: google.com/themeasurementstandar.com
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi gambar: google.com/themeasurementstandar.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wabah pandemi COVID-19 di Indonesia masih terjadi dengan angka yang cukup signifikan. Padahal ini sangat penting bagi Pemerintah Indonesia benar-benar memperhatikan bagaimana respons komunikasi krisis yang harus dilakukan selama krisis wabah pandemi COVID-19. Pentingnya komunikasi krisis pada penanganan wabah ini agar dapat mengendalikan krisis wabah secara tepat.
ADVERTISEMENT
Namun,melakukan respons komunikasi krisis hal yang terpenting adalah memahami aspek budaya masyarakat agar dapat menyampaikan informasi serta imbauan yang tepat selama masa pandemi COVID-19 di Indonesia. Oleh karena itu, upaya pendekatan komunikasi krisis kepada publik juga harus menyesuaikan terhadap target masyarakat yang akan kita ajak bicara dalam upaya penanganan krisis wabah COVID-19. Bermula dengan bahasa apa yang kita gunakan, apakah bahasa komunikasi yang disampaikan oleh tokoh publik mudah dipahami oleh masyarakat atau menimbulkan kesalahpahaman yang mengakibatkan dampak permasalahan krisis semakin rumit.
Dalam hal ini aspek budaya pada penyampaian komunikasi krisis kepada publik sangat penting. Memahami aspek budaya masyarakat akan membantu dalam memahami kerentanan budaya, mengembangkan rencana intervensi khusus, serta menentukan metode yang tepat untuk mengatasi krisis pandemi COVID-19. Sebagai contoh adalah sangat pentingnya integrasi komunikasi antara komunikasi pada tataran pusat pemerintahan hingga pemerintah daerah. Sehingga dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat pemerintah daerah dapat menyampaikan berupa sosialisasi yang menyesuaikan dengan aspek budaya daerah masing-masing. Hal ini sangat penting karena masyarakat masih memegang teguh budaya pada daerah masing-masing, sehingga virus Corona yang merupakan hal baru bagi masyarakat sangat penting untuk adanya pendekatan khusus bagaimana pemerintah cara menyampaikannya sesuai dengan kultur daerah masing-masing dan tidak mengurangi substansi apa yang sudah menjadi kebijakan pemerintah pusat.
ADVERTISEMENT
Integrasi dalam hal komunikasi krisis antar pemerintah pusat hingga pemerintah daerah semakin penting untuk mengurangi dampak buruk dalam penanganan krisis wabah COVID-19. Misalnya dalam hal ini masih saja stigma negatif masyarakat terhadap COVID-19 yang terus terjadi walaupun kampanye serta imbauan tetap berjalan. Memahami konteks ini menjadi evaluasi bagi pemerintah untuk memperbaiki pola komunikasi yang dibangun kepada masyarakat agar tidak menjadi kesalah pahaman pada konteks untuk mengajak bersama-sama untuk penganan COVID-19 di Indonesia.
Di samping itu, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aspek budaya untuk melakukan komunikasi krisis, yaitu ada beberapa tipe dimensi budaya salah satunya adalah aspek kolektivisme. Kolektivisme merupakan aspek dimensi budaya yang bisa kita adopsi karena memiliki kemiripan budaya di Indonesia. Budaya ini melekat karena kebiasaan masyarakat Indonesia yang telah terbiasa untuk berkumpul bersama-sama hingga melakukan tindakan sesuatu harus dilakukan secara gotong royong. Hal yang baik, namun akan menjadi buruk jika dilakukan pada saat masa pandemi COVID-19 di Indonesia, yaitu semakin meningkatnya angka kasus COVID-19. Seperti beberapa kasus misalnya, pada awal bulan puasa saat ini sempat ada perdebatan untuk melaksanakan salat tarawih berjamaah dan juga bagaimana kita melakukan buka bersama. Selain pendekatan budaya kolektif juga sangat penting dalam pendekatan agama untuk menjelaskan secara lugas pentingnya untuk menyampaikan pesan ‘jaga jarak’ atau ‘di rumah aja’ dengan pendekatan budaya tersebut. Jika melihat kasus seperti ini, sangat penting integrasi komunikasi krisis tidak sebatas pada level komunikasi daerah, namun komunikasi antar organisasi masyarakat hingga organisasi keagamaan.
ADVERTISEMENT
Walaupun pada level hight context yang berarti adanya hierarki sosial untuk menyebarkan informasi dan kontrol diri individu, seperti contoh halnya bagaimana Pemerintah Indonesia memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan untuk di rumah aja, hingga adanya surat keputusan presiden yang berkaitan dengan penanganan krisis wabah COVID-19. Pendekatan budaya masyarakat dalam melaksanakan komunikasi krisis selama pandemi COVID-19 ini juga penting dalam hal menyesuaikan dengan bahasa yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat bahkan dalam penggunaan bahasa daerah. Hal ini menjadi cukup efektif mengingat di Indonesia memiliki beragam budaya dan bahasa. Sehingga munculnya kesetaraan dalam penerimaan informasi yang didapatkan oleh masyarakat mengenai COVID-19.
Tulisan ini sebagai bentuk evaluasi terhadap kejadian yang telah terjadi di kalangan masyarakat terhadap bagaimana sikap pada COVID-19 ini yang masih saja terjadi dan menjadi polemik permasalahan akibat kurangnya komunikasi dan sosialisasi. Oleh karena itu, menimbang aspek pendekatan budaya masyarakat sangat penting untuk meminimalisir hambatan dalam penanganan krisis COVID-19 di Indonesia.
ADVERTISEMENT