Konten dari Pengguna

Variasi Bahasa pada Food Vlogger Indonesia

Sofia Yasmin
sisi terang rasa kecewa
27 Maret 2022 15:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sofia Yasmin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber gambar: dokumen pribadi; sebuah umkm yang menjadi target review food vlogger
zoom-in-whitePerbesar
sumber gambar: dokumen pribadi; sebuah umkm yang menjadi target review food vlogger
ADVERTISEMENT
Keberadaan situs sosial media Youtube di zaman sekarang merupakan sebuah solusi di dunia hiburan bahkan menjadi wadah bagi sebagian orang dalam mencari uang. Dari sekian banyak konten yang disajikan di Youtube, konten kuliner merupakan salah satu konten yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Konten kuliner yang disajikan di Youtube biasanya berupa vlog tentang kuliner, mukbang atau siaran makan, ASMR (Autonomous Sensory Meridian Response) makanan, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Salah satu konten kuliner yang menarik bagi para netizen adalah vlog kuliner. Istilah untuk orang yang melakukan vlog kuliner ini biasanya disebut dengan food vlogger. Food Vlogger ini biasanya memberikan ulasan suatu makanan atau minuman yang viral atau yang menurut food vlogger sendiri menarik. Selain dari objek makanan/minuman yang diulas oleh food vlogger yang menjadi titik perhatian netizen, secara tidak langsung cara pembawaan dan penuturan food vlogger ketika mengulas suatu makanan menjadi salah satu daya tarik netizen untuk menonton vlog tersebut.
Contoh food vlogger populer Indonesia yang hits di kanal Youtube adalah Farida Nurhan, Hobby Makan, dan Kubiler. Jika diperhatikan dengan saksama video vlog dari masing-masing food vlogger tersebut ketika mereka bertutur menggunakan dialek yang berbeda-beda. Di kanal Youtube Farida Nurhan dengan dialek Jawa, bang Evan dari kanal Hobby Makan dengan dialek melayu, dan bang Teguh dari kanal Kubiler menggunakan dialek betawi ketika bertutur. Hal ini menjadi daya tarik yang unik bagi masing-masing food vlogger dalam bertutur. Apalagi ketika food vlogger tersebut berkomunikasi dengan penjual makanan yang akan diulas, meski berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia, logat khasnya mereka tetap terdengar sehingga menjadi ciri khas alami dari masing-masing food vlogger tersebut. Medok banget deh!
ADVERTISEMENT
Penggunaan dialek pada food vlogger tersebut merupakan salah satu fenomena variasi bahasa. Variasi bahasa merupakan bagian dari ilmu sosiolinguistik. Perlu diketahui, sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat interdisipliner dengan ilmu sosiologi, dengan objek penelitian hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur (Chaer dan Agustina, 2019). Singkatnya, sosiolinguistik adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari hubungan bahasa dengan masyarakat. Variasi bahasa ini dapat terjadi karena berbagai macam faktor, selain karena masyarakat Indonesia yang bersifat heterogen, variasi bahasa ini dapat terjadi karena interaksi antarmanusia yang sangat beragam sampai menyebabkan keragaman bahasa.
Selain perbedaan dialek yang nampak pada food vlogger Farida Nurhan, Hobby Makan, dan Kubiler, satu hal yang menjadi ciri khas dari food vlogger adalah adanya jargon. Jargon ini merupakan bagian dari variasi bahasa yang digunakan terbatas oleh kelompok sosial tertentu yang tidak bersifat rahasia (Chaer dan Agustina, 2019). Peran jargon pada food vlogger biasanya digunakan ketika mulai mencicipi dan mereview suatu makanan atau minuman.
ADVERTISEMENT
Pada food vlogger Farida Nurhan sudah terkenal dengan jargon “Awur-Awur Emplok” yang biasanya digunakan ketika Farida Nurhan hendak mencicipi dan mengulas suatu makanan. Selain terlihat dari dialek Farida Nurhan yang menggunakan dialek Jawa, jargonnya pun mengandung bahasa Jawa yang menyimpulkan bahwa Farida Nurhan berasal dari daerah Jawa. Cara menuturkan jargonnya pun cukup unik. Ketika Farida Nurhan mengucapkan “Awur..Awur..!!”, kemudian timnya dan orang-orang disekitarnya menjawab “Emplok..!”. Dapat terlihat peran jargon pada food vlogger Farida Nurhan selain berperan sebagai ciri khasnya dapat mencairkan dan memeriahkan suasana juga.
Food vlogger bang Teguh atau Kubiler juga mempunyai jargon yang digunakan ketika hendak mereview makanan. Biasanya food vlogger bang Teguh atau Kubiler menggunakan jargon “Yuk Makan Yuuu..” yang dilanjut dengan mengucapkan basmalah. Pada food vlogger Hobby Makan tidak ditemukan jargon yang menjadi ciri khas dari food vlogger itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Fenomena variasi bahasa ini tidak terjadi hanya pada food vlogger saja, tidak hanya terjadi juga pada konten kuliner. Semua orang ketika bertutur dan berkomunikasi secara tidak sadar dapat menimbulkan variasi bahasa dari apa yang diucapkannya. Variasi bahasa dialek dan jargon yang dibahas diatas merupakan sebagian kecil dari jenis fenomena variasi bahasa yang terjadi pada food vlogger. Meski begitu, setidaknya warganet tidak hanya menikmati ulasan makanan dari video food vloggernya saja, tetapi dengan tulisan ini warganet dapat mengenal fenomena variasi bahasa yang terjadi pada food vlogger ketika sedang bertutur kata.
Referensi:
Chaer, Abdul dan Agustina. 2019. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta