Kiat Perempuan Sukses dalam Kuasa & Cinta versi Long Shot Screening

Sofia S Dewi
Fashion Designer - PR Passion - Marketing & Communication Manager - Blogger
Konten dari Pengguna
8 Mei 2019 21:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sofia S Dewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Yakin perempuan bisa "adil" dalam urusan kuasa dan cinta ? Perempuan yang sukses berkarir pasti jauh dari kenyataan sukses juga dalam membina keluarga yang harmonis! Dan masih banyak lagi stigma negatif lainnya yang membuat perempuan berkarir itu seakan membawa dampak kurang baik baik bagi perusahaan/instansi maupun keluarga.
ADVERTISEMENT
Well .. Tidak demikian halnya bagi tiga tokoh perempuan pilihan Kumparan yang menjadi narasumber dalam Long Shot Movie Screening yang saya hadiri di tanggal 2 Mei 2019 lalu di Plaza Indonesia. Kehadiran tiga perempuan inspiratif yaitu Ibu Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, kemudian Najwa Shihab sebagai Founder Narasi TV yang dikenal dengan Mata Najwa-nya; serta Adita Irawati Staf Khusus Presiden, tentu membuat mata saya berbinar untuk mengiyakan undangan ini. Apalagi, diskusi dipandu oleh Yusuf Arifin, Chief of Storyteller Kumparan yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia jurnalis, sudah kebayang bagaimana seru dan detailnya kupas tuntas tentang “Perempuan, Kuasa dan Cinta” ini..
Ada Perempuan Hebat di balik Laki-Laki Hebat!
ADVERTISEMENT
Kata hebat itu sendiri, terdengar narsis ya .. tapi bolehlah merasa percaya diri ketimang minder, betul .. ? Ada angle yang sangat seksi bagi seorang perempuan untuk disebut hebat! Ibuku sendiri, bukanlah perempuan yang berkarir dan memiliki kuasa di instansi tertentu. Namun loyalitasnya pada keluarga tidak bisa dibandingkan dengan apapun di dunia ini! Begitu pula dengan Ibu kalian .. atau diri kalian sendiri, bukan begitu perempuan Indonesia ?
Perempuan itu juga memberikan wajah bagi sebuah keluarga. Memberikan kekuatan bagi laki laki yang bertindak sebagai Bapak dalam keluarga, dan memberikan kehangatan bagi anak-anaknya.
Kembali ke Film Long Shot yang per 3 Mei 2019 lalu sudah diputar serentak di Cinema 21 seluruh Indonesia, kamu bisa lihat dari posternya .. Ini kenapa ya fotonya begini ? Film yang dibintangi oleh Charlize Theron dan Seth Rogen ini kujamin bisa mengacak-acak emosimu! Karena bisa memberikan tawa bahagia, tawa lucu maupun tangisan haru .. Apalagi sebelumnya sudah diajak diskusi duluan tentang Perempuan, Kuasa dan Cinta .. waduh.. masuk studio 1 sudah makin excited!
ADVERTISEMENT
LONG SHOT sudah diputar di XXI terdekat dari rumah kamu per 3 Mei 2019! Buruan nonton!
Dalam kolaborasi ini, Kumparan dan Cinema 21 benar-benar mempersembahkan sebuah diskusi seru yang seluruh tamunya perempuan yang memiliki value! Diskusi yang rencananya digelar selama 1 jam ini pun menjadi makin hot dan jadi tidak terasa berlangsung selama 1 jam 30 menit! WOW! Memang tidak bisa dipotong sih hehehe pertanyaannya pun banyak!
Dalam diskusi ini, Ibu Retno Marsudi, Najwa Sihab dan Adita Irawati menceritakan tentang kisahnya berikut tips bagaimana memberikan keseimbangan harmoni dalam kehidupan pribadi dan kesibukkannya sebagai perempuan dengan karir yang sukses dan dianggap berkuasa karena memiliki peran dan posisi yang penting dalam bidangnya masing-masing.
Ada kesamaan di ketiga narsum ini mengenai karir mereka, yaitu dukungan penuh dari suami dan seluruh keluarga. Itu juga bukan tanpa usaha keras .. apapun di awalnya pasti pro dan kontra, namun komitmen membuktikan bahwa mereka bisa professional dalam kerja dan bisa memenuhi kewajiban sebagai istri dan ibu dalam keluarga, sudah pasti lampu hijau menyala makin terang untuk karir mereka.
ADVERTISEMENT
ki-ka : Adita Irawati, Ibu Retno Marsudi, Najwa Sihab
Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Indonesia
Tahu gak sih kiat bu Retno yang sangat simple untuk bertransformasi dari professional menjadi seorang istri di kehidupan sehari-hari ?
"Setiap pulang kerja, saya berlari pulang dengan hati gembira! Menantikan saat bersama keluarga. Begitu sampai rumah saya akan langsung ke kamar dan mengganti pakaian saya dengan daster! Dengan begitu, peran saya langsung berganti menjadi istri/Ibu dan bukan Menlu!", kata Bu Retno kalem sambil tertawa kecil. Wow! So simple tapi indeed bisa memberikan perbedaan yang signifikan.
Ketika ditanya tentang Kuasa dan Cinta .. Bu Retno dengan tegas menjawab, "Saya tidak merasa berkuasa, karena setiap keputusan yang saya ambil baik di kantor maupun di rumah adalah keputusan bersama. Terutama di kantor, jabatan saya memang menjadi yang paling berkuasa di instansi saya, namun untuk menjadi Presiden di kemudian hari, saya tidak terpikir sama sekali"
ADVERTISEMENT
Kembali bercerita tentang keluarga, menjawab sebuah pertanyaan tentang mendidik anak dan mendampingi suami, sejak pertama menikah, Bu Retno sudah bisa bernegosiasi dengan suami. Team-Up dengan suami dalam hal rumah tangga dan mengurus anak bukan hal yang mudah, tapi kehidupanlah yang akan mengajarkan bagaimana berkompromi dan membiasakan diri. Tuntutan berpindah tempat tugas selama menjadi diplomat tentu menjadi taruhan besar dalam rumah tangga, namun tidak ada yang tidak mungkin jika dikomunikasikan dengan baik. Bahkan kepada anak-anaknya, Ibu Retno dan Suami selalu membiasakan diri untuk mengajak bicara sebagai orang dewasa supaya terbiasa berpikir dewasa dan mandiri sejak kecil.
"Si kakak sudah saya biasakan untuk menjaga adiknya, mengajari bikin PR. Adiknya saya biasakan untuk menghormati kakaknya. Dan setiap waktu menunjukkan pukul 8 malam, mereka sudah tahu untuk waktunya masuk kamar dan tidur, pasti akan datang ke kami lalu cium tangan dan pamit tidur. Saya bersyukur memiliki suami dan partner hidup yang bisa team-up dengan saya. Begitu juga diberi anugrah luar biasa dengan kehadiran anak-anak yang sangat memahami pekerjaan kedua orang tua", tutup bu Retno dengan bangga dan membuatku sangat terharu. Tepuk tangan terdengar nyaring di forum sore itu.
ADVERTISEMENT
Najwa Sihab, presenter Mata Najwa dan Founder Narasi TV
Lain halnya dengan Nana (panggilan akrab untuk Najwa Shihab) yang mengaku menikah di usia sangat muda dengan Baim (panggilan akrab Ibrahim, suami Nana), yaitu pada usia 20 tahun. Baim yang ternyata kakak tingkat Nana ini hanya perlu hitungan bulan untuk bisa meyakinkan Nana sebagai pendamping hidupnya. Cool! Kebersamaan selama 20 tahun lebih membina keluarga membuat pasangan ini tumbuh bersama, mengalami up and down bersama dan belajar bersama membina rumah tangga harmonis versi mereka yang tidak pernah ada sekolahnya itu! Kehidupan asli lah yang mengajari mereka untuk terjun langsung dan praktek.
Memiliki profesi yang sama membuat Nana dan Baim memiliki chemistry tersendiri dalam keluarga. Diskusi mengenaik kehidupan pribadi dan pekerjaan menyapa lumrah dan justru makin menghangatkan ikatan mereka bersama anak semata wayangnya. Nana mengaku saat ini hatinya sedang gundah gulana karena akan ditinggal anaknya menuntut ilmu di luar negeri, tidak tanggung-tanggung, London menjadi pilihan yang membuat Nana menjadi berkaca-kaca.
ADVERTISEMENT
Ngomong-ngomong tentang mendidik anak, Nana mengaku tidak memungkiri jika disebut memanjakan anaknya. Anak semata wayang yang gagal memiliki adik karena meninggal sesaat setelah dilahirkan, membuat Nana menuruti apa saja keinginannya. Namun Baim menyeimbangkannya dengan mengajari anaknya tanggung jawab dalam mengambil keputusan. Jadi seimbang .. ada manja, ada tegas. Dan dia yakin, anaknya akan menjadi pribadi yang bisa bertanggung jawab di masa mendatang.
Dan ketika ditanya tentang kuasa, Nana menjawab dengan simple namun bisa membuat kami semua tergelak, "Saya terlihat berkuasa menentukan skrip, tema acara maupun tamunya ya .. tapi jangan salah, netizen lah yang paling berkuasa.. terutama ketika memegang remote atau krusor di monitor, dia bisa memindahkan saluran tv / youtube kemana saja yang dia suka kalau dia tidak ingin menonton acara saya" hahahaha benar juga ya!
ADVERTISEMENT
Lain halnya ketika ditantang dengan pertanyaan, "Bagaimana kalau Najwa Shihab menjadi presiden?" Dengan lantang dan tegas, Nana menjawab, "Why Not? Jaman sekarang apapun bisa terjadi. Lihat saja, pengusaha mebel dari Solo bisa membuktikan dirinya bisa naik jadi Presiden. Hal itu tentu memanggil kembali cita-cita banyak anak kecil di usia saya dulu ketika ditanya mau jadi apa? Presiden! Pasti tidak akan merasa minder lagi!"
Adita Irawati, Staff Khusus Presiden
Berkarir di tim staff khusus Presiden tentu tidak jauh-jauh dari kesibukan yang luar biasa bahkan jarang pulang. Namun karena memiliki bidang yang sama dengan suami, Dita merasa bisa memiliki teman hidup dekaligus teman diskusi, tanpa harus membocorkan kerahasiaan instansi masing-masing. Kepercayaan satu sama lain dalam membina rumah tangga mengantarkan mereka berdua langgeng puluhan tahun menikah dan dikarunia ana-anak yang juga bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Anak-anaknya sudah dididik untuk mandiri sejak kecil, sehingga sekarang ketika sudah kuliah di luar kota dan luar negeri, Dita dan suami tak lagi was-was karena yakin anaknya bisa bersikap dan bertanggung jawab.
Bagaimana dengan kuasa Dita dalam pekerjaan? Well .. Dita merasa sebagai staff tentu jauh dari kuasa, namun kuaa bukanlah segalanya. Bagi Dita, menjalani pekerjaan semaksimal mungkin dan sebaik mungkin akan membawanya dalam karir yang lebih baik. Karenanya .. menjadi Presiden sudah pasti jauh sekali dari pikirannya.
Nah ..
Kalau kamu gimana teman-teman ? Cukup percaya diri gak untuk jadi Presiden di masa mendatang?