Rendahnya Motivasi Belajar Siswa Dipengaruhi oleh Kemajuan Teknologi

SOFIANA TRI LESTARI
Mahasiswa S1 Teknik Industri di Institut Teknologi Telkom Purwokerto
Konten dari Pengguna
9 Juli 2022 16:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SOFIANA TRI LESTARI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Rendahnya Motivasi Belajar Siswa. Sumber : Karya Sendiri
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Rendahnya Motivasi Belajar Siswa. Sumber : Karya Sendiri
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Era globalisasi memang menjadi bagian dalam peradaban manusia. Perkembangan teknologi yang ada membawa dampak yang begitu besar dalam kehidupan. Semua yang serba digital memang mempermudah karena mempercepat penyelesaian pekerjaan manusia. Oleh karena itu, teknologi hampir digunakan dalam segala bidang kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
Ketidakpuasan dan kebutuhan manusia yang menjadi semakin kompleks, membuat teknologi yang ada semakin dikembangkan menjadi lebih canggih lagi. Alasannya, tentu karena untuk mempermudah pekerjaan manusia. Hal itu terbukti dengan banyaknya aplikasi yang ditawarkan kemudian digemari oleh banyak orang dan banyak digunakan. Bahkan, berdasarkan data dari Kominfo.go.id, di Indonesia sendiri penggunaan teknologi seperti internet telah mencapai angka 150 juta jiwa pengguna dan 142.8 juta jiwa pengguna internet mobile.
Hal itu dikarenakan contoh dari perkembangan teknologi adalah adanya aplikasi online shopping, ojek online, game online, media sosial, dan lain sebagainya. Semua yang serba online memang mampu membuat manusia memenuhi apa yang dibutuhkan dan diinginkan secara cepat, mudah, dan instan. Dengan kemajuan teknologi, banyak bidang dalam kehidupan juga yang kemudian harus segera beradaptasi dengan hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam bidang pendidikan, salah satu kunci keberhasilannya adalah proses pembelajaran. Tujuan sederhana dalam proses pembelajaran adalah membuat mereka yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar menjadi subjek dan peserta didik menjadi objeknya. Proses pembelajaran akan berhasil apabila terjadi interaksi yang baik antar keduanya. Guru mampu menyampaikan materi dengan baik dan peserta didik mampu memahaminya dengan mudah. Proses pembelajaran yang baik akan menghasilkan output yang sesuai dengan yang diinginkan.
Di era yang serba digital, tentunya media yang digunakan juga berubah. Buku sebagai sumber bacaan sudah mulai tidak banyak digunakan. Semua materi dan informasi yang dibutuhkan dengan mudah bisa ditemukan di internet. Metode pembelajaran yang biasanya hanya berupa ceramah saat ini sudah bisa divariasikan dengan menggunakan teknologi seperti contohnya e-learning.
ADVERTISEMENT
Kemajuan teknologi memang terasa membawa dampak yang begitu positif dalam dunia pendidikan. Namun, nyatanya hal itu justru mampu untuk memengaruhi motivasi belajar pada siswa. Motivasi pada siswa dapat menurun dengan adanya perkembangan teknologi ini.
Motivasi sendiri adalah dorongan yang berasal dari dalam atau luar yang membuat individu tersebut bergerak atau melakukan sesuatu. Motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling terikat. Kedua hal tersebut saling memengaruhi satu sama lain. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu (Uno, 2014).
Motivasi belajar yang tinggi akan membuat individu atau peserta didik tersebut bersemangat dalam menerima pembelajaran dan memiliki tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran. Namun, apabila motivasi belajarnya rendah atau bahkan tidak memiliki motivasi maka peserta didik tersebut tidak akan atau bahkan malas untuk melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran. Akibatnya, nilai menjadi rendah, prestasi menjadi turun, dan kurang memahami terkait dengan materi yang disampaikan.
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi ikut andil dalam menurunnya motivasi belajar pada siswa. Contohnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Suttrisno (2021) di MI Muhammadiyah 5 Surabaya. Dimana pembelajaran daring yang sangat bergantung pada teknologi tersebut malah membuat motivasi peserta didik menurun. Hal itu terlihat pada berkurangnya kedisiplinan selama mengikuti pembelajaran secara daring, keterlambatan pengerjaan tugas yang diberikan, dan respon mereka terhadap materi yang diajarkan.
Pembelajaran daring merupakan salah satu inovasi dalam dunia pendidikan untuk mengatasi masalah pandemi virus corona. Hal itu sesuai dengan kebijakan dari pemerintah bahwa pembelajaran yang biasanya dilakukan dengan tatap muka, kini harus dilakukan secara jarak jauh. Mau tidak mau, dalam proses pembelajaran tersebut harus mengandalkan teknologi.
Hal itu semakin membuat peserta didik semakin lebih sering bersinggungan dengan teknologi. Berdasarkan yang disampaikan oleh Bapak Jhonny G.Plate selaku Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), terjadi peningkatan lalu lintas internet sebanyak 10% dari biasanya. Sedangkan berdasarkan data dari Kadata.co.id, hanya sebanyak 38% dari keseluruhan pengguna menggunakan layanan digital untuk dunia pendidikan.
ADVERTISEMENT
Hal itu menunjukkan bahwa, meskipun pembelajaran sudah menggunakan teknologi, tapi tidak semua peserta didik kemudian menggunakan teknologi untuk kepentingan pendidik. Salah satunya adalah meningkatnya penggunaan media sosial. Media sosial menjadi salah satu produk dari kemajuan teknologi yang begitu diminati oleh banyak orang dari berbagai kalangan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rismana et al (2020) di SMP Negeri 6 Kota Tasikmalaya menunjukkan bahwa penggunaan jejaring sosial atau media sosial berdampak pada menurunnya motivasi dan prestasi belajar siswa. Hal ini juga berkaitan dengan informasi yang didapatkan melalui website DataIndonesia.id, bahwa pada Januari 2022 penggunaan media sosial mengalami penaikan sebesar 12,35%. Sehingga banyaknya pengguna aktif media sosial menjadi 191 juta jiwa.
Kemudahan dalam mengakses berbagai hal terkadang malah membuat peserta didik menjadi lebih asyik untuk berselancar di dunia maya sehingga menyampingkan masalah pendidikan. Hal itulah yang membuat motivasi belajarnya menjadi menurun. Peserta didik akan semakin malas untuk belajar, mengerjakan tugas, atau bahkan sekedar mencerna materi yang diajarkan.
ADVERTISEMENT
Contoh lain adalah penggunaan game online. Game online memang bisa menjadi suatu hiburan tersendiri bagi kita. Games yang ditawarkan pun sangat beragam sehingga membuat banyak orang menjadi kecanduan untuk memainkannya. Semakin sering memainkannya akan dapat membuat motivasi belajar menjadi menurun.
Salah satu contohnya adalah pada penelitian yang dilakukan oleh Rahyuni et al (2021) di SD Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo yang mana diperoleh hasil bahwa game online memberikan pengaruh negatif terhadap para peserta didik. Peserta didik yang memang masih dalam tahap p ertumbuhan, mudah terpengaruh, dan belum bisa mengendalikan dirinya sendiri akhirnya kecanduan untuk bermain game online. Akibatnya, fokus mereka di kelas menjadi terpecah, prestasi dan nilainya menurun, serta menurunnya motivasi belajar.
ADVERTISEMENT
Sofiana Tri Lestari, Mahasiswi Teknik Industri, Institut Teknologi Telkom Purwokerto