Indonesia Akan Menghadapi Puncak Bonus Demografi

Sofie Aqila Ikmal Robbanie
Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
28 November 2022 9:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sofie Aqila Ikmal Robbanie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bonus Demografi Sumber foto: www.pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bonus Demografi Sumber foto: www.pixabay.com
ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara kepulauan dan salah satu negara terluas dengan luas wilayah 1.904.569 km². Indonesia memiliki jumlah penduduk dengan jumlah yang sangat tinggi, menurut data dari Badan Pusat Statistik jumlah warga Indonesia pada pertengahan tahun 2022 yaitu 275,77 juta jiwa. Dan dikabarkan pula bahwa jumlah tersebut terus meningkat. Hal ini tentu saja seharusnya dapat ditangani oleh pemerintah dan juga masyarakat karena dengan pertumbuhan yang terus terjadi dapat memberikan dampak yang buruk untuk penduduk itu sendiri, mulai dari kerusakan lingkungan, lahan semakin berkurang, hingga meningkatnya angka pengangguran. Tapi Indonesia memiliki kabar baik namun bisa juga menjadi sebuah kabar buruk, yaitu bahwa Indonesia akan mengalami puncak bonus demografi.
ADVERTISEMENT
Apa itu bonus demografi?
Di setiap negara pastilah memiliki penduduk dengan usia produktif dan usia nonproduktif, serta suatu negara juga sudah pasti akan mengalami atau menghadapi suatu fenomena ketika penduduk dengan usia produktif lebih banyak atau lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penduduk dengan usia nonproduktif. Fenomena ini biasa dikenal dengan istilah “Bonus Demografi”.
Menurut informasi yang didapatkan dari laman milik Badan Pusat Statistik yakni, bps.go.id bahwa Indonesia mengalami bonus demografi pada tahun 2012-2035 dan kemudian diprediksi puncak dari bonus demografi ini terjadi pada tahun 2020-2030. Bonus demografi ini bisa diibaratkan seperti dua sisi mata uang yaitu, di satu sisi adalah suatu keberkahan, namun di sisi lain bisa menjadi suatu ancaman. Dan perjalanan menuju puncak dari bonus demografi tersebut akan mulai kita rasakan ketika mulai melimpahnya populasi penduduk usia produktif yaitu dengan banyaknya populasi penduduk dengan usia antara 15 hingga 60 tahun.
ADVERTISEMENT
Menurut United Nations transisi demografi yang terjadi pada beberapa dekade terakhir di Indonesia akan membuka peluang bagi Indonesia untuk menikmati bonus demografi (demographic devident) pada periode tahun 2020-2030.
Dalam konsep ekonomi kependudukan, bonus demografi dimaknai sebagai keuntungan ekonomis karena dengan semakin besarnya jumlah penduduk usia produktif maka akan semakin besar pula jumlah tabungan dari penduduk produktif sehingga dapat memacu investasi dan pertumbuhan ekonomi. Sehingga kondisi tersebut juga dikenal sebagai jendela kesempatan (windows of oppprtunity) bagi suatu negara untuk melakukan akselerasi ekonomi dengan memaksimalkan industri manufaktur, infrastruktur, maupun UKM karena berlimpahnya angkatan kerja tersebut. Banyak Negara menjadi kaya karena berhasil memanfaatkan jendela peluang bonus demografinya untuk memacu pendapatan perkapita sehingga kesejahteraan masyarakat tercapai; seperti yang terjadi di Cina, yang pertumbuhan ekonominya sebelum bonus demografi berkisar pada angka 6% meningkat menjadi 9,2 persen. Korea Selatan dari 7,3 persen menjadi 13,2 persen, Singapura dari 8,2 persen meningkat menjadi 13,6 persen dan Thailand dari 6,6 persen meningkat tajam menjadi 15,5 persen (Maryati, 2015).
ADVERTISEMENT
Namun akan ada dampak efek negatif berikutnya paska bonus demografi yang harus diperhatikan yaitu terjadinya peningkatan penduduk usia tua sementara transisi usia muda menjadi usia produktif belum sempurna. Hal itulah yang kemudian menyebabkan pembengkakan jaminan sosial dan pensiunanan sehingga akan mendorong terjadinya stagnasi dalam perekonomian nasional karena tabungan dari usia produktif dialihkan sebagai dana talangan kedua hal tersebut.
Jika diperhatikan, bonus demografi akan menjadi pilar peningkatan produktifitas suatu Negara dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan SDM yang produktif dalam arti bahwa penduduk usia produktif tersebut benar-benar mampu menghasilkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi mereka dan memiliki tabungan yang dapat dimobilisasi menjadi investasi. Akan tetapi jika yang terjadi adalah sebaliknya, dimana penduduk usia produktif yang jumlah besar tidak terserap oleh lapangan pekerjaan yang tersedia dalam sebuah perekonomian, maka akan menjadi beban ekonomi karena penduduk usia produktif yang tidak memiliki pendapatan akan tetap menjadi beban bagi penduduk yang bekerja dan akan memicu terjadinya angka pengangguran yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Untuk memasuki tahun-tahun daripada puncak bonus demografi ini pemerintah mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Seperti yang dilansir dari Kominfo.go.id, bahwa Menteri Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Budaya yakni, Muhadjir Effendy dalam Kuliah Umum Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA yang dilaksanakan secara virtual dari Jakarta Pusat pada hari Sabtu, 05 Maret 2022. Beliau menyatakan bahwa pemerintah terus berusaha membekali kelompok usia produktif dengan keterampilan agar mampu mengembangkan potensi diri, baik sebagai pegawai ataupun pengusaha, hal ini ditujukan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul. Beliau juga mengatakan bahwa mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul dimulai dari memastikan kondisi kesehatan pranikah, investasi masa kehamilan, asupan gizi pada periode anak-anak sampai pendidikan dasar dan menengah. Beliau pun mengatakan bahwa pemerintah menyediakan program pelatihan kerja untuk mempersiapkan seseorang memasuki dunia kerja, dan agar dapat meningkatkan ataupun mendapatkan keterampilan yang baru (Kominfo, 2022).
ADVERTISEMENT
Peluang bonus demografi ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya karena hanya akan terjadi satu kali dan itu dapat terjadi apabila penduduk usia produktif benar-benar bisa berkarya dan berkiprah secara produktif. Sehingga diharapkan bonus demografi ini benar-benar dapat mendorong perekonomian Indonesia dimasa mendatang. Namun di sisi lain Indonesia saat ini menghadapi permasalahan serius ketenagakerjaan yakni masih besarnya angka pengangguran terdidik. Jumlah pengangguran terdidik setiap tahunnya dikhawatirkan akan terus bertambah karena jumlah lulusan perguruan tinggi juga terus bertambah, akan tetapi tidak semua lulusan perguruan tinggi dapat tertampung di dunia kerja, akibatnya akan mendorong terjadinya peningkatan jumlah pengangguran terdidik.
Lantas apa yang harus kita lakukan untuk memanfaatkan bonus demografi ini?
Sebagai generasi muda tentu saja kita harus ikut berperan dalam meningkatkan serta memajukan pembangunan nasional. Hal yang dapat kita lakukan yaitu meningkatkan hard skill dan soft skill agar bisa meningkatkan produktivitas dan ikut berpartisipasi penuh dalam mendorong perekonomian dan mencapai keunggulan demografis.
ADVERTISEMENT
Adanya bonus demografi ini tentu saja diharapkan dapat memberikan dampak yang baik terhadap negara ini terutama dalam perekonomian negara.
Sumber Rujukan:
Kominfo. (2022). Hadapi Bonus Demografi, Pemerintah Siapkan SDM Unggul. Diunduh pada 25 November 2022, dari https://www.kominfo.go.id/content/detail/40392/hadapi-bonus-demografi-pemerintah-siapkan-sdm-unggul/0/berita
Maryati, S. (2015). Dinamika Pengangguran Terdidik: Tantangan Menuju Bonus Demografi Di Indonesia. Economica, 3(2), 124–136. https://doi.org/10.22202/economica.2015.v3.i2.249