Konten dari Pengguna

Mengenal Parasocial Relationship yang Sering Dirasakan Oleh Para K-popers

Sofie Utami
Mahasiswa Psikologi
28 November 2024 16:36 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sofie Utami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi fans dari Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi fans dari Pexels.com
ADVERTISEMENT
Saat ini, tidak bisa dipungkiri bahwa kepopuleran budaya Korea Selatan amat sangat mendominasi dunia, seringkali kita menjumpai orang-orang yang mengaku bahwa dirinya adalah seorang K-popers atau penggemar musik pop dan budaya dari negeri ginseng tersebut baik di dunia nyata maupun di dunia maya.
ADVERTISEMENT
Para K-popers biasanya memiliki satu atau lebih idola yang digandrungi, terkadang, kita bisa melihat sebagian dari mereka melakukan usaha yang besar demi merealisasikan rasa cinta kepada sang idola; membeli album, merchandise, bahkan tiket konser yang mana dari semua itu memiliki kisaran harga yang kurang ramah di kantong. Selain itu, para K-popers juga kerap membanggakan idolanya dan menjadi garda terdepan ketika sosok idolanya sedang dilanda suatu masalah seakan mereka benar-benar memiliki hubungan dekat satu sama lain.
Bagi non K-popers mungkin bertanya-tanya terkait fenomena ini, tentang bagaimana bisa seseorang yang bahkan belum pernah tatap muka secara langsung memiliki rasa cinta dan kasih sayang yang begitu besar kepada sosok idolanya.
Fenomena seperti ini disebut Parasocial Relationship. Mari kita kupas lebih dalam terkait fenomena ini, siapa tahu ternyata kamu pernah atau saat ini tengah merasakan Parasocial Relationship.
ADVERTISEMENT

Apa itu Parasocial Relationship?

Dikutip dari artikel Psychology Today, Parasocial Relationship atau hubungan parasosial adalah hubungan sepihak di mana seseorang merasa memiliki rasa keterhubungan, keintiman, atau keakraban yang kuat dengan seseorang yang tidak terlalu mereka kenal, hal ini seringkali dirasakan oleh para penggemar selebritis, influencer, tokoh publik, karakter di suatu film, dan lain sebagainya.
Umumnya setiap orang pasti pernah setidaknya sekali seumur hidup merasakan Parasocial Relationship ini, hanya saja yang paling terlihat nyata di sekitar kita sekarang adalah para K-popers.

Bagaimana Parasocial Relationship bisa terjadi?

Sebenarnya terbentuknya hubungan parasosial ini sama saja seperti kita membangun hubungan di dunia nyata dengan pasangan atau sahabat, hal pertama yang terjadi tentunya proses perkenalan. Pada proses perkenalan ini sumbernya bisa dari mana saja, Namun umumnya para K-popers mengenal sosok idola mereka untuk yang pertama kalinya melalui media sosial, biasanya muncul lagu, berita, atau video pendek terkait sosok idola tersebut ketika mereka sedang menjelajah medsos; Tiktok, Instagram, Youtube, X, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
"Wah, member grup apa nih? kok ganteng,"
"Wih, lagu dari grup mana nih? kok enak banget,"
Seperti itulah gambarannya, semua berawal dari rasa penasaran. Hal ini disebut interaksi parasosial. Interaksi parasosial yang terjadi secara terus menerus akan mengantarkan kepada hubungan parasosial.
Menurut Psikolog Klinis, Dr.Borland dalam artikel Cleveland Clinic, hubungan parasosial bermula dari paparan berulang terhadap selebritis, tokoh publik, influencer dan lain sebagainya yang perlahan menimbulkan perasaan intim dan koneksi secara tidak langsung.

Jenis-Jenis Parasocial Relationship

Hubungan parasosial ini memiliki tiga jenis tingkatan. David Giles dan John Maltby (2006) melakukan penelitian dengan menggunakan alat ukur Celebrity Attitude Scale (CAS) yang sebelumnya telah dilakukan oleh McCutcheon pada 2002, beberapa di antaranya yakni:
ADVERTISEMENT

1. Entertainment-Social:

Pada tingkatan ini penggemar sadar bahwa sosok idolanya adalah figur hiburan saja, tidak ada perasaan emosional yang terlibat. Mereka kerap menikmati segala sesuatu yang disuguhkan oleh sang idola seperti konten video, perilisan lagu baru, dan lain sebagainya. Mereka juga sangat tertarik dan bersemangat ketika ada seseorang entah itu saudara atau teman yang membahas apa pun terkait sosok idolanya tersebut.

2. Intense-Personal:

Pada tingkatan ini, penggemar sudah mulai mengembangkan hubungan kedekatannya dengan sosok idola. Perasaan emosional dilibatkan dalam hal ini, mereka berusaha mengenal sang idola jauh lebih dalam dan menjadikannya role model atau sebagai motivasi untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
Contohnya, seorang fans memandang kerja keras para member Enhypen setiap mempersiapkan penampilan panggungnya sebagai dorongan agar dirinya juga turut berusaha keras saat mengerjakan segala sesuatu.
ADVERTISEMENT

3. Borderline Pathological:

Terakhir, tingkatan ini adalah yang paling ekstrem dan berbahaya. Penggemar sudah tidak dapat mengendalikan perasaannya lagi. Segala hal akan dirinya lakukan demi mendapatkan perhatian dari sosok idola, meskipun hal itu berbahaya dan merugikan. Dalam dunia K-pop, penggemar yang termasuk dalam jenis ini disebut sasaeng.
Ada banyak sekali contoh kasus dari para sasaeng ini, pada tahun 2006, seorang sasaeng wanita mencium Kim Jaejoong TVXQ yang saat itu tengah tidur di asramanya, lalu pada kasus lain, ada Taeyeon SNSD yang nyaris diculik oleh seorang pria tak dikenal saat sedang fokus perform di atas panggung, dan yang terjadi akhir-akhir ini, para sasaeng terpantau mengganggu dengan menelepon ke nomor pribadi sang idola yang sedang melangsungkan siaran langsung, hal ini kerap menimpa member BTS, NCT, Enhypen, dan masih banyak lagi.
ADVERTISEMENT

Dampak Parasocial Relationship

Sebenarnya bagaimana dampak dari hubungan parasosial ini entah itu baik atau buruk, sesuai dengan pandangan masing-masing. Ada penggemar yang merasa hal ini berdampak baik; Sang idola dianggap menjadi role model, penyemangat hidup, dan penghiburnya, lalu ada juga penggemar yang merasa hal ini berdampak buruk; Mencintai sang idola membuatnya berperilaku konsumtif dan boros, membuang waktu, dan lain sebagainya.
Sekarang sudah kenal, kan? dengan Parasocial Relationship? Apakah kamu pernah atau sedang merasakannya?