Konten dari Pengguna

Romantisme Pernikahan Tradisional: Pengantin Berkuda sebagai Warisan Nasional

Sofiyatul Hasanah
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Jember
14 Oktober 2024 17:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sofiyatul Hasanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah arus modernisasi yang semakin pesat, tradisi dalam upacara pernikahan masih memiliki tempat yang istimewa di hati masyarakat. Salah satu tradisi yang penuh makna dan memiliki nilai-nilai luhur adalah prosesi pengantin berkuda.
Dokumentasi Asli: Prosesi Pengantin Berkuda (Diambil oleh Sofiyatul Hasanah pada 01/08/2024)
Di daerah Madura tepatnya di Desa Mantajun, Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, prosesi pengantin berkuda masih tetap dilestarikan oleh masyarakat sekitar saat resepsi pernikahan. Saat pengantin berkuda menuju pelaminan bukan hanya memberikan pemandangan indah, tetapi juga sebuah simbol kehormatan terhadap warisan budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Kuda dalam prosesi ini berperan tidak hanya untuk mempercantik momen, tetapi juga membawa makna mendalam terkait identitas bangsa dan rasa cinta tanah air.
ADVERTISEMENT

Pengantin Berkuda: Simbol Kehormatan dan Keberanian

Sejak dahulu, kuda dikenal sebagai simbol kekuatan, keberanian, dan kehormatan. Dalam konteks pernikahan tradisional, ketika pengantin berkuda menuju pelaminan dianggap sebagai lambang kebesaran jiwa dan tanggung jawab dalam memulai kehidupan baru. Terutama bagi pengantin pria, berkuda melambangkan keberanian dalam menghadapi tantangan baru sebagai kepala keluarga. Sementara itu, pengantin wanita yang turut serta dalam prosesi ini mencerminkan kemuliaan dan penghormatan terhadap nilai-nilai luhur yang dipegang teguh oleh masyarakat sekitar.
Dalam kebudayaan di daerah Sumenep, prosesi ini juga diyakini sebagai doa untuk mendapatkan berkah dan perlindungan bagi kedua mempelai di sepanjang perjalanan hidup mereka. Melalui kuda sebagai pengantar, pengantin diibaratkan tengah "melangkah" dengan penuh kehormatan dan doa dari masyarakat sekitar, melewati pintu gerbang menuju kehidupan rumah tangga yang baru.
ADVERTISEMENT

Warisan Nasional: Melestarikan Tradisi Berkuda

Prosesi pengantin berkuda tidak hanya sekadar bagian dari pernikahan adat, tetapi juga warisan nasional yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia. Dalam kebudayaan tertentu seperti di Madura prosesi ini menjadi kebanggaan masyarakat karena merepresentasikan identitas kultural yang khas. Ketika pengantin melintasi jalan dengan menaiki kuda yang dihias indah, hal tersebut sekaligus mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan nenek moyang.
Pernikahan tradisional yang melibatkan kuda tidak hanya menciptakan suasana sakral dan megah, tetapi juga menjadi bentuk pernyataan kolektif bahwa masyarakat menghargai warisan mereka. Kuda, yang sejak zaman dahulu digunakan dalam berbagai upacara kerajaan dan upacara adat, menjadi simbol yang hidup dan berkelanjutan sebagai penghubung antara masa lalu, masa kini, dan masa depan. Pada saat prosesi pernikahan berkuda ini, masyarakat berbondong-bondong untuk melihat dan ikut serta dalam prosesi tersebut.
ADVERTISEMENT

Kuda sebagai Perantara dalam Prosesi

Dokumentasi Asli: Wujud Fisik Kuda dalam Prosesi Pengantin Berkuda (Diambil oleh Sofiyatul Hasanah pada 01/08/2024)
Dalam prosesi pernikahan, kuda bukan hanya sekadar alat transportasi, melainkan menjadi bagian penting dari adat itu sendiri. Dihiasi dengan kain dan ornamen berwarna-warni, kuda menambah keindahan visual dari prosesi. Dalam beberapa budaya, kuda yang dipilih untuk prosesi ini pun tidak sembarangan yaitu harus kuda yang gagah, sehat, dan dilatih dengan baik, sebagai lambang kemurnian dan kelayakan bagi kedua mempelai.

Melestarikan Tradisi untuk Masa Depan

Di tengah gempuran budaya modern, prosesi pengantin berkuda tetap memiliki tempat khusus dalam tradisi pernikahan di Indonesia. Kehadirannya tidak hanya memperkaya budaya lokal, tetapi juga menjadi bentuk penghargaan terhadap warisan nasional yang harus terus dijaga. Sehingga kita sebagai warga negara Indonesia belajar untuk mencintai dan menjaga warisan yang telah diberikan oleh nenek moyang. Ini adalah pengingat bahwa budaya adalah bagian dari identitas bangsa yang harus dipertahankan, dan kuda sebagai perantara dalam prosesi tersebut menjadi simbol kebanggaan yang tidak lekang oleh waktu.
ADVERTISEMENT