Otak vs Hati: Sebuah Pertengkaran yang Sulit untuk Dimenangkan

Bahtera Muhammad Persada
Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2022
Konten dari Pengguna
18 Februari 2024 18:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Bahtera Muhammad Persada tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sinkronisasi antara otak dan hati. Sumber: Vektor/depositphotos
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sinkronisasi antara otak dan hati. Sumber: Vektor/depositphotos
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejak awal peradaban manusia, perdebatan antara otak dan hati telah berkecamuk. Dua organ ini, bagaikan dua penasihat yang berlawanan, selalu berusaha menarik kita ke arah yang berbeda. Otak, dengan logika dan rasionalitasnya, mendorong kita untuk berpikir kritis dan membuat keputusan berdasarkan fakta. Hati, di sisi lain, dengan intuisi dan emosinya, mendorong kita untuk mengikuti kata hati dan bertindak berdasarkan perasaan.
ADVERTISEMENT
Pertempuran antara otak dan hati ini sering kali terlihat dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam hal percintaan, misalnya, hati mungkin mendorong kita untuk jatuh cinta dengan seseorang yang tidak cocok untuk kita, sementara otak memperingatkan kita tentang bahaya hubungan tersebut. Dalam hal pekerjaan, hati mungkin mendorong kita untuk mengikuti passion kita, sementara otak mengingatkan kita tentang tanggung jawab dan kebutuhan finansial.
Manakah yang lebih baik, otak atau hati? Jawabannya tidak sesederhana itu. Keduanya memiliki peran penting dalam kehidupan kita. Otak membantu kita untuk membuat keputusan yang rasional dan menghindari bahaya. Hati membantu kita untuk terhubung dengan orang lain dan merasakan kebahagiaan.
Tantangannya adalah menemukan keseimbangan antara keduanya. Kita tidak boleh hanya mengikuti logika dan mengabaikan perasaan, ataupun sebaliknya. Kita harus belajar untuk mendengarkan both otak dan hati, dan kemudian membuat keputusan yang terbaik untuk diri kita sendiri. Menemukan keseimbangan ini bukanlah hal yang mudah. Diperlukan latihan dan introspeksi untuk memahami apa yang benar-benar kita inginkan dalam hidup. Kita harus belajar untuk mempertanyakan pikiran dan perasaan kita, dan kemudian membuat keputusan yang selaras dengan nilai-nilai dan tujuan hidup kita.
ADVERTISEMENT
Dan pada akhirnya, tidak ada pemenang dalam pertempuran antara otak dan hati. Keduanya adalah bagian penting dari diri kita, dan kita harus belajar untuk hidup dengan harmoni dengan keduanya. Dengan mendengarkan both otak dan hati, kita dapat membuat keputusan yang terbaik untuk diri kita sendiri dan menjalani hidup yang bahagia dan fulfilling.
Apabila manusia di muka bumi ini mampu menjernihkan hatinya maka mereka akan mampu pula mengendalikan otaknya untuk selalu berjalan ke arah kebaikan sehingga otak tidak perlu lagi berdebat dengan hati. Oleh karena itu dalam melaksanakan sesuatu haruslah mengedepankan suara hati yang berpegang pada jalan kebenaran, jalan yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa yaitu suara hati yang terbebas dari paradigma dan belenggu. Sehingga akhirnya perdebatan antara hati dengan otak akan mencapai titik temu menuju satu tujuan yaitu berusaha di dunia fana ini dengan jalan kebenaran menuju alam selanjutnya guna memperoleh surga.
ADVERTISEMENT