Konten dari Pengguna

Menggali 'Harta Karun' Geothermal Indonesia untuk Masa Depan Energi Bersih​

SolarKita
SolarKita is a Smart Energy company.
16 April 2025 10:54 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SolarKita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menggali 'Harta Karun' Geothermal Indonesia untuk Masa Depan Energi Bersih​
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
1. Indonesia: Negeri dengan 'Harta Karun' Geothermal Dunia
Indonesia menyimpan cadangan panas bumi atau geothermal yang luar biasa besar, menjadikannya sebagai negara dengan potensi geothermal terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat. Menurut laporan CNBC Indonesia (2024), total potensi energi panas bumi Indonesia mencapai sekitar 24 gigawatt (GW), mencakup lebih dari 40% cadangan global.
ADVERTISEMENT
Potensi ini tersebar di berbagai titik vulkanik di sepanjang “Ring of Fire” atau Cincin Api Pasifik yang melewati Indonesia, menciptakan sumber daya panas bumi yang melimpah dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi dan Maluku. Cadangan ini adalah sumber energi terbarukan yang stabil, tidak tergantung cuaca, dan minim emisi karbon.
Namun, saat ini pemanfaatan panas bumi masih minim, baru sekitar 10% dari total potensi yang tersedia. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki ‘harta karun’ energi bersih yang belum digali secara maksimal.
2. Tantangan Pengembangan: Dari Risiko Eksplorasi hingga Regulasi
Meski memiliki potensi besar dan manfaat nyata, pengembangan energi panas bumi di Indonesia tidak mudah. Salah satu tantangan utama adalah biaya eksplorasi yang tinggi dan berisiko. Proses awal pengembangan panas bumi melibatkan eksplorasi bawah tanah yang kompleks dan mahal, dengan risiko bahwa lokasi pengeboran bisa saja tidak ekonomis untuk dikembangkan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ketidakpastian regulasi dan tumpang tindih izin antar instansi juga menjadi hambatan besar. Banyak proyek terhambat oleh panjangnya proses perizinan dan tidak sinkronnya kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah. Pelaku industri juga mengeluhkan kurangnya kepastian tarif dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang menjadi pembeli utama listrik dari PLTP.
Tak kalah penting adalah isu keterbatasan jaringan listrik di beberapa wilayah sumber geothermal, yang menyulitkan distribusi energi. Sehingga, meski potensinya besar, pengembangan harus dilakukan bersamaan dengan pembangunan infrastruktur jaringan listrik yang memadai.
3. Peran Pemerintah: Insentif dan Kolaborasi Internasional
Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen dalam mempercepat pengembangan energi panas bumi. Beberapa kebijakan telah dikeluarkan, seperti pemberian insentif fiskal, pembebasan pajak penghasilan (PPh) untuk kegiatan eksplorasi, serta pembebasan bea masuk untuk alat-alat pengeboran.
ADVERTISEMENT
Pemerintah juga aktif menawarkan proyek geothermal kepada investor asing. Dalam ajang COP 29, misalnya, Indonesia menawarkan 12 proyek panas bumi senilai Rp34 triliun kepada investor global, menunjukkan keinginan untuk mempercepat bauran energi terbarukan melalui partisipasi internasional.
Di sisi lain, perusahaan seperti Pertamina Geothermal Energy (PGE) juga menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan global seperti Masdar dan Chevron untuk mengembangkan proyek geothermal berskala besar. Kolaborasi ini tidak hanya membawa modal, tetapi juga teknologi dan manajemen risiko yang lebih canggih.
4. Geothermal sebagai Pilar Transisi Energi Nasional
Geothermal bukan hanya bagian dari bauran energi nasional, tapi bisa menjadi tulang punggung transisi energi Indonesia ke masa depan yang rendah karbon. Dengan target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025, panas bumi menjadi kunci karena kemampuannya menyuplai listrik stabil.
ADVERTISEMENT
Ke depannya, jika pengembangan geothermal dilakukan secara agresif dan terintegrasi, Indonesia bisa menjadi pemimpin energi bersih di kawasan Asia Tenggara. Selain mendukung ketahanan energi nasional, hal ini juga akan mendukung target penurunan emisi dalam Paris Agreement dan net-zero emission pada 2060.
5. Dampak Geothermal bagi Bumi dan Kehidupan
Pemanfaatan panas bumi tidak hanya memberikan pasokan listrik yang stabil, tapi juga berdampak besar pada kelestarian lingkungan, antara lain:
ADVERTISEMENT
Meski ada risiko seperti mikro-gempa atau penurunan tekanan reservoir, hal ini bisa diminimalkan melalui teknologi dan pengawasan lingkungan yang ketat.
Relevansi Geothermal dan PLTS Atap: Dua Kekuatan Energi Masa Kini
Di era transisi energi, geothermal dan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) atap bukanlah dua jalan berbeda. Justru, keduanya berjalan berdampingan, saling melengkapi, dan memperkuat sistem kelistrikan nasional:
Perbedaan Geothermal dan PLTS Atap
Dengan kombinasi ini, Indonesia bisa memiliki sistem energi yang tangguh, fleksibel, dan rendah emisi.
Sektor yang Cocok untuk Geothermal dan PLTS Atap
Geothermal sangat cocok untuk:
PLTS atap cocok digunakan oleh:
ADVERTISEMENT
Ingin Mulai Pakai PLTS Atap? Konsultasi Gratis Sekarang!
PLTS atap adalah solusi energi mandiri yang hemat biaya dan ramah lingkungan. Kamu bisa mulai beralih ke energi surya tanpa repot, cukup konsultasi dengan para ahli di: www.solarkita.com
Dapatkan info teknis, simulasi biaya, hingga insentif pemerintah terkini – gratis!
Selain itu, bisa kita lihat bersama-sama bahwasannya Indonesia memiliki dua senjata utama untuk membangun masa depan energi yang bersih dan berdaulat: panas bumi dan tenaga surya. Dengan komitmen kebijakan yang tepat, kolaborasi antar sektor, dan dukungan masyarakat, kita bisa menjadikan “harta karun” ini sebagai pilar utama menuju Indonesia bebas emisi dan mandiri energi.
ADVERTISEMENT
Ayo jadi bagian dari perubahan. Mulai dari rumah kita sendiri.