Pemanfaatan Energi Terbarukan di Indonesia Sudah ada di Depan Mata

SolarKita
SolarKita is a Smart Energy company.
Konten dari Pengguna
12 November 2019 14:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SolarKita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Semakin hari, penduduk Indonesia semakin bertambah. Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan pada tahun 2020, Indonesia akan memiliki penduduk sebanyak kurang-lebih 273 juta jiwa. Semakin banyaknya penduduk yang ada, maka semakin tinggi permintaan terhadap kebutuhan energi nasional. Sementara, ketersediaan sumber energi pun semakin hari semakin menipis, terutama sumber energi fosil yang masih menjadi andalan untuk pengaliran listrik di seluruh negeri.
ADVERTISEMENT
Untuk menghadapi kondisi ini dan mencegah terjadinya krisis energi masa depan, pemanfaatan energi terbarukan seperti air, matahari, uap bahkan angin harus dimaksimalkan. Beruntungnya, dalam beberapa waktu terakhir pemerintah yang bekerja sama dengan berbagai perusahaan pun terus mengadakan proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik dengan sumber energi terbarukan di beberapa titik.
Pengembangan PLTS di Bali
Seperti yang terjadi di Bali, PLN telah mengidentifikasi adanya potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang disesuaikan dengan kebutuhan listrik di Provinsi. Ada beberapa PLTS yang menjadi target pengembangan, di antaranya adalah PLTS Negara, PLTS Amlapura dan PLTS Kubu yang memiliki kapasitas masing-masing 100 MW.
Sebagai negara yang beriklim tropis yang berada tepat di garis khatulistiwa, jelas Indonesia adalah negara yang mendapatkan sinar matahari yang cukup sepanjang tahunnya. Hal ini merupakan berkah tersendiri dan tidak boleh disia-siakan begitu saja. Berdasarkan hasil penelitian Asian Development Bank, menunjukkan bahwa Bali memiliki radiasi solar sekitar 1.490-1.776 kWh/m2/tahun. Jika dibandingkan dengan Eropa yang hanya 900 kWh/m2/tahun, satu Pulau Bali saja telah melebihi kelayakan proyek energi surya.
ADVERTISEMENT
Dengan menggunakan sistem pemodelan pemetaan, dapat diketahui juga bahwa potensi energi tenaga surya di Provinsi Bali bisa mencapai 113.436,5 GWh per tahun. Angka ini akan melebihi permintaan energi penduduknya pada tahun 2027 yaitu hanya 10 persennya atau sekitar 10.014 GWh per tahun.
Di samping itu, energi tenaga surya yang ramah lingkungan dan bersih ini pun memiliki potensi tertinggi di Bali. Bahkan persentasenya mencapai 98 persen dari total potensi energi bersih lainnya yang ada. Dimana ada dua kabupaten yang paling potensial yaitu Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Klungkung yang memiliki persentase 52 persen dari total energi surya di Bali dengan kapasitasnya yang mencapai 59.000 GWh per tahun.
Pengembangan PLTA, PLTBM, PLTB di Aceh
ADVERTISEMENT
Provinsi paling barat Indonesia yaitu Aceh menjadi provinsi lainnya yang kaya akan energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan secara maksimal. Tidak hanya satu jenis energi terbarukan yang sedang dikembangkan di Negeri Rencong tersebut tapi sekaligus tiga bidang energi terbarukan, yaitu tenaga air, tenaga biomassa dan tenaga bayu atau angin.
Pembangkit Listrik Tenaga Air
Kekayaan alam Indonesia yang terdapat di Aceh tidak dapat dipungkiri. Salah satunya adalah Sungai Alas-Singkil yang melintang mulai dari Kabupaten Gayo Lues, Aceh Tenggara, Aceh Singkil dan Kota Subulussalam sampai menembus Provinsi Sumatera Utara dan berakhir di Samudera Hindia, yang merupakan sungai terpanjang di provinsi ini. Diketahui bahwa sungai ini memiliki luas sampai 10.090,13 km2 dengan potensi air rata-rata 17-18 L/dt/km2 dan curah hujan yang tinggi mencapai 3.000-4.500 mm.
ADVERTISEMENT
Dengan potensi yang dimiliki oleh Sungai Alas-Singkil, kemudian menjadikannya salah satu lokasi untuk didirikan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Desa Pasir Belo, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam. PLTA akan dibangun dengan kapasitas 126 MW oleh PT. Atmo Daya Energi [Adein], PT. Hyundai Engineering, dan Saman Corporation. Dimana energi akan dapat dihasilkan hanya jika Sungai Alas-Singkil dibendung dan air yang mengalir padanya dijadikan energi penggerak turbin pada pembangkit demi menghasilkan pasokan listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
Selain air, Aceh juga dijadikan salah satu tempat yang direncanakan untuk dibangun pembangkit listrik tenaga biomassa di Pulau Simeulue. Pulai ini dipilih karena adanya pengembangan tanaman kaliandra yang dapat menjadi sumber energi listrik dengan kekuatan sampai dengan 3 MW.
ADVERTISEMENT
Untuk pembangunan PLTBM ini, sebuah perusahaan asal Perancis, Akuo Energy telah melakukan studi fisibilitas di lokasi tersebut. Direncanakan pada tahun 2021, PLTBM ini akan mulai beroperasi.
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
Sementara untuk pemanfaatan energi terbarukan, bayu atau angin di Provinsi Aceh, pemerintah telah mendapatkan investasi dari sebuah perusahaan asal Turki yang bernama Egeres Enerji. Egeres Enerji berencana untuk membuat pembangkit listrik tenaga angin ini di lapangan sekitar area pesisir Banda Aceh dan juga sebagian Aceh Besar.
Egeres Enerji sendiri merupakan perusahaan asing pertama yang berinvestasi untuk pembangkit listrik tenaga angin untuk Provinsi Aceh. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah menyambutnya dengan sangat baik. Terlebih, perusahaan ini pun sebelumnya telah melakukan kerja sama bersama dengan PLN untuk membangun pembangkit listrik tenaga angin lainnya di kawasan Garut, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Sementara, masalah pasokan listrik sendiri menjadi sebuah masalah tersendiri untuk Aceh karena beban listrik yang belum dapat dipenuhi. Oleh karena itu, kekurangan kebutuhan listrik di Aceh selama ini masih didapatkan dari provinsi tetangga, Sumatera Selatan. Hal ini disebabkan oleh beban puncak listrik di wilayah Aceh sendiri telah mencapai angka 390 MW pada malam hari. Sementara, pembangkit lokal hanya memiliki beban puncak sekitar 80 MW.
Ini pula yang menyebabkan PLN Wilayah Aceh menambah pembangunan pembangkit listrik di Aceh, diantaranya adalah pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) Arun dengan kapasitas 250 MW, PLTU Nagan Raya 220 MW dan PLTA Peusangan dengan kapasitas 88 MW yang akan beroperasi pada tahun 2022.
PLTA Peusangan dibangun oleh perusahaan Korea, Hyundai yang bekerja sama dengan BUMN PP. Ia terdiri dari dua pembangkit, yang berada di dalam tanah dan di atas tanah. Air yang digunakan untuk menggunakan turbin adalah yang berasal dari Danau Laut Tawar yang diambil melalui Sungai Peusangan.
ADVERTISEMENT
Dengan beberapa contoh pembangunan pembangkit listrik tenaga di dua provinsi di Indonesia ini menunjukkan bahwa pemanfaatan energi terbarukan ini hanya menghitung waktu untuk dapat dimanfaatkan. Energi terbarukan akan terasa manfaatnya sebentar lagi, tepat di depan mata kita. Sudah siapkah, Anda?
Penulis SolarKita: Zakia Liland Fajriani